SHALAT MALAM
SULAIMAN
bin Mansur bin Ammar berkata, "Ketika aku berada di majelis Abu
Manshur, terjatuhlah secarik kertas di majelis itu yang bertuliskan:
'Bismillahirrahmanirrahim."
Lalu aku berkata padanya. "Wahai
Abus Sura, aku adalah salah seorang dari saudara engkau. Aku bertobat di
hadapanmu, aku ingin membeli bidadari dari Allah dengan mas kawin 30
kali khatam Alquran."
"Maka aku pun berhasil mengkhatamkan 29 kali, dan begitu hendak masuk ke-30, aku benar-benar tak kuasa menahan kantuk."
"Maka seketika itu juga aku bermimpi melihat bidadari keluar dari
mihrabnya, menemui aku. Ketika dia melihat aku, dan aku melihat dia,
maka bidadari itu bersenandung dengan suaranya yang merdu."
"Apakah engkau hendak meminang (bidadari) sepertiku, dan engkau tidur
dariku? Padahal para pecinta itu haram tidur dariku. Karena aku
diciptakan untuk setiap orang yang banyak shalat (malam)-nya dan menjaga
puasanya."
Qiyamul lail (shalat malam) merupakan amalan para
nabi. Hal yang sama juga dilakukan para sahabatnya. Sepanjang malam,
Nabi Muhammad SAW mendirikan shalat malam dan bermunajat kepada Allah
hingga kakinya bengkak dan kulitnya menguning.
Hal itu
berlangsung hingga 12 bulan atau lebih. Ada yang mengatakan lebih dari
10 tahun. Namun, praktik shalat malam yang terus-menerus (setiap malam)
itu, baru berkurang setelah ada keringanan (rukhshah) untuk para
sahabatnya. Bagi mereka, perintah itu sunah, sedangkan untuk Nabi SAW
shalat malam adalah kewajiban.
Qiyamul lail (shalat malam)
merupakan kekuatan mahadahsyat untuk umat Islam. Ketika fajar dakwah
Islam mulai menyingsing, dan umat dihantam berbagai macam siksaan,
shalat malam menjadi wahana bagi mereka untuk menambatkan segenap
kepedihan yang menghimpit jiwa. Qiyamul lail memberikan suntikan
kekuatan yang mengagumkan dalam mengarungi atmosfer kehidupan.
Rasulullah SAW bahkan sangat mendorong umatnya untuk senantiasa mendirikan shalat malam.
"Hendaklah kalian menunaikan qiyamul lail, karena ia merupakan
kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian. Ia juga bisa mendekatkan
kalian pada Rabb kalian, pelebur kesalahan, penghalang dari dosa, dan
pengikis penyakit dari tubuh." (HR Ahmad dan Tirmidzi).
Narasi
di atas menggugah kita bahwa surga dengan kenikmatannya yang melimpah
ruah, termasuk bidadari, adalah tidak gratis. Dan orang yang melazimkan
diri dengan qiyamul lail, potensial untuk meraihnya.
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman
(surga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb
mereka. Sesungguhnya, mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang
yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu
malam." (QS adz-Dzariyat: 15-17).
Qiyamul lail juga merupakan
tangga menuju kemajuan, baik secara spiritual, intelektual, bahkan
finansial. Alquran membahasakannya dengan maqamam mahmuda (tempat yang
terpuji). (QS al-Isra [17]: 79).
Banyak orang yang meraih
prestasi bagus dalam hidupnya, karena kebiasaannya dalam mendirikan
shalat malam. Mereka tak pernah lelah mengabdi kepada Allah dan
memperbanyak amal ibadah di kala banyak manusia sedang tidur nyenyak.
Semoga kita bisa melakukan hal yang sama. Wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar