10 Kiat Tegar Menghadapi Cobaan
Mengarungi
kehidupan pasti seseorang akan mengalami pasang surut. Kadang seseorang
mendapatkan nikmat dan kadang pula mendapatkan musibah atau cobaan.
Semuanya datang silih berganti. Kewajiban kita adalah bersabar ketika
mendapati musibah dan bersyukur ketika mendapatkan nikmat Allah. Berikut
adalah beberapa kiat yang bisa memudahkan seseorang dalam menghadapi
setiap ujian dan cobaan.
Pertama: Mengimani takdir ilahi
Beriman kepada takdir, inilah landasan kebaikan dan akan membuat
seseorang semakin ridho dengan setiap cobaan. Ibnul Qayyim mengatakan,
“Landasan setiap kebaikan adalah jika engkau tahu bahwa setiap yang
Allah kehendaki pasti terjadi dan setiap yang tidak Allah kehendaki
tidak akan terjadi.”
Kedua: Yakinlah, ada hikmah di balik cobaan
Hendaklah setiap mukmin mengimani bahwa setiap yang Allah kehendaki
pasti ada hikmah di balik itu semua, baik hikmah tersebut kita ketahui
atau tidak kita ketahui. Allah Ta’ala berfirman,
“Maka apakah kamu
mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main
(saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha
Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan
(Yang mempunyai) 'Arsy yang mulia.” (QS. Al Mu’minun: 115-116)
Allah Ta’ala juga berfirman,
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan
dengan haq.” (QS. Ad Dukhan: 38-39)
Ketiga: Ingatlah bahwa musibah yang kita hadapi belum seberapa
Ingatlah bahwa Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam sering
mendapatkan cobaan sampai dicaci, dicemooh dan disiksa oleh orang-orang
musyrik dengan berbagai cara. Kalau kita mengingat musibah yang menimpa
beliau, maka tentu kita akan merasa ringan menghadapi musibah kita
sendiri karena musibah kita dibanding beliau tidaklah seberapa.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Musibah yang menimpaku sungguh akan menghibur kaum muslimin.”
Keempat: Ketahuilah bahwa semakin kuat iman, memang akan semakin diuji
Dari Mush’ab bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata,
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang
akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat
(kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka
ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa
akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan
bersih dari dosa.”
Kelima: Yakinlah, di balik kesulitan ada kemudahan
Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)
Ayat ini pun diulang setelah itu,
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh:
6). Qotadah mengatakan, “Diceritakan pada kami bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberi kabar gembira pada para
sahabatnya dengan ayat di atas, lalu beliau mengatakan,
“Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.”
Keenam: Hadapilah cobaan dengan bersabar
'Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
“Sabar dan iman adalah bagaikan kepala pada jasad manusia. Oleh
karenanya, tidak beriman (dengan iman yang sempurna), jika seseorang
tidak memiliki kesabaran.”
Yang dimaksud dengan bersabar adalah
menahan hati dan lisan dari berkeluh kesah serta menahan anggota badan
dari perilaku emosional seperti menampar pipi dan merobek baju.
Ketujuh: Bersabarlah di awal musibah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Yang namanya sabar seharusnya dimulai ketika awal ditimpa musibah.”
Itulah sabar yang sebenarnya. Sabar yang sebenarnya bukanlah ketika
telah mengeluh lebih dulu di awal musibah.
Kedelapan: Yakinlah bahwa pahala sabar begitu besar
Ingatlah janji Allah,
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala
mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10). Al Auza’i mengatakan, “Pahala
bagi orang yang bersabar tidak bisa ditakar dan ditimbang. Mereka
benar-benar akan mendapatkan ketinggian derajat.” As Sudi mengatakan,
“Balasan orang yang bersabar adalah surga.”
Kesembilan: Ucapkanlah “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji'un ...”
Ummu Salamah -salah satu istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam-
berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,
“Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah
lalu ia mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji'un.
Allahumma'jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khoiron minhaa [Segala
sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah
ganjaran terhadap musibah ang menimpaku dan berilah ganti dengan yang
lebih baik]”, maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan
menggantinya dengan yang lebih baik.” Ketika, Abu Salamah (suamiku)
wafat, aku pun menyebut do'a sebagaimana yang Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam perintahkan padaku. Allah pun memberiku suami yang
lebih baik dari suamiku yang dulu yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam.”
Do'a yang disebutkan dalam hadits ini semestinya
diucapkan oleh seorang muslim ketika ia ditimpa musibah dan sudah
seharusnya ia pahami. Insya Allah, dengan ini ia akan mendapatkan ganti
yang lebih baik.
Kesepuluh: Introspeksi diri
Musibah
dan cobaan boleh jadi disebabkan dosa-dosa yang pernah kita perbuat baik
itu kesyirikan, bid’ah, dosa besar dan maksiat lainnya. Allah Ta’ala
berfirman,
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah
disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.” (QS. Asy Syura: 30).
Maksudnya adalah karena sebab dosa-dosa yang dulu pernah diperbuat. Ibnu
‘Abbas mengatakan, “Akan disegerakan siksaan bagi orang-orang beriman
di dunia disebabkan dosa-dosa yang mereka perbuat, dan dengan itu mereka
tidak disiksa (atau diperingan siksanya) di akhirat.”
Semoga kiat-kiat ini semakin meneguhkan kita dalam menghadapi setiap cobaan dan ujian dari Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar