Rabu, 23 Januari 2013

Ini Dampak Paling Fatal pada Kesurupan

  UlasanKhasFenomenaKesurupan                                       Jakarta,  Secara ilmu kedokteran, fenomena kesurupan diakui sebagai gangguan jiwa neurotik, masalahnya pun bisa diatasi dengan cara medis. Sebagai gangguan kesehatan, adakah dampak fatal dari kesurupan?

Gangguan jiwa neurotik seperti stres, cemas atau depresi biasanya dapat menimbulkan dampak fatal, contohnya bunuh diri atau malah membunuh orang lain. Namun tak seperti gangguan jiwa neurotik lainnya, ahli kesehatan jiwa mengatakan kesurupan hanya semacam histeris yang tak menimbulkan dampak merugikan.

"Tidak ada dampak fatal. Kesurupan hanya semacam histeris yang bisa mempengaruhi atau menular kepada orang yang tersugesti, seperti fenomena latah," ujar psikiater Prof. Dr. dr. Dadang Hawari, SpKJ, saat dihubungi detikHealth, Rabu (23/1/2013).

Menurut Prof Dadang, kesurupan adalah suatu reaksi bentuk gangguan jiwa yang ringan karena stres atau tekanan kehidupan. Reaksinya dapat teriak-teriak, dan menular dalam bentuk mempengaruhi yang lain.

Kondisi ini dikategorikan sebagai penyakit gangguan jiwa yang ringan. Untuk penanganannya pun hanya butuh diistirahatkan, karena pemicunya adalah kelelahan dan tertekan.

Namun praktisi hipnoterapi, Soegiono, mengatakan bila kesurupan tidak ditangani secara profesional, maka kondisinya bisa semakin parah.

"Kemungkinan-kemungkinan itu (gila, bunuh orang lain dan bunuh diri) bisa saja muncul bila rasa takut itu masih tertinggal dan tidak ditangani," ujar Soegiono.

Soegiono menjelaskan, cara kerja pikiran manusia antara lain terdiri atas pikiran sadar dan bawah sadar. Antara pikiran sadar dan bawah sadar itu terdapat filter, yang bisa terbuka bila dapat ditembus oleh suatu kejadian tertentu, misalnya terkejut atau rasa takut.

Kesurupan bisa terjadi, lanjut Soegiono, bila seseorang memiliki kepercayaan bahwa suasana tertentu memang bisa mendatangkan makhluk gaib. Misalnya, suasana gelap, malam Jumat kliwon atau sistem kepercayaan masyarakat yang percaya dengan adanya makhluk gaib.

"Ketika suatu kelompok memiliki kepercayaan yang sama (misal, suatu desa terpencil yang memiliki kepercayaan yang sama, maka dimungkinkan kesurupan dapat terjadi). Namun, apabila orang asing (luar negeri) dibawa ke desa yang memiliki kepercayaan terhadap makhluk gaib, maka dapat saja orang itu tidak kesurupan, karena orang asing itu tidak memiliki believe pada pemahaman adanya keseraman yang di rasakan warga desa," terang Soegiono.

Menurutnya, kesurupan bisa terjadi bila believe (keyakinan) bisa menembus antara pikiran sadar dan bawah sadar, yang artinya membuka 'filter' yang ada dalam diri manusia.

"Bila tidak ditangani dengan benar, rasa takut akan tetap ada dan kesurupan selanjutnya akan mudah terjadi. Maka, penanganan dari hipnoterapis atau pemuka agama cukup penting untuk menghilangkan rasa takut yang terdapat di alam bawah sadar manusia," jelas Soegiono.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar