Kamis, 18 April 2013

Malam Nishfu Sya'ban

Malam Nishfu Sya'ban atau bahkan seluruh bulan Sya'ban sekalipun adalah saat yang tepat bagi seorang muslim untuk sesegera mungkin melakukan kebaikan. Malam itu adalah saat yang utama dan penuh berkah, maka selayaknya seorang muslim memperbanyak aneka ragam amal kebaikan. Do'a adalah pembuka kelapangan dan kunci keberhasilan, maka sungguh tepat bila malam itu umat Islam menyibukkan dirinya dengan berdo'a kepada Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Do'a adalah senjatanya seorang mukmin, tiangnya agama dan cahayanya langit dan bumi. (HR.Hakim)"
Nabi Muhammad juga bersabda:
"Seorang mukmin yang berdo'a selama tidak berupa sesuatu yang berdosa dan memutus famili, niscaya Allah SWT menganugerahkan salah satu dari ke tiga hal. Pertama, Allah akan mengabulkan do'anya didunia. Kedua, Allah baru akan mengabulkan do'anya di akherat kelak. Ketiga, Allah akan menghindarkannya dari kejelekan lain yang serupa dengan isi do'anya. (HR.Ahmad dan Barraz)"

Tidak ada tuntunan langsung dari Rasulullah tentang do'a yang khusus dibaca pada malam Nishfu Sya'ban. Begitu pula tidak ada petunjuk tentang jumlah bilangan sholat pada malam itu. Siapa yang membaca Al Quran, berdo'a, bersedekah dan beribadah yang lain sesuai dengan kemampuannya, maka dia termasuk orang yang telah menghidupkan malam Nishfu Sya'ban dan ia akan mendapatkan pahala sebagai balasannya.

Adapun kebiasaan yang berlaku di masyarakat, yaitu membaca Surah Yasin 3X dengan berbagai tujuan. yang pertama dengan tujuan memperoleh umur panjang dan diberi pertolongan dapat selalu taat kepada Allah. Kedua, bertujuan mendapat perlindungan dari mara bahaya dan memperoleh keluasan rizki. Dan ketiga, memperoleh khusnul khotimah (mati dalam keadaan beriman), itu juga tidak ada yang melarang, meskipun ada beberapa kelompok yang memandang hal ini sebagai langkah yang salah dan batil.

Dalam hal ini yang patut mendapat perhatian kita adalah beredarnya tuntunan-tuntunan Nabi tentang sholat di malam Nishfu Sya'ban yang sejatinya semua itu tidak berasal dari beliau. Tidak berdasar dan bohong belaka. Salah satunya adalah sebuah riwayat dari Sayyidina Ali:
"Bahwa saya melihat Rasulullah pada malam Nishfu Sya'ban melakukan sholat 14 raka'at, setelahnya membaca Surah Al-Fatihah (14X), Surah Al-Ikhlas (14X), Surah Al-Falaq (14X), Surah Annas (14X), ayat kursi (1X) dan satu ayat terakhir Surah At-Taubah (1X).

Setelahnya saya bertanya kepada baginda Nabi tentang apa yang dikerjakannya. Beliau menjawab:
"Barang siapa yang melakukan apa yang telah kamu saksikan tadi, maka dia akan mendapatkan pahala 20X haji mabrur, puasa 20 tahun dan jika pada saat itu dia berpuasa, maka ia seperti berpuasa 2 tahun, 1 tahun yang lalu dan setahun yang akan datang."
Dan masih banyak lagi hadist-hadist palsu lainnya yang beredar di tengah-tengah kaum muslimin.

Para ulama menmai malam Nishfu Sya'ban dengan beragam nama. Banyak nama-nama ini mengindikasikan kemuliaan malam tersebut:

Lailatul Mubarokah (malam yang penuh berkah).
Lailatul Qismah (malam pembagian rizki).
Lailatul Takfir (malam pelebur dosa).
Lailatul Ijabah (malam dikabulkannya do'a).
Lailatul Hayah Walailatu 'Idil malaikah (malam hari rayanya malaikat).
Lailatus Syafa'ah (malam syafa'at).
Lailatul Baro'ah (malam pembebasan) dan masih banyak nama-nama yang lain.

Keistimewaan dan kemuliaan bulan Sya'ban terletak pada pertengahannya, sehingga disebut dengan Nishfu Sya'ban. Nishfu artinya setengah atau seperdua dan Sya'ban sebagaimana disebut pada awal tulisan ini adalah bulan ke-8 dari tahun Hijrah. Nishfu Sya'ban secara harfiah berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya'ban atau tanggal 15 Sya'ban. Kata Sya'ban sendiri adalah istilah bahasa arab yang berasal dari kata Syi'ab yang artinya jalan diatas gunung.

Sehubungan dengan hal itu Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pengakuan Aisyah lam yakunin Nabiyi sha mim yashumum aksara min sya'baana finnahu kaana yashumuhu kulluhu kaana yashumuhu illa qalilan. Maksud Aisyah dalam periwayatan ini bahwa Nabi Muhammad paling banyak berpuasa pada bulan Sya'ban. Lebih jauh dari itu pada malam Nishfu Sya'ban, Allah SWT menurunkan berbagai kebaikan kepada hambanya yang berbuat baik pada malam tersebut. Kebaikan-kebaikan itu berupa syafa'at (pertolongan), maghfirah (ampunan) dan itqun min azab (pembebasan dari siksaan). Oleh karena itu malam Nishfu Sya'ban diberi nama yang berbeda sesuai dengan penekanan kebaikan yang dikandungnya. Imam Al-Ghazali mengistilahkan malam Nishfu Sya'ban sebagai malam syafa'at karena menurutnya, pada malam ke-13 bulan Sya'ban, Allah SWT memberikan seperti 3 syafa'at kepada hambanya. Lalu pada malam ke-14, seluruh syafa'at itu diberikan secara penuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar