BACAAN YANG DISUNNAHKAN UNTUK ORANG MATI, BUKAN "RIP" & BUKAN PULA "ALMARHUM"
Diantara
doa yang dibaca oleh panutan kita Rasulullah shallallahu'alaihi wa
sallam adalah ketika meninggalnya sahabat Abu Salamah radhiyallahu'anhu,
beliau membaca,
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لأَبِى سَلَمَةَ وَارْفَعْ
دَرَجَتَهُ فِى الْمَهْدِيِّين وَاخْلُفْهُ فِى عَقِبِهِ فِى الْغَابِرِينَ
وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ وَافْسَحْ لَهُ فِى
قَبْرِهِ وَنَوِّرْ لَهُ فِيهِ
“Ya Allah ampunilah Abu Salamah, angkatlah derajatnya di tengah
orang-orang yang mendapatkan hidayah, gantikanlah sepeninggalnya untuk
orang-orang yang ia tinggalkan, ampunilah kami dan dia wahai Rabbal
‘aalamiin, luaskanlah kuburannya dan terangilah dia padanya.” [HR.
Muslim dari Ummu Salamah radhiyallahu’anha]
• Boleh membaca istirja' (Innaa liLlaahi wa innaa ilaihi rooji'un) & mendoakan si mayyit agar diampuni & dirahmati.
• Tidak ada dalil yang shahih membacakan Al-Fatihah, Yasin dan surat-surat lainnya. Adanya hadits-hadits lemah & palsu.
• Ucapan "RIP" tidak boleh karena itu kebiasaan orang kafir. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّه بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia bagian dari mereka.”
[HR. Abu Daud dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu’anhuma, Al-Irwa’: 1269]
• Makna RIP (Beristirahatlah dalam damai) dan almarhum (yang dirahmati)
tidak boleh dipastikan, sebab kita tidak tahu kondisi orang yang mati
itu, apakah ia mendapat nikmat atau azab kubur. Dan setelah hari
kebangkitannya, kita juga tidak tahu apakah ia termasuk penghuni surga
atau neraka. Kecuali ada dalil yang memastikannya seperti Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam & Khulafaaur Rasyidin pasti masuk
surga. Adapun jika tidak ada dalilnya maka hanya Allah ta'ala yang tahu
keadaannya, dirahmati atau diazab.
• Ucapan yang lebih tepat bukan "almarhum" tapi "rahimahullah" artinya: Semoga Allah merahmatinya.
• Tidak ada dalil yang shahih membacakan Al-Fatihah, Yasin dan surat-surat lainnya. Adanya hadits-hadits lemah & palsu.
BalasHapus...............................kasihan !!!! sebagai umat Rasulullah yang hidup jauh dari generasi Rasul sahabat tabiin tabiit ulama generasi ahir berani meyakinkan diri bahwa dalil ini palsu atau hadis ini lemah...........wahai saudaraku seiman Allah telah meridhoi ulama terdahulu untuk menebarkan ilmu agama ,baik hadis dalil hyjjah.......untuk kita pakai dan pelajari,,,bila cocok dengan pribadi kita dan lingkungan kita yaa kita pakai dan amalkan............berarti kita menghargai pendahulu kita.,karena keilmuan mereka tidak bisa kita samakan dengan keilmuan ulama dijaman kita sekarang ini........masalah dalil ini atau hadis itu palsu lemah dan dipakai oleh sebagian saudara kita emang bermasalah bagi Allah............amalan masing masing kita tergantung Niat (terkait hadis lemah dan palsu diatas lo) misal baca Fatiha dan tahlil...apa jeleknya dan apa ruginya bagi Allah...........Allah maha tahu niat tersembunyi dihati Hambanya ........
Mari kita saling memberi nasehat , saling mengingatkan dan jangan pernah lesu, capek dan berat hati. semoga kita semua diberi jalan khikmah dan berrfikir ilmiah menurut Al-Qur'an dan As-sunnah.
BalasHapusApapun yg dijalankan saudara² dan meyaqini bahwa itu bermanfaat berarti sesuai dg "Aku (Alloh) sesuai dengan praduga hambaKu.." (hadis qudsi)
BalasHapus