Bismillahi
minal Awali wal Akhiri ... Berbicara mengenai otak manusia, selama ini
kita hanya berbicara otak kanan dan kiri yang kerjanya agak berlawanan.
Yang satu mengarah ke logika, dan yang satunya lagi ke rasa.
Kita jarang membahas otak tengah, yang kalau dimanfaatkan, justru
dampaknya sama dahsyatnya jika kedua belahan otak kiri dan kanan bekerja
sinergis.
Perkembangan otak
tengah (mesencephalon) mengalami perkembangan yang sangat pesat saat
pembentukan janin. Pada fase awal, otak tengah bayi lebih dominan,
sehingga sering disebut kalau bayi itu jenius. Namun dalam pertambahan
umur, otak tengah jadi kurang aktif. Dalam perkembangan lebih lanjut,
otak manusia lebih didominasi suatu dari bagian otak, kiri atau kanan
Secara umum, otak tengah berfungsi sebagai super controller yang dapat
mengatur keseimbangan kinerja otak kanan dan otak kiri. Tapi pada
kenyataannya, saat dewasa, kebanyakan otak tengahnya tertidur alias
tidak aktif. Padahal otak tengah dapat meningkatkan daya ingat, daya
tangkap, dan konsentrasi seseorang.
Jika otak tengah aktif,
keseimbangan kinerja otak kanan dan kiri dapat tercapai dan akan
berpengaruh pada kemampuan mental dan karakter seseorang menjadi tenang.
Karena otak tengah ini menyetabilkan emosi, membantu dan menjaga
produksi hormon tubuh, daya tahan tubuh lebih baik sehingga tidak mudah
sakit, serta perasaan selalu santai dan senang.
Kemampuan Lebih ....
Otak tengah tidak saja bisa diaktifkan secara manual, tetapi juga aktif
secara alami. Orang-orang yang otak tengahnya aktif secara alami
biasanya disebut orang-orang dengan kemampuan lebih. Misalnya, tunanetra
yang bisa “melihat” dimungkinkan otak tengah aktif secara alami.
Otak tengah sudah lama masuk penelitian medis kedokteran. Penelitian
otak tengah berhubungan dengan frekuensi gelombang otak (alpha hingga
tetha) yang dikenal bisa mengondisi tubuh manusia menjadi rileks dan
nyaman.
Sesuai penamaan, otak tengah terletak di posisi tengah
antara otak kanan dan otak kiri. Otak tengah mendominasi perkembangan
otak secara keseluruhan. Di dalam kandungan, ukuran otak tengah, jika
dibandingkan dengan otak bagian lain, paling dominan. Bahkan, bayi dalam
kandungan diduga dapat melihat keluar rahim ibunya.
Efek yang Berbeda ..
Efek-efek yang ditimbulkan setelah otak tengah diaktifkan
bermacam-macam dan masing-masing anak tidak dapat disamakan. Misalnya,
ada yang dominan dengan instuisinya, seperti bisa memprediksi kejadian
masa mendatang, membaca warna dengan mata tertutup, dan sebagainya.
Ada efek ajaib yang ditimbulkan setelah otak tengah diaktifkan. Salah
satunya bisa mendeteksi penyakit, menerima sinyal firasat, menebak
kartu. Mewarnai tanpa melihat, dan lainnya.
Namun, efek di sini
tidak dimaksudkan untuk mengarahkan anak menjadi pesulap atau cenayang.
Sekali lagi metode tutup mata dimaksudkan untuk melatih otak tengah
yang telah diaktifkan agar tidak tertidur lagi.
Jepang telah
melakukan aktifasi otak tengah terhadap siswa – siswinya 40 tahun yang
lalu, Malaysia 5 tahun yang lalu, sementara di Indonesia baru
memulainya. Salah satu cara aktifasi otak tengah dikembangkan GMC
(Genius Mind Consultansy) dengan metode mutakhir yang dilakukan dengan
bantuan computer. Cara ini diklaim mampu mengaktifkan otak tengah anak
mulai umur 5 – 15 tahun dengan tingkat keberhasilan metode ini 90 %.
Sayang, biaya aktifasi otak tengah yang relative mahal bisa menjadi
kendala dikalangan masyarakat menengah sampai bawah. Nah, semestinya,
hasil penelitian yang sudah teruji dan terbukti itu direspon pemerintah ,
baik melalui departemen pendidikan nasional maupun dinas kesehatan.
Wallahua’lam bish Shawwab ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar