( TAFSIR ) HUTANG DAN MENCARI PERTOLONGAN ALLAH SWT
Usaha manusia mencakup dua dimensi,
yaitu lahiriah dan batiniah. Biasanya usaha batiniah yang sering kita
lupakan. Ujung-ujungnya ketika kita menghadapi kendala dalam usaha, kita
langsung memvonis bahwa Tuhan tidak adil. Padahal, Dia selalu menolong
hamba-Nya, namun kita sendiri yang tidak mau meminta pertolongan-Nya.
Disini ada cara bagaimana hutang-hutang anda segera terlunasi dengan
cara Islam, yaitu dengan doa-doa yang berasal dari sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan dari hadist shahih dan Al Quran
Salah
satu contoh hadist yang sangat termasyur. Dari Abu Said Al-Khudri r.a.
diriwayatkan bahwa pada suatu hari Rasulullah SAW memasuki masjid.
Tiba-tiba ada seorang pemuda yang sudah duduk lama di dalam masjid,
pemuda itu bernama Abu Umamah.
Rasulullah SAW bertanya
kepadanya : Wahai Abu Umamah, mengapa aku melihatmu duduk di masjid pada
waktu-waktu di luar shalat? Abu Umamah menjawab, Aku sedang dilanda
kesusahan dan dililit hutang-hutang wahai Rasulullah.
Rasulullah kemudian bersabda kepadanya, Ketauhilah aku akan mengajarkan
kepadamu ucapan yang apabila engkau mengucapkannya, maka Allah SWT akan
menyingkirkan kesedihan dan membayarkan hutang-hutangmu. Ucapkanlah pada
waktu pagi dan sore :
Allahumma inni audzubika minal hammi wal
hazani wa audzubika minal 'ajzi wal kasali wa audzubika minal jubni wal
bukhli wa audzubika min ghalabatiddaini wa qahrirrijali
Ya
Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih.
Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung
kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau
dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.
Kata Abu
Umamah radhiyallahu anhu: Setelah membaca do'a tersebut, Allah berkenan
menghilangkan kebingunganku dan membayarkan lunas semua hutangku. (HR
Abu Dawud 4/353)
Doa penghilang hutang tsb justru ada
permohonan berlindung dari sifat kikir, bukan kalimat lunasilah
hutangku, yang nanti ada kaitannya dengan Surah At Talaq ayat 7 pd
pembahasan dibawah
Jangan sampai kita diberi tahu sama ahli dan
pakar kitanya lebih percaya tekun mencatat, tetapi hadist Rasulullah
SAW yang dikasihkan kepada kita dicuekin, bagaimana etika kita disisi
Allah SWT, caranya gak dipakai.
( Kepastian Pertolongan Allah SWT )
Allah SWT Berfirman Artinya : Sesungguhnya Allah pasti menolong orang
yang menolong (agama)-Nya. Sesngguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi
Maha Perkasa. (TQS. Al-Hajj : 40)
Ayat ini menjelaskan
kepastian pertolongan Allah bagi orang yang menolong-Nya. Kepastian
pertolongan Allah ini dapat dilihat dari penggunaan perangkat tauqid
sebanyak dua kali, yaitu lam ibtida dan nun tauqid (nun bertasydid).
Penggunaan sampai dua kali penekanan. Maka semestinya tidak boleh ada
keraguan sedikitpun dibenak kita bahwa Allah benar-benar akan menolong
orang yang menolong-Nya.
Dalam Tafsirnya Imam Al-Baghowi menjelaskan, bahwa menolong Allah yang dimaksud adalah menolong agama-Nya dan nabi-Nya.
Dalam Tafsirnya Imam Ath-Thobari menjelaskan, bahwa yang dimaksud
adalah berjihad di jalan Allah, untuk meninggikan kalimat Allah atas
ejekan musuh-musuh-Nya.
Menolong agamanya Allah berarti
menolong agama Islam. Dengan kata lain mengembalikan posisi agama Islam
sebagaimana mestinya agar Umat Islam ini kembali kepada ajaran Agama-Nya
dan mencintai Agama-Nya. Dikala saat ini banyak umat yang dipalingkan
oleh kelalaian dan kemaksiatan secara merata.
Dalam surah
Al-Hajj ayat 40, Allah pasti menolong orang yang menolong Allah. Pada
ayat 41, Allah menyifati orang-orang yang mendapat pertolongan tersebut :
Artinya : (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka
di muka bumi niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat,
menyuruh berbuat yang maruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar,
dan kepada Allahlah kembali segala urusan.
Kalau pada ayat
tersebut Allah menunjukkan karakter orang-orang yang akan mendapat
pertolongan Allah, maka sebaliknya pertolongan Allah tidak akan
diberikan kepada orang-orang yang tidak memiliki karakter sebagaimana
yang telah Allah tetapkan.
Karakter orang yang mendapat pertolongan
Allah adalah orang-orang yang menjalankan/mengerjakan syariat Islam dan
orang-orang yang melakukan amar maruf nahi mungkar.
Demikian
juga orang-orang yang tidak mau melakukan amar maruf dan nahi mungkar,
tentu tidak akan mendapatkan pertolongan Allah. Sebagaimana dalam
firman-Nya.
Artinya : Dan janganlah kamu cenderung kepada
orang-orang yang dzalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan
sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain Allah,
kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan (QS. Huud : 113)
Pada ayat tersebut, Allah menjelaskan sifat orang yang tidak mendapat
pertolongan Allah adalah orang yang cenderung kepada orang yang berbuat
dzalim dan meridloi kedzaliman yang mereka lakukan serta tidak ada upaya
untuk menghentikan kedzaliman mereka.
( Bersedekah )
Saat kita dihimpit persoalan ekonomi, saat kita banyak hutang dan tidak
tahu bagaimana cara membayarnya, sedekah solusinya! Jika digali lebih
dalam firman Allah ini
Surah At Talaq ayat 7 : Dan orang yang
disempitkan rizkinya, hendaklah ia memberi nafkah dari harta yang
diberikan Allah kepadanya
Para Sahabat Nabi adalah golongan
yang selamat, Allah memuji mereka karena inilah sikap mereka ketika
dibacakan Ayat-ayat Allah SWT :
Allah SWT Berfirman : Apabila
Al-Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas wajah mereka
sambil bersujud, seraya mereka berkata: Maha Suci Rabb kami,
sesungguhnya janji Rabb kami pasti dipenuhi. Dan mereka menyungkur atas
wajah mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu [Al-Isra :
107-109]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar