Inilah Lima Keutamaan Hidup Jujur
Oleh: Dr Amir Faishol Fath
Banyak orang mengajar kebahagiaan di balik kemegahan materi. Padahal,
itu semua hanyalah kesemuan belaka. Kalau ingin bahagia jujurlah. Jujur
kepada Allah sebagai hamba-Nya, jangan basa-basi dan jangan
setengah-setengah. Jujur sebagai suami maka selalu menjauhi dosa dan
memberikan nafkah secara halal dan maksimal. Jujur sebagai istri maka
selalu menjaga kehormatan diri dan harta suami dan benar-benar menjadi
tempat berteduh bagi suami. Jujur sebagai pemimpin maka selalu
menjunjung tinggi asa musyawarah dan bekerja keras untuk menegakkan
keadilan dan memastikan kesejahtraan rakyatnya.
Bila kejujuran
seperti tersebut di atas terwujud, banyak hikmah yang akan dipetik.
Pertama, jujur akan mengantarkan ke surga. Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan kepada kebaikan dan kebaikan
akan mengantarkan ke surga … dan sungguh kebohongan akan mengatarkan
kepada dosa, dan dosa akan mengantarkan kepada neraka .…” (HR
Bukhari-Muslim).
Berdasarkan ini, jelas bahwa tidak mungkin
kebaikan akan datang jika manusia yang berkumpul di dalamnya adalah para
pembohong dan pendusta. Bila di tengah mereka menyebar kebohongan maka
otomatis dosa akan semakin merajalela. Bila dosa merajalela maka
jamainanya adalah neraka.
Kedua, jujur akan melahirkan
ketenangan. Rasulullah SAW bersabda, “… maka sesungguhnya kejujuran
adalah ketenangan dan kebohongan adalah keraguan .…” (HR Turmidzi).
Orang yang selalu jujur akan selalu tenang, sebab ia selalu membawa
kebenaran. Sebaliknya, para pembohong selalu membawa kebusukan dan
kebusukan itu membawa kegelisahan akibat kebusukannya. Ia akan selalu
dihantui dengan kebohongannya dan takut hal itu akan terbongkar. Dan,
bila seorang pembohong seperti ini menjadi pemimpin maka ia tidak akan
sempat mengurus rakyatnya, karena ia sibuk menyembunyikan kebusukan
dalam dirinya.
Ketiga, jujur disukai semua manusia. Abu Sofyan
pernah ditanya oleh Heraklius mengenai dakwah Rasulullah SAW. Abu Sofyan
menjelaskan bahwa di antara dakwahnya adalah mengajak berbuat jujur.
(HR Bukhari-Muslim).
Rasulullah SAW terkenal sebagai manusia
yang paling jujur. Bahkan, sebelum kedatangan Islam, beliau sudah
masyhur sebagai orang yang jujur. Orang-orang kafir Makkah pun mengakui
kejujuran Rasulullah SAW, sekalipun mereka tidak beriman. Bahkan, mereka
memberi gelar al-Amin (orang yang tepercaya) kepada Rasulullah. Selain
itu, mereka juga selalu menitipkan barang berharga kepada Rasul SAW.
Keempat, jujur akan mengantarkan pelakunya pada derajat tertinggi.
Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang memohon dengan jujur untuk mati
syahid, (maka ketika ia wafat) ia akan tergolong syuhada sekalipun mati
di atas kasurnya.” (HR Muslim).
Dan kelima, jujur akan
mengantarkan pada keberkahan. Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan bahwa
seorang pembeli dan pedagang yang jujur dalam melakukan transaksi
perdagangannya maka ia akan diberkahi oleh Allah. Sebaliknya, jika
menipu maka Allah akan mencabut keberkahan dagangannya. (HR Bukhari
Muslim). Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar