JAKARTA, KOMPAS.com -
Dengan dilaksanakannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) di bidang
kesehatan, kebutuhan obat-obatan di Tanah Air, khususnya obat generik,
dipastikan bakal meningkat. Penerapan sistem pembiayaan kesehatan dan
target cakupan semesta obat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) di bidang kesehatan mulai 1 Januari 2014, membuat target pasar
obat publik meningkat hampir tiga kali lipat untuk memenuhi kebutuhan
240 juta penduduk (Kompas, April 2012).
Menurut Tarcisius T. Randy, Head of Marketing and Sales PT Dexa Medica, salah satu dampak nyata dari pemberlakuan SJSN adalah tingginya permintaan akan obat, dan ini merupakan peluang bagi obat generik berlogo (OGB) untuk lebih banyak digunakan oleh masyarakat.
"Yang pasti penggunaan OGB akan meningkat karena Jaminan Sosial bidang kesehatan ini adalah program dari Pemerintah. Maka, pasti diutamakan OGB yang dipergunakan, sebab Obat Generik Berlogo juga adalah program Pemerintah," ungkap Tarcisius, Jumat (5/10/2012), menjawab pertanyaan KOMPAS.com perihal kesiapan perusahaan tersebut menghadapi program Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
Ia menambahkan, peluang pasar OGB akan cukup besar, apalagi ketika SJSN 2014 sudah berlaku, kebutuhannya bisa mencapai Rp 10 triliun. Tak heran, bila tingginya kebutuhan ini akan membuat persaingan industri farmasi di Indonesia bakal semakin ketat karena akan banyak perusahaan yang memproduksi obat generik.
"Beberapa Industri sudah meningkatkan kapasitas produksi dan bahkan membangun pabrik baru. Persaingan obat generik pasti akan meningkat karena mulai bertambahnya pemain baru atau perusahaan swasta lainnya yang akan memproduksi OGB," tegasnya.
Menurut data Kementerian Kesehatan, saat ini ada sekitar 236 industri farmasi yang memenuhi kebutuhan obat di Tanah Air. Nilai pasar farmasi di Indonesia sekitar Rp 44 triliun dengan Rp 4,4 triliun (10 persen) merupakan obat generik. Kebutuhan obat nasional saat ini dipenuhi industri lokal sebesar 90 persen walau sekitar 90 persen bahan baku obat masih diimpor. Sisanya, obat diimpor.
Kementerian Kesehatan juga telah menyiapkan roadmap untuk mendukung Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Terkait penyediaan dan pemerataan obat, dikembangkan estimasi kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan melalui e-logistic tahun 2012.
Menghadapi penerapan BPJS kesehatan pada 2012 ini, kata Tarcisius, Dexa Medica telah menyiapkan sejumlah rencana strategis seperti meningkatkan kapasitas produksi dan menyiapkan produk baru. "Kami meningkatkan kapasitas produksi OGB khususnya, dan juga menyiapkan produk produk baru yang menurut perkiraaan kami akan banyak dipergunakan oleh BPJS nantinya," terangnya.
Selain itu Deca Medica juga jterus melakukan edukasi dan sosialisasi OGB kepada seluruh masyarakat untuk meyakinkan bahwa kualitas OGB terjamin, produknya lengkap dan harganya terjangkau.
"Tujuan utama kami adalah mendukung program pemerintah agar program pemerintah ini dapat terlaksana dengan baik dan seluruh masyarakat tidak khawatir lagi menggunakan OGB terutama OGBdexa karena masyarakat benar benar sudah mengetahui dan percaya dengan Obat Generik berlogo," tandasnya.
Menurut Tarcisius T. Randy, Head of Marketing and Sales PT Dexa Medica, salah satu dampak nyata dari pemberlakuan SJSN adalah tingginya permintaan akan obat, dan ini merupakan peluang bagi obat generik berlogo (OGB) untuk lebih banyak digunakan oleh masyarakat.
"Yang pasti penggunaan OGB akan meningkat karena Jaminan Sosial bidang kesehatan ini adalah program dari Pemerintah. Maka, pasti diutamakan OGB yang dipergunakan, sebab Obat Generik Berlogo juga adalah program Pemerintah," ungkap Tarcisius, Jumat (5/10/2012), menjawab pertanyaan KOMPAS.com perihal kesiapan perusahaan tersebut menghadapi program Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
Ia menambahkan, peluang pasar OGB akan cukup besar, apalagi ketika SJSN 2014 sudah berlaku, kebutuhannya bisa mencapai Rp 10 triliun. Tak heran, bila tingginya kebutuhan ini akan membuat persaingan industri farmasi di Indonesia bakal semakin ketat karena akan banyak perusahaan yang memproduksi obat generik.
"Beberapa Industri sudah meningkatkan kapasitas produksi dan bahkan membangun pabrik baru. Persaingan obat generik pasti akan meningkat karena mulai bertambahnya pemain baru atau perusahaan swasta lainnya yang akan memproduksi OGB," tegasnya.
Menurut data Kementerian Kesehatan, saat ini ada sekitar 236 industri farmasi yang memenuhi kebutuhan obat di Tanah Air. Nilai pasar farmasi di Indonesia sekitar Rp 44 triliun dengan Rp 4,4 triliun (10 persen) merupakan obat generik. Kebutuhan obat nasional saat ini dipenuhi industri lokal sebesar 90 persen walau sekitar 90 persen bahan baku obat masih diimpor. Sisanya, obat diimpor.
Kementerian Kesehatan juga telah menyiapkan roadmap untuk mendukung Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Terkait penyediaan dan pemerataan obat, dikembangkan estimasi kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan melalui e-logistic tahun 2012.
Menghadapi penerapan BPJS kesehatan pada 2012 ini, kata Tarcisius, Dexa Medica telah menyiapkan sejumlah rencana strategis seperti meningkatkan kapasitas produksi dan menyiapkan produk baru. "Kami meningkatkan kapasitas produksi OGB khususnya, dan juga menyiapkan produk produk baru yang menurut perkiraaan kami akan banyak dipergunakan oleh BPJS nantinya," terangnya.
Selain itu Deca Medica juga jterus melakukan edukasi dan sosialisasi OGB kepada seluruh masyarakat untuk meyakinkan bahwa kualitas OGB terjamin, produknya lengkap dan harganya terjangkau.
"Tujuan utama kami adalah mendukung program pemerintah agar program pemerintah ini dapat terlaksana dengan baik dan seluruh masyarakat tidak khawatir lagi menggunakan OGB terutama OGBdexa karena masyarakat benar benar sudah mengetahui dan percaya dengan Obat Generik berlogo," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar