Potret Salaf Dalam Berbakti Kepada Orang Tua
Ali
bin Husain bin Ali bin Abi Thalib adalah seorang yang terkenal sangat
berbakti kepada ibunya, sampai-sampai ada orang yang berkata kepadanya,
“Engkau adalah orang yang paling berbakti kepada ibumu, akan tetapi kami
tidak pernah melihatmu makan bersama ibumu.” Beliau menajawab, “Aku
takut kalau-kalau tanganku mengambil makanan yang sudah dilirik oleh
ibuku. Sehingga aku berarti mendurhakainya.” (Diambil dari kitab Uyunul
Akhyar karya Ibnu Qutaibah)
Abu Hurairah menempati sebuah
rumah, sedangkan ibunya menempati rumah yang lain. Apabila Abu Hurairah
ingin keluar rumah, maka beliau berdiri terlebih dahulu di depan pintu
rumah ibunya seraya mengatakan, “Keselamatan untukmu, wahai ibuku, dan
rahmat Allah serta barakahnya.” Ibunya menjawab, “Dan untukmu
keselamatan wahai anakku, dan rahmat Allah serta barakahnya.” Abu
Hurairah kemudian berkata, “Semoga Allah menyayangimu karena engkau
telah mendidikku semasa aku kecil.” Ibunya pun menjawab, “Dan semoga
Allah merahmatimu karena engkau telah berbakti kepadaku saat aku berusia
lanjut.” Demikian pula yang dilakukan oleh Abu Hurairah ketika hendak
memasuki rumah.” (Diambil dari kitab Adab al-Mufrad, karya Imam Bukhari)
Kahmas bin al-Hasan at-Tamimi melihat seekor kala jengking berada dalam
rumahnya, beliau lantas ingin membunuh atau menangkapnya. Ternyata
beliau kalah cepat, kalajengking tersebut sudah masuk ke dalam liangnya.
Beliau lantas memasukkan tangannya ke dalam liang untuk menangkap kala
jengking tersebut. Beliaupun tersengat kala jengking. Melihat tindakan
seperti itu ada orang yang berkomentar, “Apa yang kau maksudkan dengan
tindakan seperti itu.” Beliau mengatakan, “Aku khawatir kalau kala
jengking tersebut keluar dari liangnya lalu menyengat ibuku.” (Diambil
dari kitab Nuhzatul Fudhala’)
Haiwah binti Syuraih adalah
seorang ulama besar, suatu hari ketika beliau sedang mengajar, ibunya
memanggil. “Hai Haiwah, berdirilah! Berilah makan ayam-ayam dengan
gandum.” Mendengar panggilan ibunya beliau lantas berdiri dan
meninggalkan pengajiannya. (Diambil dari al-Birr wasilah karya Ibnu
Jauzi)
--------------------------------------------------------------------
Untukmu duhai bunga yang tak pernah layu
Untukmu yang telah mengusap air mataku
Untukmu yang telah membasuh kotoranku
Yang telah menyuapkan makan dan minum dengan tangannya ke mulutku
Untukmu yang telah menjadikan haribaannya sebagai ketenangan bagiku
Betapa letihnya engkau wahai ibu
Kalau engkau kehilangan ibumu, bisakah engkau akan mendapatkan penggantinya
Jika engkau kehilangan ibumu, kehilangan ayahmu, apa yang akan kau lakukan, kemana engkau akan mendapatkan gantinya
Ridhollah, min ridhol walidain…
Wa tukhtullah, min tukhtil walidain…
Keridhoan Allah itu dari keridhoan orang tua
Kemurkaan Allah dari kemurkaan orang tua
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ
إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ
كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا
قَوْلًا كَرِيمًا
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Ya umma… Ya umma..Wahai ibu
May yahtahu liyal baabu idzaa ukhliqat baabaka ‘anniy idzaa akhlaktiy baabaka ‘anniy
Wahai ibu, pintu mana lagi yang bisa terbuka untukku jika seandainya pintumu telah tertutup untukku
Wahai ibu, siapa pula yang dapat mendekatkan dirinya kepadaku jika seandainya bukan engkau
Wahai ibu…, maka siapa lagi yang dapat menyayangiku jika seandainya engkau telah murka kepadaku
Maka silakan anak-anak yang durhaka berbuat sesuai kehendaknya
Falan yadkhulal jannah
Dia tidak akan masuk surga
Wal ya’malil baabu maa syaa’
Silakan anak-anak yang berbakti berbuat sesuai kehendaknya,
Fa lan yadkhulan naar
Dan dia juga tidak akan masuk neraka
Sesungguhnya Allah menyegerakan azab, Kehancuran bagi seorang hamba,
apabila dia durhaka kepada kedua orangtuanya, agar semakin segera
kesengsaraan baginya
Dan sesungguhnya Allah menambahkan umur seorang hamba apabila dia berbakti kepada kedua orang tuanya
Agar dia semakin baik dan semakin berbakti
Cobalah, siapa diantara kita yang mencium tangan ibunya,
siapa diantara kita yang mencium kepala ayah ibu
Siapa diantara kita yang berbicara kepada ayah ibunya dengan kalimat yang lembut, santun
Ibu maafkan anakmu …
Maafkanlah aku…
Ustadz Armen Halim Naro Rahimahullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar