Ponsel saat ini telah menjadi perangkat multifungsi bagi penggunanya.
Mulai dari alat komunikasi, selancar dunia maya, hingga mengabadikan
momen penting lewat kamera. Namun, menurut fotografer profesional Gabriel Ulung Wicaksono, seberapa pun besarnya resolusi, kamera ponsel masih kalah dengan kamera saku.
"Karena
yang terpenting adalah besarnya sensor pada kamera untuk menangkap
cahaya," katanya, dalam media gathering Fujitsu di Nusa Dua, Bali, Jumat
pekan lalu, 7 Desember 2012.
Namun, ia memiliki beberapa tip mudah untuk memaksimalkan penggunakan kamera ponsel untuk memotret.
"Yang
pertama adalah hal mudah namun sering dilupakan orang: adalah selalu
membawa lap," katanya. Ponsel, ujarnya, sering dimasukkan ke dalam
kantong saku maupun dipegang dalam keadaan tangan tidak bersih.
Dampaknya, lensa kamera akan kotor dan berminyak, sehingga mempengaruhi
hasil gambar.
Ada kalanya pengguna ingin menangkap momen yang
hanya terjadi sekilas seperti peristiwa olahraga atau objek yang tengah
bergerak. Dalam keadaan ini, kata Ulung, lampu flash wajib dinyalakan.
"Salah satu fungsi flash adalah membuat benda bergerak menjadi freezing,
tidak blur," ujar Ulung. Hanya saja, hal ini memang berakibat pada
hasil gambar yang kurang natural.
Kecilnya sensor pada kamera ponsel
juga mengakibatkan perangkat ini susah menangkap cahaya. Karena itu,
Ulung menyatakan sebisa mungkin pengguna menghindari memotret di tempat
dengan pencahayaan minimal.
"Ketika memotret, jarak maksimal antara kamera dengan objek berkisar antara satu hingga dua meter," ujarnya.
Agar kualitas foto tetap baik dan bagus,
pengguna sedapat mungkin menggunakan resolusi maksimal dengan ukuran
file yang paling besar. Adapun untuk mencegah risiko kehilangan data,
pengguna sebaiknya menyimpan back up file dalam layanan cloud. Apalagi
saat ini sudah banyak yang menyediakan penyimpanan di cloud secara
gratis seperti Dropbox atau Google Drive.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar