Menangis karena Takut Allah
Tangis karena takut Allah adalah paling benarnya tangis setiap orang,
dan paling kuatnya terjemahan hati yang sedang takut Allah.
Tangis tidak lebih dari tujuh macam saja, yaitu:
* Tangis karena penuh bahagia
* Tangis karena sedih
* Tangis karena kaget ketakutan.
* Tangis karena riya’
* Tangis karena sakit
* Tangis karena syukur, dan..
* Tangis karena takut kepada Allah ta’ala.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tak ada sesuatu yang
paling dicintai Allah dari pada dua tetesan sesuatu dan dua bekas
sesuatu, yaitu: Satu tetes air mata karena takut Allah dan satu tetes
darah yang terkucur dalam Sabilillah. Sedang dua bekas adalah: Satu
bekas (luka) di Sabilillah, dan satu bekas lainnya karena melaksanakan
suatu kewajiban dari antara kewajiban-kewajiban kepada Allah“. (HR.
At-Tirmidzi 1592, dari Abu Umamah Radhiallahu ‘Anhu). Shahih
At-Tirmidzi, oleh Al-Albani (1669).
Berbahagialah bagi orang yang telah dibantu tetesan air matanya sebelum datangnya hari yang penuh penyesalan!
Pernah Abdullah bin Umar Radhiallahu ‘Anhuma berkata: “Sungguh, aku
meneteskan air mata karena takut kepada Allah lebih aku sukai dari pada
aku bersedekah seribu dinar”.
Saudaraku seagama! Beberapa tetes
air mata bercucuran karena takut kepada Allah ta’ala adalah suatu
keuntungan berharga yang anda raih, dan suatu hiburan yang menyenangkan
bagi anda jika anda benar-benar berusaha untuk memperolehnya.
Hai kaum lemah!
Janganlah anda melupakan kesengsaraan melintang di hadapan anda, membuat anak-anak cepat beruban!
Janganlah anda melupakan liang kubur, sebagai rumah yang penuh kegelapan dan penuh ulat!
Janganlah anda melupakan malam pertama ketika anda harus bermalam di liang kubur anda nanti!
Janganlah anda melupakan paniknya menjawab soal di kubur saat
dibangunkan dua malaikat, sedang anda sendirian, ditinggal keluarga dan
para shahabat!
Sungguh amat mengerikan! Kesengsaraan mengundang air mata harus bercucuran.
Kesengsaraan mengundang hati harus penuh kesedihan.
Sebelum kesengsaraan-kesengsaraan itu diawali sakaratul maut dan segala
kepedihannya, penentu sikon akhir (hidup) dan penghabisannya.
Ketika Sufyan Ats-Tsawri hampir wafat, dia berlonta-lonta menangis dan
gundah. Maka seseorang bertanya: “Wahai Abu Abdullah! Anda harus penuh
harapan, sebab ampunan Allah lebih besar dari pada dosa-dosa anda!”.
Sufyan berkata: “Apa aku menangisi dosa-dosaku?! Andaikan kamu tahu
bahwa aku akan mati membawa tauhid, aku tidak peduli walau Allah
menumpukkan dosa kepadaku sebesar pegunungan!”.
Orang-orang yang mengenal jalan lintas, pasti mereka melintasinya dengan penuh perhatian!
Demikian pula orang-orang menyembah Allah atas dasar ilmu.
Karena itu, mawas dirilah hai orang yang mencari jalan keselamatan!
Tidakkah bencana besar itu menggerakkan air matamu untuk bercucuran?!
Dari Hani’ maula Utsman Radhiallahu ‘Anhu berkata: “Pernah Utsman
behenti di suatu kuburan. Di situ dia menangis sampai jenggotnya
basah!”. Maka seseorang bertanya: “Anda mengingat surga dan neraka tidak
menangis. Tapi, karena ini saja anda menangis?!”. Jawabnya: Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya kubur adalah awal
tempat tinggal dari antara beberapa tempat tinggal akhirat. Jika selamat
di kubur, maka sesudahnya akan lebih mudah baginya. Jika dia tidak
selamat di kubur, maka sesudahnya lebih hebat lagi!“. (HR. Bukhari di
dalam Syu’abul Iman 297). Kata Utsman, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam juga bersabda: “Aku sama sekali tidak pernah melihat suatu
fenomena yang lebih mengerikan dari pada kuburan”. (HR. Bukhari dalam
Kitabul Iman 10552, At-Tirmidzi 2230, Ibnu Majah 4257 dan Ahmad 425).
Pernah sekali Abu Musa Al-Asy’ari Radhiallahu ‘Anhu berkhuthbah di
Bashrah, di dalam khthbahnya dia menyebut api neraka. Lalu dia menangis
sehingga air matanya bercucuran membasahi minbar. Orang-orangpun pada
hari itu menangis tersedu-sedu”.
Pernah juga Ibnu Umar
Radhiallahu ‘Anhuma membaca surat “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang
yang curang “. … Sampai kepada ayat “hari manusia berdiri menghadap
Tuhan semesta alam?”. (QS. Al-Muthaffifiin: 6) dia menangis tersungkur,
sehingga tidak mampu melanjutkan bacaan selanjutnya.
Masruq rahimahullah berkata: Pernah aku membacakan ayat-ayat ini kepada
Aisyah Radhiallahu ‘Anha, yaitu: “Maka Allah memberikan karunia kepada
kami dan memelihara kami dari azab neraka yang sangat panas”.
(QS.Ath-Thuur: 27). Lalu Aisyah menangis dan mengucap: “Hai Tuhanku!
Berilah aku karunia, dan selamatkanlah aku dari adzab api neraka yang
sangat panas’.
Pernah ketika Umar bin Abdul Aziz
menjadi Amir Madinah, ada seseorang yang menyaksikan dia menuturkan,
bahwa ada seseorang membaca Al-Qur’an di dekatnya, yaitu ayat: “Dan
apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan
dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan”. (QS. Al-Furqan:
13). Mendengar itu, maka Umar bin Abdul Aziz menangis menjadi-jadi
dengan suara keras. Setelah itu bediri lalu memasuki rumahnya,
orang-orangpun pergi.
Ahmad bin Sahl rahimahullah
berkata: Pernah Abu Mu’awiyah Al-Aswad berkata kepadaku: Hai Abu Ali!
Barangsiapa banyak bersikap benar kepada Allah pasti kedua matanya basah
terus, dan kalau dipanggil-Nya pasti memenuhi panggilan-Nya.
Sudahkah anda mawas diri wahai kaum cerdik!
Berapa banyak kedua mata anda menangis karena takut Allah?!
Bergerakkan hati anda kalau diketuk Al-Qur’an dengan ancaman siksa Allah?!
Bergerakkah hati anda ketika melihat kubur dan keseramannya?!
Ingatkah anda kepada mati dan segala kesengsaraannya?!
Ingatkah anda kepada kubur dan segala bencananya?!
Ingatkah anda kepada hari Mahsyar dan segala kesulitannya?!
Ingatkah anda kepada Shirath?!
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Dua mata tidak akan tersentuh oleh api neraka, yaitu:
1. Mata menangis karena takut kepada Allah.
2. Mata semalaman tidak tidur karena berjaga-jaga di Sabilillah.
(HR. At-Tirmidzi 1563). Shahih At-Tirmidzi oleh Al-Albani: (1639).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak akan masuk
neraka, seorang yang menangis karena takut kepada Allah, sehingga air
susu kembali ke dalam kambingnya, dan tidak dapat bersatu debu fi
Sabilillah dengan asap api Jahannam”. (HR. At-Tirmidzi 1557 dari Abu
Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, 2233, An-Nasaa-i 3056, 3057 dan Ahmad
10156).
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
‘Tujuh golongan, Allah memberi mereka naungan, pada hari tak ada
naungan kecuali naungan-Nya. … selanjutnya beliau menyebutkan … dan
seorang laki-laki muncul berdzikir kepada Allah, lalu kedua matanya
bercucuran air mata…”. (HR. Bukhari 620, 1334, 5998, 6308, Muslim 1712,
At-Tirmidzi 2313, An-Nasaa-i 5285, Ahmad 9288, Muwaththa’ Malik 1501).
Saudara seagama! Apabila semua makhluk berada di hadapan Allah ta’ala
kelak, beruntunglah orang-orang yang menangis karena takut kepada Allah
dengan mendapatkan kedudukan tinggi, sebagaimana diterangkan Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam hadits di atas.
Muhammad ibn Al-Munkadir rahimahullah, apabila menangis dihapuslah
wajah dan jenggotnya dengan air matanya, seraya berkata: Telah sampai
kepadaku berita, bahwa api neraka tidak akan memakan suatu yang
tersentuh oleh air mata”.
Hai seseorang yang mencari
keselamatan kelak kemudian! Hendaklah anda menangis, semoga Allah
merahmati anda. Boleh jadi air mata yang sedikit itu dapat membuat anda
bahagia dengan mendapatkan keni’matan yang abadi: “Dan didekatkanlah
surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada
jauh . Inilah yang dijanjikan kepadamu, kepada setiap hamba yang selalu
kembali lagi memelihara orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah
sedang Dia tidak kelihatan dan dia datang dengan hati yang
bertaubat,”. (QS. Qaaf: 31-33).
“Sesungguhnya orang-orang yang
takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan
memperoleh ampunan dan pahala yang besar”. (QS. Al-Mulk: 12).
Saudara! Seyogyanya seorang muslim itu takut kepada Allah, karena mengetahui keagungan Allah ta’ala dan siksaan-Nya yang hebat.
Hai orang yang telah ditentukan harus mati sebelum dia dilahirkan! Ke mana anda harus lari dari Allah?!
Jadilah sebaik-baik tamu yang datang menghadap Allah ta’ala kelak!
Janganlah anda mendahului Tuhan anda seperti hamba yang minggat dari
tuannya. Waspadailah siksa-Nya, haraplah janji rahmat-Nya. Janganlah
cenderung mengutamakan dunia, agar anda tidak binasa!
Saudaraku
seagama! Berapa banyak manusia, seharusnya menangis karena takut kepada
Allah, mereka ganti dengan tertawa gembira dan melalaikan Allah! Seolah
mereka pasti selamat dari kecelakaan yang pasti menimpanya dan dari
perkara yang berat-berat!
Hati mereka tak tergoyangkan oleh Al-Qur’an…Tidak pula tergerakkan oleh air mata dan kesedihannya akan ancaman siksa-Nya!
Mereka tertimpa oleh kelalaian, menghalang sebagai dinding-dinding tebal!
Terlena di padang angan yang luas mengufuk jauh.
Pernah Hasan Bashri lewat bertemu seorang pemuda yang sedang asyik
tertawa terkekeh-kekeh, duduk bersama sekelompok orang dalam suatu
majlis. Lalu Hasan Bashri menegornya:
Hasan Bashri : Hai pemuda! Pernahkan anda melewati Shirath?
Pemuda : Tidak pernah.
Hasan Bashri : Tahukah anda, ke surga atau ke neraka kelak anda kembali?!
Pemuda : Tidak.
Hasan Bashri : Lalu apa manfaat tertawa ini?
Setelah itu, pemuda ini tidak pernah tertawa lagi.
Renungilah perilaku anda hai orang cerdik! Koreksilah diri anda sebelum
dikoreksi! Janganlah menjadi orang yang lalai, yang hanya meneteskan
air mata cinta nafsu, terputus dari tetesan air mata karena takut kepada
Allah.
Ingatlah perkara-perkara mengerikan yang
pasti datang di hadapan anda, yaitu: Sakaratul maut, kubur, bencana
kubur, peristiwa-peristiwa mengerikan lainnya pada hari Mahsyar dan
penyeberangan Shirath!
Pernah Abu Hurairah
Radhiallahu ‘Anhu dalam sakitnya menangis. Lalu dia ditanya: “Mengapa
anda menangis?”. Jawabnya: “Ketahuilah, aku bukan menangis karena dunia
anda ini. Aku menangis, betapa jauhnya perjalananku ke depan, sementara
bekalku sedikit. Setelah itu apakah aku ke surga atau ke neraka nanti.
Aku tidak tahu, kemana aku akan dijemput? Surga atau neraka?”
Semacam kesengsaraan inilah membuat air mata orang-orang yang takut
kepada Allah selalu bercucuran, semakin banyak rasa takut orang-orang
‘Arifin…
Maka berbuatlah anda untuk bekal sesudah mati,
persiapkanlah untuk hari Hisab. Cucurkanlah air mata sebelum anda hancur
menjadi debu, dan larilah kepada Yang Kuasa lagi Maha Kuasa.
Segala puji bagi Allah ta’ala Yang Maha Bijaksana kelak di hari
perhitungan amal. Semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan terhadap
Nabi, keluarga dan para shahabat.
Sumber:Qiblati.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar