SIKAP SEORANG MUSLIM DALAM MENGHADAPI MASALAH.
Seorang mukmin dengan ketakwaannya kepada Allah Ta’ala, memiliki
kebahagiaan yang hakiki dalam hatinya, sehingga masalah apapun yang
dihadapinya di dunia ini tidak akan membuatnya mengeluh atau stres,
apalagi berputus asa. Hal ini disebabkan keimanannya yang kuat kepada
Allah Ta’ala membuat dia yakin bahwa apapun ketetapan yang Allah Ta’ala
berlakukan untuk dirinya maka itulah yang terbaik baginya.
Dengan keyakinannya ini pula Allah Ta’ala akan memberikan balasan
kebaikan baginya berupa ketenangan dan ketabahan dalam jiwanya.
Inilah yang dinyatakan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya:
Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang), kecuali denga
izin Allah; barang siapa yang beriman kepada Allâh, niscaya Dia akan
memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allâh Maha Mengetahui segala
sesuatu. (QS. At-Taghabun: 11)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah
berkata: “Maknanya: seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini
bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allah Ta’ala,
kemudian dia bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allah
Ta’ala), disertai (perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allah
Ta’ala tersebut, maka Allah Ta’ala akan memberikan petunjuk ke (dalam)
hatinya dan menggantikan musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk
dan keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan bisa jadi Allah Ta’ala
akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan sesuatu yang lebih baik
baginya.” (Tafsir Ibnu Katsir 8/137)
Inilah sikap seorang
mukmin yang benar dalam menghadapi musibah yang menimpanya. Meskipun
Allah Ta’ala dengan hikmah-Nya yang Maha Sempurna telah menetapkan bahwa
musibah itu akan menimpa semua manusia, baik orang yang beriman maupun
orang kafir, akan tetapi orang yang beriman memiliki keistimewaan yang
tidak dimiliki oleh orang kafir, yaitu ketabahan dan pengharapan pahala
dari Allah Ta’ala dalam menghadapi musibah tersebut. Dan tentu saja
semua ini akan semakin meringankan beratnya musibah tersebut bagi
seorang mukmin.
Sesungguhnya semua (musibah) yang menimpa
orang-orang yang beriman dalam (menjalankan agama) Allah Ta’ala
senantiasa disertai dengan sikap ridha dan ihtisab (mengharapkan pahala
dari-Nya). Kalaupun sikap ridha tidak mereka miliki maka pegangan mereka
adalah sikap sabar dan ihtisab. Ini (semua) akan meringankan beratnya
beban musibah tersebut. Karena, setiap kali mereka menyaksikan
(mengingat) balasan (kebaikan) tersebut, akan terasa ringan bagi mereka
menghadapi kesusahan dan musibah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar