Subhanallah, Al-Quran Sudah Menjelaskan Teori Big Bang Terlebih Dahulu
Dan
apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS Al-Anbiya [21]:30)
Menurut Harun Yahya, kata “ratq” yang diterjemahkan sebagai “suatu yang
padu” digunakan untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu
kesatuan.
Ungkapan “Kami pisahkan antara keduanya” adalah
terjemahan kata Arab “fataqa”, dan bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi
ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari “ratq”.
Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari dalam tanah adalah salah
satu peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan kata ini. Peristiwa
Big Bang, kata Harun Yahya, mengungkapkan bahwa Allah telah menciptakan
jagat raya dari ketiadaan. Big Bang adalah teori yang telah dibuktikan secara ilmiah.
Meskipun sejumlah ilmuwan berusaha mengemukakan sejumlah teori
tandingan guna menentangnya, namun bukti-bukti ilmiah malah menjadikan
teori Big Bang diterima secara penuh oleh masyarakat ilmiah. Menurut
Wikipedia, ledakan dahsyat atau dentuman besar (Big Bang) merupakan
sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta berdasarkan
kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta.
Berdasarkan pemodelan ledakan ini, alam semesta, awalnya dalam keadaan
sangat panas dan padat, mengembang secara terus menerus hingga hari ini.
Berdasarkan pengukuran terbaik tahun 2009, keadaan awal alam semesta
bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian selalu menjadi
rujukan sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut. Teori ini telah
memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh
metode ilmiah beserta pengamatan. ”Marilah kita kaji ayat ini kembali
berdasarkan pengetahuan ini,” ungkap Harun Yahya. Dalam ayat tersebut,
kata dia, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat “fatq”. Keduanya
lalu terpisah (“fataqa”) satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat
kembali tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu
titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta. Dengan kata lain,
segala sesuatu, termasuk “langit dan bumi” yang saat itu belumlah
diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada
keadaan “ratq” ini. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga
menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk “fataqa” (terpisah),
dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan
alam semesta terbentuk.
Ketika kita bandingkan penjelasan ayat
tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, papar Harun Yahya, akan kita
pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang
sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum
abad ke-20. Maha Benar Allah SWT dengan Segala FirmanNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar