بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Agama memang seringkali menjadi salah
satu faktor pemicu timbulnya kerusuhan, diperlukan upaya untuk mereduksi
atau mengeliminasi kerusuhan yang bersumber dari agama seperti
dilakukannya dialog antaragama agar saling pengertian menuju perdamian,”
kata Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X , dalam simposium Road to
Global Interfaith Harmony, Anand Ashram Foundation di Pendopo Agung
Taman Siswa Jogja.
Namun demikian adanya kerusuhan
yang memang berakar dari isu agama haruslah disadari bahwa hal tersebut
tidaklah terlepas dari hidup dan atau kehidupan beragama, perbedaan yang
seharusnya justru menjadi jembatan kultural yang bisa memberikan
kenyamanan bagi setiap umat dan masyarakat berubah menjadi sebuah
pertikaian yang seolah harus dimenangkan oleh masing - masing individu
pemeluk agama, karena itu antar agama diperlukan dialog agar tidak
menjadikan agama menjadi sumber kekerasan
Menurut Sultan, agama seperti
pedang bermata dua. Di satu sisi mengajak umat untuk membawa kedamaian,
tapi di satu sisi lain semacam “trigger” munculnya kekerasan. Perlu
disadari bahwa untuk rekonsiliasi ini tidak langsung dialog antar agama.
Dalam satu agama pun diperlukan diskusi karena dalam satu keyakinan ada
beda pendapat.
Dengan kehidupan beragama,
manusia seakan berada di ruang sempit dan tertekan. Pluralistik bukan
menjadi ajang menimbulkan kekerasan tetapi kedamaian. Seperti yang
dijelaskan dalam Al quran, perbedaan juga tertuang dalam kitab suci umat
Muslim bahwa ''Bagimu Agamamu dan Bagiku Agamaku" pun demikian "Bagimu
amalan kamu serta bagiku amalanku''
Simposium sekaligus memperingati
Hari Bhakti Bagi Ibu Pertiwi ini, menurut Sultan, menjadi kesempatan
yang baik untuk kerukunan antar umat beragama dan kebebasan berkeyakinan yang
sangat mendesak saat ini.
Perdebatan konyol dan peperangan
konyol serta perselisihan konyol ini tidak akan pernah berhenti sampai
hari kiamat , selagi masih ada kedengkian dan bisikan syeithan. memang
sudah begitu kehendak Allaah bagi mereka yang banyak menentang ayat -
ayat Nya.
Bukannya begitu .... ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar