Allah سبحانا وتعاﱃ berfirman: Janganlah kamu
bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi (derajatnya ) jika kamu orang-orang yang
beriman. [Surah Ali Imran : Ayat 139]
UJIAN SEBAGAI PENGGUGUR DOSA DAN MENINGKATKAN DERAJAT
Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 214 yang maksudnya:
"Apakah kamu
mengira bahawa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka
ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta digoncangkan (dengan
bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang
beriman bersamanya, “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat."
Dan ayat:
“Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya
Kami telah menguji orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah
mengetahui orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang yang
dusta.” (Al-Ankabut, ayat 2-3)
KEHIDUPAN ini adalah permainan
dan tak lepas atas berbagai ujian dari Allah. Tujuan menguji kesabaran
dan tahap keimanan seseorang. Ada kalanya kita mampu bersabar , namun
adakalanya kesabaran kita menipis, dan kemudian mengeluh .
Harus diakui ada ketika kita tidak mampu mengelak daripada menghadapi
tekanan dalam menjalani kehidupan. Pelbagai tekanan dihadapi menyebabkan
kita hilang semangat .
Ujian yang akan dihadapi oleh manusia di dunia ini ada dalam dua bentuk, yaitu
1. Ujian kesusahan dan
2. Ujian kesenangan.
Kedua-duanya adalah bentuk ujian idari Allah. Ingatlah bahwa kehidupan
di dunia yang meliputi kemewahan dengan segala pangkat kebesaran, juga
merupakan ujian kesenangan. Bagi mereka yang terperdaya lantas hanyut
didalamnya, juga akan mendatangkan ketidak ridhaan Allah sebagai pemilik
nikmat.
Firman Allah SWT
“Allah mengilhamkan kepada
jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya, sesungguhnya beruntunglah
orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya rugilah orang yang
mengotorinya.” (Asy-Syams, ayat 8-10)
Dalam menghadapi
kedua-dua ujian itu, apa pun bentuk ujian yang melanda, yang terpenting
adalah kita senantiasa ridha dan bersyukur kepada Allah. Tetap istiqomah
dalam ketaatan.
Sebenarnya, ujian yang kita tempuhi dapat
melatih kita untuk memperoleh sifat terpuji. Sabar, tawakal, baik
sangka, mengakui diri sebagai hamba yang lemah, mendekatkan diri dengan
Allah di samping mengharapkan pertolonganNya, dan memperoleh hikmah
bahwa dunia hanya nikmat sementara
Rasulullah صلیﷲ علیﻪ و سلم bersabda
“Allah pasti akan menguji salah seorang dari kamu dengan sesuatu
kesusahan, seperti halnya salah seorang dari kamu menguji emasnya dengan
api. Sebagian dari mereka ada yang berhasil keluar dari cobaan Allah
seperti emas murni dan sebagian yang lain ada yang keluar seperti emas
yang hitam.” (Riwayat Thabrani)
Selalu merasa diri berdosa
adalah juga sifat terpuji. Sehingga diri akan senantiasa merunduk ,
bersujud dan bertaubat kepada Nya.
Rasulullah صلیﷲ علیﻪ و سلم pernah berkata :
“Akan datang suatu zaman atas umatku, bahwa mereka sangat mencintai 5
perkara dan melupakan 5 perkara. Mereka mencintai kehidupan dan
melupakan mati, mereka mencintai dunia dan melupakan akhirat, mereka
mencintai harta kekayaan dan melupakan hari perhitungan, mereka
mencintai rumah besar dan melupakan kubur, mereka mencintai manusia dan
melupakan Tuhan Penciptanya.” (Riwayat Bukhari)
Karenanya
pilihan itu terletak di tangan kita. Hendak mencari pahala &
keridhaan Allah atas ujian tersebut, ataukah sebaliknya.
Bagi
orang yang dikasihi Allah, kehidupan di dunia sarat dengan ujian yang
didatangkan-Nya seperti kesusahan, penderitaan, kesakitan, kemiskinan,
kehilangan pengaruh dan sebagainya. Namun sekiranya mampu bersabar dan
ridha maka itulah ganjaran pahala untuk nya
Firman Allah SWT :
“Apakah kamu mengira bahawa kamu akan masuk syurga, pada hal belum
nyata bagi Allah orang yang berjihad di antara kamu dan belum nyata
orang yang bersabar.” (Ali Imran , ayat 142)
LA TAHZAN
La Takhaf Wa La Tahzan. Innallaha Ma’ana
“Janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih hati. Sesungguhnya Allah ada bersama kita”
Inilah kata-kata Nabi Muhammad صلیﷲ علیﻪ و سلم kepada Saidina Abu Bakar
r.a ketika mereka bersembunyi di dalam gua tsur. Kata-kata inilah yang
menjadi semangat dan penenang hati bagi Abu Bakar r.a
Sahabatku yang dicintai Allah,
Janganlah bersedih & berputus asa, Innallaha ma’ana.
Allah itu ada bersama kita. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar