Qul
a’uudzu birabbinnas, [Katakanlah, "Aku berlindung kepada Pemelihara
manusia"]; Malikinnaas, [Penguasa manusia]; Illaahinnaas, [Tuhan
manusia]; Min sharril was waasil khannaas, [dari kejahatan bisikan dari
si pengintai peluang]; Alladzii yuwas wisufii suduu rinnaas, [yang
membisikkan dalam dada manusia]; Minal jinnati wannaas, [dari jin dan
manusia].
Dalam Al Qur’an surat yang
terakhir 114 yaitu surat An-Nas disebutkan bagaimana caranya manusia
berlindung kepada Allah dari gangguan sesama manusia. Saya dan Anda
semua adalah manusia, setiap hari baik di kantor, di jalan, di rumah, di
kampung selalu berhubungan dengan manusia.
Agama Islam
mengatur hubungan kita dengan Allah dan juga kepada sesama manusia.
Tidak bisa dipungkiri kita hidup di tengah-tengah lautan manusia, dan
ternyata berhubungan dengan manusia itu tidaklah mudah, yang baik
menurut pendapat kita belum tentu baik menurut pendapat orang lain.
Tindakan dan cita-cita kita yang mulia pun belum tentu dapat diterima
orang lain dengan baik, pada dasarnya setiap tindakan kita kalau
dipandangnya merugikan untuk dirinya, niscaya akan dihambatnya.
Manusia bisa menguntungkan, bisa juga merugikan bagi kita, mau
menyingkir dari ikatan pergaulan manusia tidaklah mungkin, terlalu
banyak bergaul dengan manusia juga bukan berarti tak ada resikonya,
resiko itu bisa berakibat baik atau buruk terhadap kita.
Maka
Allah mengajarkan kepada manusia lewat Rasullullah, bagaimana cara
menghadapi dan hidup di tengah-tengah manusia, yaitu disuruh
melindungkan dirinya kepada Allah, karena Allah sebagai Rabbun Nasi
(Pemelihara manusia), Malikun Nasi (Penguasa manusia), dan Ilahun Nas
(Tuhannya manusia).
Allah adalah Rabbun, Malikun, Ilahun Nasi.
Allah adalah Pemelihara, Penguasa, dan Tuhan nya manusia. Allah adalah
KHALIQ, pencipta alam semesta ini, termasuk manusia adalah ciptaanNya.
Manusia dalam kehidupan sehari hari selalu hidup dalam suatu pergaulan,
maka diberikanNya akal dan budi, sehingga manusia dapat merencanakan
hidup ini apa yang akan diperbuatnya di dunia ini sampai nanti
meninggalkan dunia ini. Namun Allah tidak membiarkan begitu saja manusia
hidup semau maunya saja.
“Apakah menyangka manusia itu bahwa ia akan dibiarkan saja hidup terlunta-lunta ? ” ( Al Qiyamah 36 ).
Tuhan adalah Rabbun Nas – Pemelihara manusia, Allah tidak akan
membiarkan manusia hidup terlantar begitu saja, Dia memelihara lahir dan
batinnya, luar-dalamnya, jasmani-rohaninya, makanan dan minumnya, yang
dipelihara meliputi aku, Anda semua dan semua makhluk di dunia ini yang
namanya Nas.
Kalau Allah melarang kita minum minuman keras
bukan berarti Allah menghambat keinginan kita, tapi karena sayang kepada
maklukNya supaya tidak merusak ginjalnya, karena Dia sebagai Rabbun
Nasi – pemelihara manusia.
Kalau Allah melarang berjudi bukan
berarti Allah itu mengganjal keinginan kita, tapi justru
menjaga-memelihara kita agar tidak merusak jiwa ini. Kalau Allah
mengharamkan mencuri, bukan berarti menghakimi kita, tetapi supaya
pikiran dan jiwa kita tenang dan tentram.
Gerak turun naiknya
jantung kita yang tidak mengenal waktu 24 jam non stop,
kembang-kempisnya paru kita, alat pencernaan kita, telinga kita sehingga
bisa mendengarkan alunan lagu yang merdu, mata kita dapat melihat
keindahan ciptaanNya, bulu hidung kita yang berfungsi sebagai penyaring
udara sebelum masuk ke paru, ginjal kita yang berfungsi sebagai
penyaring zat yang bermanfaat untuk tubuh dan zat yang tak berguna yang
kemudian dikeluarkan melalui urine, lidah kita yang tidak mempunyai
tulang sehingga memudahkan kita saat makan dan berbicara, tubuh kita
yang 70 % terdiri dari air diberikanlah klep -klep didalam tubuh kita
olehNya, sehingga tak setetespun air itu keluar menetes dari tubuh ini,
itu semua tetap terus dalam pemeliharaan Nya, Rabbun Nas.
Digelarnya bumi yang keras ini, di dalam bumi tersedia semua zat yang
diperlukan oleh mahluknya, ada zat yang namanya Calsium, Fe, mineral dan
beratus lagi zat zat lainnya ada di dalam bumi ini, tubuh manusia tidak
punya alat yang langsung menghisap zat yang ada di tanah itu,
Allah Maha Kuasa , diberinya mediator yaitu tumbuh tumbuhan yang akan
mengisap zat itu melalui akar dan mengolah menjadi protein, karbohidrat,
Vitamin, lemak dsb. Supaya tanaman itu bisa tumbuh di atas tanah yang
keras ini di berikanlah hujan yang membasahi, melunakkan tanah ini. Dan
supaya Tanaman dapat mengolah zat yang di ambilnya dari dalam bumi ini,
maka Allah berikan matahari yang sinarnya diperlukan untuk fotosintesis.
Tumbuhan selanjutnya berdaun hijau, berbuah dan manusia yang
menikmatinya, Subhanallah !
Tubuh manusia perlu protein, lemak
hewani, diciptakannya hewan sapi, kerbau. Supaya sapi, kerbau bisa hidup
dan berkembang maka Allah ciptakan tanaman yang namanya rumput untuk
makanannya, lalu tumbuhlah sapi, kerbau itu menjadi gemuk dan manusia
menikmati dagingnya yang mengandung protein, lemak hewani, kalsium dlsb.
Diciptakannya laki-laki dan perempuan untuk saling melengkapi, saling
menyayangi sesuai dengan aturanNya. Ini semua wujud bahwa Allah adalah
Pemelihara Manusia ! Baik jasmani dan rohani. Dan Tuhan adalah Malikun
Nas – Penguasa manusia, tidaklah ada artinya kalau kita mengakui Allah
sebagai Rabbun Nas tapi tidak mau mengakui Allah sebagai Malikun Nas –
penguasa manusia, karena sebagai penguasa maka Tuhan mempunyai peraturan
yang harus diikuti oleh manusia yaitu Sunnatullah, sehingga manusia
tidak bisa hanya berpangku tangan terus dengan sendirinya semua
kebutuhan dan keingingan kita akan terpenuhi, kalau pengin hidup layak
bekerjalah sesuai dengan ilmu dan kemampuan kita.
Kalau mau
menjadi orang pandai belajarlah, kalau mau menjadi sehat peliharalah
pikiranmu dan ragamu dengan berolah raga, makan yang halal dan baik,
kalau mau ditinggikan derajatnya amalkan ilmu untuk kemaslahatan ummat.
Allah sebagai penguasa manusia, Dia kuasa menjadikan manusia dari
setetes mani, lahirlah manusia. Dia kuasa untuk mencabut nyawa kita,
walaupun kita bersembunyi di kolong langit manapun, karena Dia yang
empunya nyawa kita. Kalau sudah jelas nyawa kita bukan kita yang punya,
apalagi yang kita kuasai dan punyai di dunia ini, rumah mewah … mobil
bagus…. Istri yang cantik….suami yang gagah… jabatan yang tinggi!
Semuanya hanya Allah lah yang kuasa, yang empunya, semuanya yang kita
miliki ternyata hanyalah titipan dari Allah, suatu saat akan kita
tanggalkan semua.
Tapi mengapa setiap apa yang dititipkan
kepada kita, ketika diminta kembali yang empuNya, kita mengatakan itu
musibah? Bukankah kita sudah mengakui Allah sebagai Malikun Nas?
Karena Dia sebagai Pemelihara, Penguasa manusia, maka Dialah yang Ilah,
Dialah Tuhan nya manusia – Ilahun Nas, Dialah yang pantas disembah dan
dipuja, bagaimana caranya ialah dengan melaksanakan semua perintahnya
antara lain sholat, puasa, membayar zakat , menyantuni anak fakir
miskin, dan menjauhi segala apa yang dilarangNya. Kepada Allahlah kita
mohon perlindungan dari manusia, segala mara bahaya di dunia ini, dan
selamat di akhirat nanti.
Apakah bahaya itu ?
“Dari kejahatan bisik bisikan dari si pengintai peluang ” (ayat 4)
Ialah orang yang selalu mengintai kita untuk mencari peluang,
kelengahan kita, maka pada saat kita lengah masuklah dia dengan niatnya
yang jelek itu dengan membisik bisikkan sesuatu kepada kita.
” Yang membisik bisikkan di dalam dada manusia ” (ayat 5)
Dia berbisik-bisik bukan terang-terangan, masuk ke dalam diri manusia
secara halus sekali, dia numpang dalam aliran darah, masuk ke dalam
jantung yang terletak di balik dada manusia, sehingga tidak disadari
terpengaruhlah oleh bisikan itu.
Yang tadinya kita berniat akan
sholat malam pada waktunya, tapi karena bisikan hati mengatakan “sayang
kalau pertandingan bola piala eropa ini terlewati di malam yang indah
ini “, sehingga jangankan shalat malam, akhirnya Subuh pun terlewati
juga.
Semula akan membantu kerabat, tetangga yang anaknya
kesulitan untuk beli buku sekolah, tiba-tiba bisikan hati mengatakan
“kalau uang 300 ribu ini saya belikan celana jeans, alangkah senangnya
saya “, padahal uang 300 ribu itu dapat menyelamatkan anak fakir miskin
itu dari kebodohan, dan kalau anak itu nantinya jadi orang pandai
bermanfaat bagi negara bangsa, maka kita akan dapatkan kiriman pahala
dari Allah. Itulah yang dinamakan Amal Jariah.
Perasaan maju
mundur inilah yang dinamakan was was. Kalau begitu siapa yang memasukkan
bisikan ke dalam dada manusia yang kita sebut was-was itu? Ditegaskan
di akhir surat ini yaitu terdiri “dari jin dan manusia ” (ayat 6). Ada
yang secara halus sekali yaitu dari jin, dan ada yang kasar kasat mata,
itulah dari manusia.
Ternyata yang membuat hati ini selalu
gundah, gelisah, yang membuat gossip, fitnah yang menimbulkan kebencian
adalah tidak lain jin dan manusia. Dua mahluk ini selalu ada
dimana-mana, baik di rumah, di jalan, di kantor, bahkan di masjid pun,
ada yang baik ada yang jelek perbuatannya. Dan Allah telah memberikan
tuntunannya kepada kita semua untuk selalu mohon perlindungan kepadaNya,
bukan kepada paranormal, bukan pada dukun, bukan pada penguasa, agar
selamat dari gangguannya.
Semoga uraian Surat An-Nas yang kita
baca di waktu shalat, setiap mau tidur, benar-benar dimengerti arti dan
maknanya, sehingga menambah keteguhan, kemantapan dalam berserah diri
kepadaNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar