Kamis, 17 Januari 2013

Potret Salaf Dalam Berbakti Kepada Orang Tua

Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib adalah seorang yang terkenal sangat berbakti kepada ibunya, sampai-sampai ada orang yang berkata kepadanya, “Engkau adalah orang yang paling berbakti kepada ibumu, akan tetapi kami tidak pernah melihatmu makan bersama ibumu.” Beliau menajawab, “Aku takut kalau-kalau tanganku mengambil makanan yang sudah dilirik oleh ibuku. Sehingga aku berarti mendurhakainya.” (Diambil dari kitab Uyunul Akhyar karya Ibnu Qutaibah)

Abu Hurairah menempati sebuah rumah, sedangkan ibunya menempati rumah yang lain. Apabila Abu Hurairah ingin keluar rumah, maka beliau berdiri terlebih dahulu di depan pintu rumah ibunya seraya mengatakan, “Keselamatan untukmu, wahai ibuku, dan rahmat Allah serta barakahnya.” Ibunya menjawab, “Dan untukmu keselamatan wahai anakku, dan rahmat Allah serta barakahnya.” Abu Hurairah kemudian berkata, “Semoga Allah menyayangimu karena engkau telah mendidikku semasa aku kecil.” Ibunya pun menjawab, “Dan semoga Allah merahmatimu karena engkau telah berbakti kepadaku saat aku berusia lanjut.” Demikian pula yang dilakukan oleh Abu Hurairah ketika hendak memasuki rumah.” (Diambil dari kitab Adab al-Mufrad, karya Imam Bukhari)

Kahmas bin al-Hasan at-Tamimi melihat seekor kala jengking berada dalam rumahnya, beliau lantas ingin membunuh atau menangkapnya. Ternyata beliau kalah cepat, kalajengking tersebut sudah masuk ke dalam liangnya. Beliau lantas memasukkan tangannya ke dalam liang untuk menangkap kala jengking tersebut. Beliaupun tersengat kala jengking. Melihat tindakan seperti itu ada orang yang berkomentar, “Apa yang kau maksudkan dengan tindakan seperti itu.” Beliau mengatakan, “Aku khawatir kalau kala jengking tersebut keluar dari liangnya lalu menyengat ibuku.” (Diambil dari kitab Nuhzatul Fudhala’)

Haiwah binti Syuraih adalah seorang ulama besar, suatu hari ketika beliau sedang mengajar, ibunya memanggil. “Hai Haiwah, berdirilah! Berilah makan ayam-ayam dengan gandum.” Mendengar panggilan ibunya beliau lantas berdiri dan meninggalkan pengajiannya. (Diambil dari al-Birr wasilah karya Ibnu Jauzi)

--------------------------------------------------------------------
Untukmu duhai bunga yang tak pernah layu

Untukmu yang telah mengusap air mataku

Untukmu yang telah membasuh kotoranku

Yang telah menyuapkan makan dan minum dengan tangannya ke mulutku

Untukmu yang telah menjadikan haribaannya sebagai ketenangan bagiku

Betapa letihnya engkau wahai ibu

Kalau engkau kehilangan ibumu, bisakah engkau akan mendapatkan penggantinya

Jika engkau kehilangan ibumu, kehilangan ayahmu, apa yang akan kau lakukan, kemana engkau akan mendapatkan gantinya

Ridhollah, min ridhol walidain…

Wa tukhtullah, min tukhtil walidain…

Keridhoan Allah itu dari keridhoan orang tua

Kemurkaan Allah dari kemurkaan orang tua

وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

Ya umma… Ya umma..Wahai ibu

May yahtahu liyal baabu idzaa ukhliqat baabaka ‘anniy idzaa akhlaktiy baabaka ‘anniy

Wahai ibu, pintu mana lagi yang bisa terbuka untukku jika seandainya pintumu telah tertutup untukku

Wahai ibu, siapa pula yang dapat mendekatkan dirinya kepadaku jika seandainya bukan engkau

Wahai ibu…, maka siapa lagi yang dapat menyayangiku jika seandainya engkau telah murka kepadaku

Maka silakan anak-anak yang durhaka berbuat sesuai kehendaknya

Falan yadkhulal jannah

Dia tidak akan masuk surga

Wal ya’malil baabu maa syaa’

Silakan anak-anak yang berbakti berbuat sesuai kehendaknya,

Fa lan yadkhulan naar

Dan dia juga tidak akan masuk neraka

Sesungguhnya Allah menyegerakan azab, Kehancuran bagi seorang hamba, apabila dia durhaka kepada kedua orangtuanya, agar semakin segera kesengsaraan baginya

Dan sesungguhnya Allah menambahkan umur seorang hamba apabila dia berbakti kepada kedua orang tuanya

Agar dia semakin baik dan semakin berbakti

Cobalah, siapa diantara kita yang mencium tangan ibunya,

siapa diantara kita yang mencium kepala ayah ibu

Siapa diantara kita yang berbicara kepada ayah ibunya dengan kalimat yang lembut, santun

Ibu maafkan anakmu …

Maafkanlah aku…

Ustadz Armen Halim Naro Rahimahullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar