A. Komunikasi Point to Point
Memantau dahulu / memonitor pada frekwensi / kanal yang diinginkan
Wajib menyebutkan 10-28 (callsign) & 10–20 (posisi / tempat) memancar
Menyebutkan 10-28 dan biasakan mengucapkan kata ganti pada akhir pembicaraan
Memberikan kesempatan / prioritas kepada penyampai berita-berita yang penting
Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Mengatur jalur / kanal apabila muncul pertama kali di kanal / frekwensi
Apabila
jalur / kanal sibuk sementara butuh komunikasi agak panjang dengan
seseorang, sebaiknya bergeser (tidak memonopoli kanal/ frekwensi)
Menggunakan Kode Ten (kode 10) untuk efisiensi komunikasi
Membiasakan menulis di Log Book, dicatat dengan siapa berkomunikasi dan kapan / tanggal dan waktu komunikasi dilakukan
Menggunakan Nama Panggilan Juliet Zulu, No Daerah dan Suffiknya, contoh JZ12AR
Dilarang menjadi net pengendali apabila sedang dalam statiun bergerak
B. Komunikasi melalui Repeater / pancar ulang
Memonitor dahulu selama 3-5 menit
Memperhatikan siapa yang sedang berkomunikasi
Memperhatikan apa yang sedang dikomunikasikan. (penting/tidak)
Masuk pada spasi atau interval (tidak perlu menggunakan kata break atau contact),
dengan menyebutkan Callsign (10-28) dan apabila ingin berkomunikasi /
memanggil seseorang, langsung memanggil dengan menyebut 10-28 orang yang
dipanggil (contoh: JZ12AR memanggil JZ12DM, maka pada jeda spasi JZ12AR langsung masuk dengan mengatakan: JZ12DM, JZ12AR 10-25)
Tidak perlu tergesa-gesa, komunikasikan dengan kata-kata yang jelas dan mudah dimengerti / difahami
Berkomunikasi seperti pada kanal / frekwensi kerja biasa
Apabila ada hal yang bersifat darurat / emergency silahkan gunakan interupsi pada spasi / interval.
Jangan
memonopoli frekwensi dengan berkomunikasi hanya dengan satu orang, dan
selalu memberikan kesempatan kepada orang lain yang mau menggunakan
pancar ulang
Membiasakan mengucapkan kata ganti pada akhir pembicaraan.
Memberikan kesempatan kepada pengguna di lapangan / stasiun bergerak yg menggunakan perangkat dengan kemampuan terbatas
Mengutamakan / memberikan kesempatan pada pembawa berita yg bersifat emergency / darurat
Tidak
dianjurkan berkomunikasi melalui repeater dengan menggunakan peralatan
penguat mikrofon seperti: Echo, ALC, dsb - karena audio justru akan
menjadi melebar dan tidak nyaman bagi orang lain yg mendengarkan.
C. Penggunaan kata INTERUPSI
Apabila
mau memotong / menyela pembicaraan disebabkan ada sesuatu informasi
yang penting, gunakan pada saat jeda komunikasi atau spasi, kemudian
masuk dengan menyebutkan identitas diri, Contoh : JZ12AR interupsi ... dan yang sedang berkomunikasi sebaiknya mempersilahkan yg menginterupsi menggunakan frekwensi
Setelah selesai kepentingannya sebaiknya dikembalikan pada pengguna sebelumnya dengan mengucapkan : Terima Kasih
Kata Break atau Contact sebaiknya tidak dipakai, baik untuk keperluan menyela pembicaraan maupun apabila hanya ingin bergabung didalam pembicaraan / komunikasi
Apabila
tidak ada sesuatu yang penting dan hanya ingin bergabung maka pada saat
jeda / spasi cukup menyebutkan identitas diri, Contoh: JZ12AR masuk / bergabung atau cukup dengan menyebut JZ12AR saja
Apabila mengetahui ada yang mau bergabung, pengguna sebelumnya sebaiknya juga merespon, Contoh: Terdengar JZ12AR, mohon bersabar satu dua kesempatan
PENGGUNAAN STASIUN KRAP
Stasiun KRAP hanya boleh digunakan untuk komunikasi radio dalam negeri
Stasiun KRAP dapat digunakan untuk kegiatan :
a. Hubungan persahabatan dan persaudaraan antar sesama anggota;
b. Pembinaan, penyuluhan dan kegiatan RAPI;
c. Bantuan komunikasi dalam rangka kegiatan kepramukaan, olah raga, sosial kemasyarakatan dan kegiatan kemanusiaan lain;
d. Penyampaian berita marabahaya, bencana alam, dan pencarian dan pertolongan (SAR).
Kegiatan
KRAP di luar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam point (1) yang
kegiatannya berskala nasional harus mendapat persetujuan Direktorat
Jenderal sedang kegiatan yang berskala Daerah harus mendapat persetujuan
Kepala Dinas Propinsi
Dalam kegiatan KRAP wajib menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Stasiun KRAP dilarang digunakan untuk :
a.
Memancarkan berita yang bersifat politik, SARA, dan atau pembicaraan
lainnya dapat menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban;
b. Memancarkan pemberitaan / berita yang bersifat komersial;
c. Memancarkan berita sandi kecuali kode-10 (ten-code);
d. Berkomunikasi dengan stasiun KRAP yang tidak memiliki izin atau stasiun radio lain selain stasiun KRAP;
e. Disambungkan dengan jaringan telekomunikasi lain milik penyelenggara telekomunikasi;
f. Memancarkan berita merabahaya atau berita lain yang tidak benar;
g.
Memancarkan informasi yang tidak sesuai peruntukannya sebagai sarana
komunikasi radio antara lain memancarkan musik-musik, menyanyi, pidato,
dongeng, pembicaraan asusila.
Stasiun
KRAP atau perangkat KRAP dilarang digunakan sebagai sarana komunikasi
untuk kepentingan dinas instansi pemerintah/swasta.
Stasiun KRAP dilarang digunakan di atas kapal laut atau di pesawat udara
Stasiun
KRAP dengan seizin pemiliknya dapat digunakan oleh pemegang IKRAP
lainny dengan mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku
Stasiun KRAP meskipun dengan sepengetahuan pemiliknya tidak diizinkan untuk digunakan oleh seseorang yang tidak memiliki IKRAP
Stasiun
KRAP harus dapat dikenali dari nama panggilan yang setiap kali
dipancarkan dengan menyebut nama panggilan (10-28) pada permulaan dan
akhir komunikasi radio yang diselenggarakan, dilaksanakan paling sedikit
setiap 3 (tiga) menit sekali
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar