Kehadiran
anak pasti sangat dinantikan oleh pasangan suami istri. Terlebih bagi
mereka yang usia pernikahannya sudah berlalu beberapa tahun. Untuk
mendapatkan keturunan, apapun akan diusahakan.
Usaha
memang harus diupayakan, namun berdoa juga tidak boleh ditinggalkan.
Bahkan orang yang hanya mengedepankan usaha tanpa berdoa terkategori
orang sombong. Seolah-olah usahanya lah yang bisa merealisasikan
kemauannya tanpa peran Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagai pencipta.
Usaha memang harus diupayakan, namun berdoa juga tidak boleh ditinggalkan.
Dalam Al-Qur'an ada beberapa doa yang dipanjatkan oleh hamba-hamba Allah yang shalih agar dikaruniakan dzurriyah tayyibah yang menjadi qurrata a'yun.
Dari doa mereka tersebut, Allah berkenan mengabulkan dan mengaruniakan
keturunan yang shalih. Apalah artinya seorang anak, jika akhirnya ia
menjadi musuh Allah. Memang di masa kecilnya ia menjadi permata, namun
ketika sudah besar ia menjadi bencana.
1. Doa Nabi Ibrahim 'alaihis salam
Anak
shalih yang dimohon Ibrahim dalam doanya adalah anak yang taat kepada
Allah sebagai ganti dari kaumnya yang dia tinggalkan karena sudah tak
bisa lagi diharapkan akan beriman. Kemudian Allah karuniakan seorang ghulaam haliim (seorang anak yang amat sabar), yaitu Ismail 'alaihis salam. Dialah anak pertama Nabi Ibrahim berdasarkan kesepakan kaum muslimin, bahkan disepakati juga oleh Ahlul kitab.
Anak shalih yang dimohon Ibrahim dalam doanya adalah anak yang taat kepada Allah sebagai ganti dari kaumnya yang dia tinggalkan karena sudah tak bisa lagi diharapkan akan beriman.
2. Doa Nabi Zakaria 'alaihis salam
Doa ini
dipanjatkan oleh Nabi Zakaria setelah melihat kondisi Maryam yang
mengabdikan dirinya di Mihrab hanya untuk Ibadah kepada Allah. "Setiap
Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di
sisinya. Zakaria berkata: 'Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?' Maryam menjawab: 'Makanan itu dari sisi Allah'. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab." (QS. Ali Imran: 37)
Setelah
Nabi Zakaria melihat karunia Allah atas Maryam berupa makanan dan
buah-buahan musim dingin pada musim panas dan buah-buahan musim panas
pada musim dingin tanpa usaha dan bekerja, maka dia pun berharap,
bermunajat, dan berdoa kepada Allah agar dikaruniakan anak, walaupun
usianya sudah tua sementara istrinya sudah tua dan mandul. Namun
demikian dia tidak berputus asa dan berdoa dengan doa di atas.
Dzurriyah Thayyibah maknanya adalah anak yang shalih, berakhlak, dan beradab agar sempurna nikmat dien dan dunianya.
Kemudian
Allah mengabulkan doanya dengan kelahiran Yahya, yang membenarkan
kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari
hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang shaleh.
3. Doa 'ibadur rahman (hamba-hamba Allah yang shalih)
"Ya
Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan
kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi
orang-orang yang bertakwa," (QS. Al-Furqan: 74).
Istri dan keturunan yang menjadi qurrata a'yun (penyenang hati), adalah yang senantiasa taat kepada Allah dan beribadah kepada-Nya semata, Dzat yang tiada sekutu bagi-Nya.
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah memaknakan "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami),"
adalah yang taat kepada Allah, karena tiada sesuatu yang lebih membuat
senang pandangan seorang mukmin dari pada melihat orang yang dicintainya
dalam ketaatan.
Sumber : (PurWD/voa-islam.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar