INTI DAKWAH Para Nabi dan Rasul
ditulis oleh : Abu Hafsh As Samawi
Bismillah...
Firman ALLAH tntang INTI DAKWAH para Nabi dan Rasul :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ -
'' Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (
untuk menyerukan ), ' Sembahlah Allah ( saja ), dan jauhilah thaghut itu
''...
ALLAH juga berfirman :
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلاَّ نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدُونِ
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami
wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Ilah (yang haq) melainkan Aku, maka
sembahlah Aku olehmu sekalian.” ( Al-Anbiya: 25 )...
Juga brfirman :
فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ
بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىَ لاَ انفِصَامَ لَهَا وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang
tidak akan putus. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (Al
Baqarah: 256).
Maka menjelaskan hal ini adalah yg paling
dbutuhkan oleh ummat, karena hanya dengan mmahami hal inilah ummat dapat
merealisasikan Syahadatnya. Dan hanya degan inilah Mereka berada dalam
KEMURNIAN LAA ILAHA ILLALLAH.
Baiklah, insya ALLAH Ana sampaikan sedikit apa yg Ana fahami.
Kufur Kepada Thaghut Dan Iman Kepada Allah.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
﴿ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ
بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىَ لاَ انفِصَامَ لَهَا وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴾
“Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang
tidak akan putus. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (Al
Baqarah: 256).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
( أي
من خلع الأنداد والأوثان وما يدعو إليه الشيطان من عبادة كل ما يعبد من دون
الله، ووحد الله فعبده وحده وشهد ألا إله إلا الله ﴿ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ
بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىَ لاَ انفِصَامَ لَهَا ﴾ أي فقد ثبت في أمره
واستقام على الطريقة المثلى والصراط المستقيم )
“Yaitu
barangsiapa berlepas diri dari andad (tandingan-tandingan yang
diibadati), autsan (berhala) dan apa yang diajakkan oleh syaithan berupa
peribadatan kepada selain Allah, dan dia mentauhidkan Allah, di mana
dia hanya beribadah kepada-Nya dan dia bersaksi bahwa tidak ada ilah
yang berhak diibadati selain Allah “maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus” yaitu dia itu
telah tegap di atas perintah-Nya dan istiqamah di atas jalan yang benar
dan ash shirathil mustaqim.”[12]
1. Definisi Thaghut
(
والطاغوت مشتق من الطغيان وهو مجاوزة الحد، وقد فسرهُ السلف ببعض أفراده،
قال عمرُ بن الخطاب رضي الله عنه: الطاغوت الشيطان وقال جابر رضي الله عنه
الطواغيت كهانُ ُ كانت تنزل عليهم الشياطين رواهما ابن أبي حاتم وقال
مجاهد: الطاغوت الشيطان في صورة الإنسان يتحاكمون إليه وهو صاحب أمرهم،
وقال مالك: الطاغوت كل ما عبد من دون الله )
“Thaghut itu diambil
dari kata thughyan yaitu melampaui batas. Salaf telah menafsirkan
thaghut dengan sebagian individu-individunya, Umar Ibnul Khaththab
radliyallahu ‘anhu berkata: Thaghut adalah syaithan, Jabir radliyallahu
‘anhu berkata: Thawaghit itu adalah dukun-dukun yang mana
syaithan-syaithan turun mendatangi mereka,” dua atsar ini diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Hatim. Mujahid berkata: Thaghut adalah syaithan dalam
wujud orang yang mana manusia merujuk hukum kepadanya sedangkan dia itu
adalah pemimpin mereka. Malik berkata: Thaghut adalah setiap yang
diibadati selain Allah.”[13]
Ucapan Umar ini dikatakan oleh
Ibnu Katsir di dalam tafsirnya bahwa ia adalah ucapan Ibnu Abbas, Abul
‘Aliyah, Mujahid, ‘Atha, Ikrimah, Sa’id Ibnu Jubair, Asy Sya’biy, Al
Hasan, Adl Dlahhak dan Assuddiy, dan Ibnu Katsir berkata: Sesungguhnya
ia adalah kuat sekali, karena ia mencakup segala keburukan yang dianut
oleh orang-orang jahiliyyah berupa peribadatan kepada berhala,
bertahakum kepadanya dan meminta pertolongan dengannya.”[14]
Allah ta’ala berfirman:
﴿ أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُواْ بِمَا
أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَن
يَتَحَاكَمُواْ إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُواْ أَن يَكْفُرُواْ بِهِ
وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَن يُضِلَّهُمْ ضَلاَلاً بَعِيدًا ﴾
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah
beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang
diturunkan sebelum kamu? mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal
mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud
menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” (An Nisa:
60)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata setelah menuturkan sebagian makna-makna ayat itu:
( والآية أعم من ذلك كلهِ، فإنها ذامة لمن عدل عن الكتاب والسنة وتحاكم إلى ما سواهما من الباطل، وهو المراد بالطاغوت هنا… )
“Ayat ini lebih umum dari itu semuanya, karena sesungguhnya ayat ini
mencela orang yang berpaling dari Al Kitab dan Assunnah dan malah
bertahakum kepada selain keduanya yang merupakan kebatilan, dan ialah
yang dimaksud dengan thaghut di sini….”[15].
Dan firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:
﴿ الَّذِينَ آمَنُواْ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَالَّذِينَ
كَفَرُواْ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُواْ أَوْلِيَاء
الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا ﴾
“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang
kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan
syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.”
(An Nisa: 76).
Ath Thabari berkata:
( طاعة الشيطان وطريقه ومنهاجه الذي شرع لأوليائه من أهل الكفر بالله… )
“(yaitu) taat kepada syaitan, jalannya dan manhajnya yang dia
syari’atkan bagi wali-walinya dari kalangan orang-orang yang kafir
kepada Allah….”[16].
2. Macam-Macam Thaghut
Walaupun
para thaghut itu banyak, akan tetapi ia kembali kepada tiga yang telah
disebutkan oleh Syaikh Sulaiman Ibnu Sahman, beliau berkata:
( الطاغوت ثلاثة أنواع طاغوت حكم وطاغوت عبادة وطاغوت طاعة ومتابعة )
“Thaghut itu ada tiga macam, thaghut hukum, thaghut ibadah, serta thaghut tha’at dan mutaba’ah.”[17]
Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:
( الطاغوت: كل ما تجاوز به العبد حده من معبود أو متبوع أو مطاع، فطاغوت
كل قوم من يتحاكمون إليه غير الله ورسوله أو يعبدونه من دون الله أو
يتبعونه على غير بصيرة من الله، أو يطيعونه فيما لا يعلمون أنه طاعة لله ،
فهذه طواغيت العالم، إذا تأملتها وتأملت أحوال الناس معها، رأيت أكثرهم
عدلوا عن عبادة الله إلى عبادة الطاغوت وعن التحاكم إلى الله والرسول إلى
التحاكم إلى الطاغوت وعن طاعته ومتابعة رسوله ص إلى طاعة الطاغوت ومتابعته )
“Thaghut adalah segala yang dilampaui batasnya oleh si hamba, baik itu
yang diibadati ataupun yang diikuti ataupun yang ditaati, maka thaghut
setiap kaum adalah orang yang mana mereka merujuk hukum kepadanya selain
Allah dan Rasul-Nya, atau yang mereka ibadati selain Allah, atau yang
mereka ikuti di atas selain petunjuk dari Allah, atau yang mereka taati
di dalam apa yang mereka tidak ketahui bahwa itu adalah ketaatan kepada
Allah; ini adalah thaghut-thaghut di dunia, jika memperhatikannya dan
memperhatikan keadaan manusia bersamanya tentu engkau melihat mayoritas
mereka telah berpaling dari peribadatan kepada Allah (ibadatullah)
terhadap peribadatan kepada thaghut (ibadatuththaghut), dan dari
ketaatan kepada-Nya serta ittiba kepada Rasul-Nya terhadap ketaatan dan
ittiba kepada thaghut.”[18].
3. Keterjagaan darah Dan Harta
Adalah Dengan Peribadatan Hanya Kepada Allah dan Kufur Terhadap Segala
yang Diibadati Selain Allah
Muslim telah meriwayatkan (23) dari
hadits Abu Malik dari ayahnya, berkata: Saya mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
( من قال لا إله إلا الله وكفر بما يعبد من دون الله حرم ماله ودمه وحسابه على الله )
”Barangsiapa mengucapkan Laa ilaaha illallaah dan dia ingkar terhadap
segala sesuatu yang diibadati selain Allah, maka terjagalah harta dan
darahnya, sedangkan perhitungannya adalah kepada Allah.”[19]
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata tentang Laa ilaaha illallaah:
( … ومعلوم أن عصمة المال والدم على الإطلاق لم تحصل إلا بها وبالقيام
بحقها، وكذلك النجاة من العذاب على الإطلاق لم تحصل إلا بها وبحقها)
”…..Dan sudah maklum bahwa keterjagaan harta dan darah secara total itu
tidak terealisasi kecuali dengannya dan dengan menegakkan haknya, dan
begitu juga keselamatan dari adzab secara total tidak terealisasi
kecuali dengannya dan dengan menegakkan haknya.”[20]...
Catatan :
[12] Tafsir Ibnu Katsir 1/311.
[13] Taisirul ‘Azizil Hamid hal: 50.
[14] Tafsir Ibnu Katsir 1/311
[15] Tafsir Ibnu Katsir 1/519.
[16] Tafsir Ath Thabari 5/169.
[17] Ad Durar Assaniyyah 8/272.
[18] I’lamul Muwaqqi’in 1/50.
[19] Muslim 23.
[20] At Tibyan Fi Aqsamil Qur’an hal: 43.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar