KEADAAN KAUM MUSLIMIN KALA KELUARNYA DAJJAL
Ketika
Dajjal muncul, jumlah kaum muslimin amatlah banyak dan semakin
bertambah kuat.[‘Aqidah fii Dhoil Kitab wa Sunnah – Al Yaum Al Akhir,
hal. 226.] Namun mendekati keluarnya Dajjal, kaum muslimin ditimpa bala’
yang amat berat. Hujan tidak kunjung turun. Tanaman pun tidak tumbuh.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits,
وَإِنَّ قَبْلَ خُرُوجِ
الدَّجَّالِ ثَلاَثَ سَنَوَاتٍ شِدَادٍ يُصِيبُ النَّاسَ فِيهَا جُوعٌ
شَدِيدٌ يَأْمُرُ اللَّهُ السَّمَاءَ فِى السَّنَةِ الأُولَى أَنْ تَحْبِسَ
ثُلُثَ مَطَرِهَا وَيَأْمُرُ الأَرْضَ فَتَحْبِسُ ثُلُثَ نَبَاتِهَا ثُمَّ
يَأْمُرُ السَّمَاءَ فِى السَّنَةِ الثَّانِيَةِ فَتَحْبِسُ ثُلُثَىْ
مَطَرِهَا وَيَأْمُرُ الأَرْضَ فَتَحْبِسُ ثُلُثَىْ نَبَاتِهَا ثُمَّ
يَأْمُرُ اللَّهُ السَّمَاءَ فِى السَّنَةِ الثَّالِثَةِ فَتَحْبِسُ
مَطَرَهَا كُلَّهُ فَلاَ تَقْطُرُ قَطْرَةٌ وَيَأْمُرُ الأَرْضَ فَتَحْبِسُ
نَبَاتَهَا كُلَّهُ فَلاَ تُنْبِتُ خَضْرَاءَ فَلاَ تَبْقَى ذَاتُ ظِلْفٍ
إِلاَّ هَلَكَتْ إِلاَّ مَا شَاءَ اللَّهُ
». قِيلَ فَمَا يُعِيشُ النَّاسَ فِى ذَلِكَ الزَّمَانِ قَالَ «
التَّهْلِيلُ وَالتَّكْبِيرُ وَالتَّسْبِيحُ وَالتَّحْمِيدُ وَيُجْرَى
ذَلِكَ عَلَيْهِمْ مَجْرَى الطَّعَامِ
“Sesungguhnya tiga tahun
sebelum munculnya Dajjal, adalah waktu yang sangat sulit, di mana
manusia akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat, Allah akan
memerintahkan kepada langit pada tahun pertama untuk menahan sepertiga
dari hujannya, dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan sepertiga
dari tanaman-tanamannya. Dan pada tahun kedua Allah akan memerintahkan
kepada langit untuk menahan dua pertiga dari hujannya dan memerintahkan
kepada bumi untuk menahan duapertiga dari tumbuh-tumbuhannya. Kemudian
di tahun yang ketiga, Allah memerintahkan kepada langit untuk menahan
semua air hujannya, maka ia tidak meneteskan setetes air pun dan Allah
memerintahkan kepada bumi untuk menahan semua tanaman-tanamannya, maka
setelah itu tidak dijumpai satu tanaman hijau yang tumbuh dan semua
binatang yang berkuku akan mati, kecuali yang tidak dikehendaki oleh
Allah." Kemudian para sahabat bertanya, "Dengan apakah manusia akan
hidup pada saat itu?" Beliau menjawab, "Tahlil, takbir dan tahmid akan
sama artinya bagi mereka dengan makanan."[Shohihul Jaami’, 7875.]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar