Minggu, 03 Maret 2013

Siapa Paling Jelek?

Ada suatu kisah, seorang santri yang menuntut ilmu pada seorang Kyai. Bertahun-tahun telah ia lewati hingga sampai pada suatu ujian terakhir. Ia menghadap Kyai untuk ujian tersebut.

"Hai Fulan, kau telah menempuh semua tahapan belajar dan tinggal satu ujian, kalau kamu bisa menjawab berarti kamu lulus." kata Kyai.

"Baik Pak Kyai, apa pertanyaannya?"

"Kamu cari orang atau makhluk yang lebih jelek dari kamu, kamu aku beri waktu tiga hari."

Akhirnya santri tersebut meninggalkan pondok untuk melaksanakan tugas dan mencari jawaban atas pertanyaan Kyainya. Hari pertama, sang santri bertemu dengan seorang pemabuk berat, yang bisa dikatakan hampir setiap hari mabuk-mabukan.

Santri berkata dalam hati, "Inilah orang yang lebih jelek dari saya. Aku telah beribadah puluhan tahun sedang dia mabukan-mabukan terus."

Tetapi sesampainya di rumah, timbul pikirannya, "Belum tentu, sekarang dia mabuk-mabukan. Siapa tahu pada akhir hayatnya Allah memberi hidayah dan dia khusnul khatimah. Dan aku sekarang baik banyak ibadah tetapi pada akhir hayat dikehendak Suul Khatimah, bagaimana? Dia belum tentu lebih jelek dari saya.."

Hari ke dua, santri jalan keluar rumah dan bertemu dengan seekor anjing yang menjijikan. Sudah bulunya kusut, kudisan dan sebagainya. Santri bergumam dalam hati, "Ketemu sekarang yang lebih jelek dari aku. Anjing ini sudah haram dimakan, kudisan, jelek lagi."

Santri gembira karena telah dapat jawaban atas pertanyaan gurunya. Waktu akan tidur setelah shalat Isya, dia merenung, "Anjing itu kalau mati, habis perkara dia. Dia tidak dimintai tanggung jawab atas perbuatannya oleh Allah, sedangkan aku akan dimintai pertanggung jawaban yang sangat berat. Yang kalau aku berbuat banyak dosa akan masuk neraka. Aku tidak lebih baik dari anjing itu."

Hari ke tiga, akhirnya santri menghadap Kyai. Kyai bertanya, "Sudah dapat jawabannya, muridku?"

"Sudah guru." jawab santri, "ternyata orang paling jelek adalah saya guru."

Sang Kyai tersenyum, "Kamu aku nyatakan lulus."

PESAN MORAL:
Selama kita masih sama-sama hidup, kita tidak boleh sombong/merasa lebih baik dari orang/makhluk lain. Yang berhak sombong adalah Allah SWT. Karena kita tidak tahu bagaimana akhir hidup kita nanti. Dengan demikian, maka kita akam belajar berprasangka baik kepada orang/makhluk lain yang sama-sama ciptaan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar