ebagai seorang ibu, tentu tak lepas dari urusan rumahtangga, mulai dari mengurus suami, anak,
dan istana kerajaanku. Kegiatan rutin dari bangun tidur sampai hendak
tidur lagi, yang namanya air merupakan utama dalam proses mata pencarian
cinta, dari orang-orang yang aku cintai
Air
dapat menyejukan dan juga membekukan rasa yang kurang terjaga akibat
kelalaianku. Ini pengalamanku saat putriku berumur 2 tahun, tepatnya 15
tahun silam. Karena saking senang dan bahagianya sama seperti aku.
Putrikupun menyibukan diri dengan menjamu keluarga pamannya yang baru
datang dari kampung.
Kadang lucu dan
menggemaskan, purtiku ini orangnya super aktif, perlu ekstra lebih dalam
mengawasinya. Namun aku juga manusia biasa yang tak lepas dari
kekhilafan atas perhatian dan penjagaan. Yang kadangkala tidak seoptimal
prinsip yang telah aku terapkan, selama aku menyandang status ibu
diawal putri pertamaku.
Disaat perhatianku lengah, putriku tersiram air panas
termos yang terletak dimeja. Ini juga salahku karena tidak menempatkan
termos itu pada tempatnya semula, sehingga mudah terjangkau. Jeritan
histeris putriku yang tersiram
habis air termos kedadanya menusuk hatiku. Untung aja bibinya
menginstruksikan aku cepat-cepat mengambil minyak tanah dan disuruh
mengguyurkan kedada setelah melepaskan pakaiannya. Aku menurut saja
sambil bingung. Kok diguyur minyak tanah, apa manjur ya, apa sih zat
yang terkandung dalam minyak tanah sehingga tidak melepuh sedikitpun?
Kulihat anakku tenang dan tersenyum lagi, berarti sakitnya udah hilang. Didadanya seperti biasa, tidak ada tanda-tanda tersiram air panas dan normal kembali. Puji syukur kupanjatkan padaNYA, bahwa anak-anakku baik-baik saja.
Setelah
aku lirik sana sini, ternyata minyak tanah mempunyai zat oksigen berupa
asam karboksilat yang didalamnya terdapat asam Naphtenat (asam
alisiklik dan asam alifatik) dengan senyawa monosiklo dan disiklo serta
phanol (kimia.upi.edu.com). Jadi aku meraba kesimpulan sendiri, maaf aku
bukan seorang ahli medis ya, kemungkinan zat oksigen yang terkandung
dalam minyak tanah ini yang dapat menetralisir kulit tubuh putriku yang tersiram air.
Lain halnya kejadian yang menimpa saudara kembarku sewaktu aku TK dulu. Saudaraku juga tersiram air panas
yang masih mendidih didadanya karena keteledoran orangtuaku. Orangtuaku
bingung, lalu menceburkan saudaraku ke bak air, kok malah melepuh.
Walaupun udah dibawa kedokter, tapi terlambat. Sampai sekarang masih
membekas, seperti ukiran tak menarik yang menganggu pemandangan.
Kalau sekarang udah praktis ya, ada dispencer. Tapi harus waspada juga bagi anak-anak
yang super aktif seperti putriku. Ini adalah tugas ekstra orangtua
mengawasi agar tidak membahayakan yang dapat mengancam keselamatan anak terutama yang masih balita.
Sebelum
semuanya terlambat, alangkah baiknya kita lebih meningkatkan waspada,
karena kekhilafan bukannya disengaja, dia datang tanpa sepengetahuan
kita. Apalagi tentang si buah hati yang selalu dijaga sepenuh hati.
Semoga hal yang aku alami tak akan terulang lagi pada orangtua dimanapun
juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar