( CINTA ) BARU KUSADARI, CINTAKU BERTEPUK SEBELAH TANGAN
Tak
jarang cinta kepada seseorang, berujung pada kenangan, kekecewaan,
kegetiran hati. Cinta orang karena fulusnya, fisiknya, kantornya,
kekuasaannya, ketenarannya bila diusahakan banyak kisahnya ia berakhir
kegagalan. Pendekatan alias pedekate kepada seseorang, karena fisik,
popularitasnyan kekayaannya, bisnisnya, banyak yang berkisah
perjuangannya dengan pedekate sering membuatnya merendahkan harga
dirinya, senyumnya kepalsuan, kebaikannya juga palsu, demi agar
diperhatikan oleh sibos, kekasih dsb.
Betapa cinta dunia
meletihkan, sungguh melelahkan, dan berapa banyak kepala yang pusing,
berapa banyak yang rela merendahkan dirinya kepada sesama manusia,
dihabiskan waktunya memakai topeng, sehingga segalanya menjadi tidak
wajar dan tidak apa adanya.
Jiwa yang terpenjara, mari
bebaskan. Hanya cinta kepada Allah yang tidak bertepuk sebelah tangan.
Dan cinta butuh pengorbanan. Suara cinta
Ilahi akan ditentang, dijauhi umatnya seperti kisah para Nabi, Suara
cinta agar umat sadar hanya Allah SWT yang patut dibesarkan. Cinta
kekasih akan dibawa, disebut-sebut, dijadikan tampilan depan, bila cinta
diri maka akan bangga menampilkan dirinya, jabatannya, kenalan
hebatnya, dan responnya hanya kepada orang-orang pilihannya.
Cintakan Allah, cintakan Islam dan umatnya, cintakan firman-Nya,
hadistnya, cinta yang bukan menciptakan pendapat pribadinya,
penampilannya sebagai Ustadz kondang, padahal tidak ada manusia kini
terjamin Syurga.
Cintakan keluarga, banyak membanggakan
keluarganya, prestasi anaknya, dan tidak membanggakan Islamnya, hafalan
Qur'annya, dan kefasihan bacaannya dsb.
Cintakan jabatan,
banyak yang manut kepada atasannya, meeting melanggar waktu shalat, dan
akhirnya ia hidup sekedar hanya menghabiskan jumlah jatah rizkinya
didunia.
Cintakan kepada Ustadz, ia cintakan Ustadznya,
dipasang gambarnya, dipuja kebaikannya, ketika si Ustadz khliaf dan
bersalah, maka tidak lagi mengaji, penuh hujatan, karena ternyata selama
ini ia cintakan si Ustadz bukan cintakan Allah dan Islamnya dihati.
Cintakan kekasih, ia membaguskan dirinya, pedekate penuh dusta,
kemewahan surga dunia dipublikasikan, dan tidak ada pembicaraan diri
yang buruk, serba manis diawal, dan akhirnya banyak kisah cerai ditengah
jalan.
Cinta Allah yang tidak bertepuk sebelah tangan, kita
tahajud, berusaha mendekatkan diri, semua akan bersambut, sabar tanda
cinta, yakin tanda mengenali yang dicintai-Nya. Mengenali-Nya butuh
pengetahuan, titian jalan kehidupan umat Islam yang paling penting agar
mengenali Allah sebaik-baik-Nya.
Rasulullah SAW yang paling
mengenali Allah SWT dan Risalah-Nya, membawa umat mengutamakan mengenali
dan membesarkan Allah SWT. Beliau tidak mengizinkan mempatungkan
dirinya, dan menggambarkan rupanya. Allahumma Sholli alaa Muhammad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar