"Selama Ikhlasmu, Pasti Ada Dampaknya"
Syaikh
Al-Arify pernah bercerita dalam kajian di channel Al-Khalijiyyah,
berjudul Al-Jahlu bi Ad-Diin (kebodohan akan perkara agama). Suatu hari
beliau diundang ceramah di suatu kampus di Timur Tengah. Beliau pun
menjawabnya dan datang di waktu yang tepatnya ditentukan.
Ternyata, kelakuan para hadirin, yaitu para mahasiswa kampus tersebut,
mengecewakan beliau. Tersebab ketika beliau menjajakan ilmu bermanfaat,
banyak dari mereka saling 'berkicau'. Adab majelis hilang. Sebagian
hadirin pun perhatiannya sungguh kurang. Syaikh Al-Arify pulang dengan
kekecewaan. Ia merasa belum pernah ada kajian seburuk itu dan berharap
tak terulang. Namun, beliau berusaha meredam kekecewaan dan mendoakan
yang terbaik.
Setahun kemudian, beliau ditelepon oleh pihak
kampus. Mereka hendak lagi mengundang beliau untuk mengisi kajian.
Mendengar nama kampus tersebut, beliau merasa menjawabnya tidak harus.
Namun, bagaimanapun ia tidak bisa mencari alasan untuk kabur dari
permintaan.
Beliau pun setuju. Dengan perasaan beda dan berharap para hadirin lebih tahu malu.
Dan rupanya mereka masih saja begitu. Mengecewakan seolah adab majelis
telah dicabut dari jiwa-jiwa mereka. Syaikh Al-Arify hendak pulang
kembali dengan kekecewaan yang bertalu-talu. Namun, seorang mahasiswa
mencegahnya seraya berkata:
"Wahai, Syaikh, antum di tahun lalu menganjurkan kami untuk selalu shalat malam!"
Syaikh menjawab, "Na'am!"
"Wahai Syaikh, ketahuilah, demi Allah, saya adalah yang memperhatikan
kalimat Anda di kajian tahun lalu. Dan mulai malam itu, selama setahun
penuh hingga sekarang, saya tidak pernah luput melakukan shalat malam!"
Syaikh Al-Arify berusaha menahan keterkejutan dan kegembiraannya.
======================
Teringat perkataan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimiin
-rahimahullah- yang saya baca di kitab Syarh Al-Arba'iin An-Nawawiyyah:
فلا تحزن أيها الداعي إلى الله إذا لم تقبل دعوتك، فإذا أدّيت ما يجب عليك فقد برئت الذمة والحساب على الله تعالى،
ولكن اعلم أنك إذا قلت حقاً تريد به وجه الله فلابد أن يؤثر، حتى لو رد أمامك فلابد أن يؤثر، والله الموفق
"Maka, janganlah engkau sedih wahai dai menuju jalan Allah, jika
dakwahmu belum diterima! Jika engkau telah menunaikan apa yang wajib
bagimu, maka lepaslah bebanmu. Hitungan kemudian adalah urusan Allah
Ta'ala.
Tetapi KETAHUILAH, bahwasanya engkau, jika engkau
berucap suatu kebenaran yang kau inginkan dengannya wajah Allah, maka
PASTI akan membekas [memberi dampak], MESKIPUN orang di depanmu secara
nyata menentangmu. Ia pasti akan membekas. Dan Allah lah yang Memberi
Taufiq!" [Syarh Al-Arba'iin An-Nawawiyyah, Muhammad bin Shalih
Al-Utsaimin, hal. 153]
Dan itu bisa Anda terapkan di
status-status Anda, ataupun blog Anda, untuk dunia maya. Tidak mesti
orang yang menerima kalimat Anda atau terbekas di hatinya akannya,
mengatakan dan mengakuinya. Biarlah Allah yang mencatatnya. Tidak harus
kita ketahui siapa-siapa; karena tugas kita perihal kebenaran:
menyampaikannya.
Wallahu al-muwaffiq!
-Ustadz Hasan Al-Jaizy-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar