Saat itu hari libur, bertepatan dengan hari libur biasanya sanak
saudarasaya berkunjung ke rumah. Maklum, saya anak tertua, sehingga
wajar saja jikaadik dan anak-anaknya sering bermain ke rumah saya.
Tujuannya jelas, menemanisaya dan suami. Kebetulan, dua anak saya tidak
berada di tanah air, merekamenimba ilmu di Belanda dan Amerika. Maka,
beginilah hidup
kami sehari-harinya,menanam tanaman dan memperjualbelikan. Ya, saya dan
suami adalah pengusahatanaman. Bisnis ini sudah berjalan sekitar
delapan tahun dan Alhamdulillahberkembang pesat meski sesekali rugi
tidak bisa dihindari.
Hari Minggu itu saya menawari adik dan keponakan untuk makan siang menumi ayam
yang kebetulan lewat di depan komplek. Mereka setuju, karena memangsaya
tahu kesukaan mereka. Berkali-kali saya membuatkan mereka mi ayam, tapiberhubung hari itu saya sedang kelelahan karena banyaknya pesanan tanaman, makasaya putuskan untuk membeli saja.
Tiba saat membayar, saya melihat penjual mi ayam
tersebut tengahmemisah-misahkan uang hasil dagangan ke dalam tempat
yang berbeda-beda. Satu kedalam dompet, laci, dan kaleng susu usang.
Karena penasaran, saya punmemberanikan diri untuk bertanya. Namun,
alangkah terkejutnya saya mendengarjawaban penjual mi ayam tersebut.
Sambil tersenyum, penjual tersebut menerangkan bahwa uang yangdidapatnya dari berjualan mi ayam
sengaja dipisahkan. Uang yang masuk dompetuntuk keperluan sehari-hari,
uang yang masuk laci untuk bersedekah dan menabunguntuk berqurban saat
idul adha, sedangkan uang yang masuk kaleng susu untukmembiayai dirinya
yang ingin berhaji ke tanah suci.
Masyaallah, saya tersentuh saat
itu juga. Betapa saya jarang beramalpadahal materi yang saya miliki
tentunya jauh lebih banyak dibandingkan denganpenjual mi ayam yang semangkoknya dihargai lima ribu rupiah itu. Berulang kalisaya mengucapkan terima kasih pada penjual. Terima kasih karena telah diajarkanbagaimana mengatur keuangan yang baik seperti yang diajarkan dalam agama.
Begitulah, semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari pengalamantersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar