Kisah Nabi Musa, Yusuf, dan Sulaiman 'alaihimussalaam, ini menggambarlkan dialektika Agama dan Negara.
Musa adalah contoh oposisi, Yusuf adalah amsal koalisi dan Sulaiman adalah bentuk kekuasaan penuh Agama dalam Negara.
Baik dalam posisi oposisi, koalisi maupun berkuasa penuh ada persamaan dan perbedaannya pada masing-masing situasi.
Baik dalam kisah oposisi, koalisi ataupun berkuasa penuh memiliki kesamaan, semua ada konflik.
Jadi, keberadaan konflik adalah sunnatullah yang selalu terjadi dalam semua situasi.
Sebelum nabi musa lahir, konspirasi telah dimulai, dimana Fir'aun telah membunuh bayi laki-laki agar Musa tak lahir.
Konspirasi juga dilakukan pada Yusuf, di mana saudaranya akan membunuhnya.
Semua cerita itu merupakan warning buat kita, bahwa hidup ini akan selalu dihiasi dengan konspirasi.
Namun, Semua konspirasi itu dibalik oleh اَللّهُ dengan cara yang tidak rumit.
Musa diselamatkan malah dengan mengirimnya ke istana Firaun lewat sungai, dia selamat tak dibunuh.
Dengan sebuah mindset pengecualian yg diberikan اَللّهُ, Musa tinggal di
Istana Firaun selama 40 tahun, dia selamat dari konspirasi.
Yusuf juga demikian, dia diselamatkan اَللّهُ dari konspirasi hanya dengan merubah mindset saudaranya.
Yusuf adalah pimpinan Mesir, padahal dia bukan orang Mesir. Yusuf bisa
menjadi problem solver, akhirnya jadi penguasa, ini adalah minsdet elit.
Mindset sedemikian adalah kunci sukses dari kehidupan seorang muslim.
Yusuf minta jadi pemimpin, Sulaiman minta negara yang paling kuat, semua dikasih oleh اَللّهُ
Maka kunci kemenangan adalah dengan perubahan mind set kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar