Kamis, 14 Februari 2013

Valentine’s Day Tradisi Orang Miskin Kasih Sayang

Euphoria Valentine’s Day yang digembar-gemborkan oleh tradisi barat dengan kedok hari kasih sayang ternyata telah menyebar luas dipenjuru dunia tidak terkecuali di Indonesia yang sangat suka dengan hal berbau barat, seolah bila tidak ikut budaya barat maka dianggap tidak modern. Banyak generasi muda ikut sibuk terhanyut dengan budaya ini. Apakah dengan ikut merayakan valentine, lalu kita menjadi orang barat? Padahal dalam tradisi ini, kita tidak ada kepentingan sama sekali, bahkan terkesan bodoh mengikuti suatu budaya yang tidak jelas asal-usulnya dan merugikan umat Islam.  

Harusnya kita lebih memahami, Valentine’s Day bukanlah hari pembuktian cinta, atau hari kasih sayang karena justru pada hari ini lah kebanyakan manusia yang mengatakan mereka melakukan aktivitas seperti free seks, zina, dan lainnya atas nama cinta, sedang menodai arti cinta itu sendiri. Bagaimana mungkin cinta diartikan hanya sebuah pemuasan nafsu belaka? Pemenuhan kebutuhan biologis saja? Dan bagaimana mungkin atas nama cinta semuanya boleh dan legal untuk dilakukan.

Berikut ini jawaban Habib Rizieq Syihab atas pertanyaan seorang mahasiswi UIN terkait Valentine’s Day :

1. Apa pandangan Habib tentang valentine?

Valentine tradisi kafir yang tidak baik dan tidak boleh ditiru atau diikuti oleh umat Islam, karena Valentine bukan sekedar hari kasih sayang, bahkan hari sex bebas atas nama kasih sayang. Fakta dalam praktek perayaannya seperti itu. Camkan !

Bicara tentang kasih sayang, lucu sekali dirayakan setahun sekali ??!! Itu tradisi orang yang miskin kasih sayang, sehingga stress mencari kasih sayang.

Ada pun dalam Islam, tiada hari tanpa kasih sayang, karena Islam adalah agama kasih sayang. Umat Islam tidak pernah kekurangan kasih sayang, karena mereka memiliki Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Penyayang, dan Nabi SAW yang diutus untuk menebar kasih sayang, serta agama yang berintikan kasih sayang, dan juga memiliki saudara sesama muslim yang wajib saling memberi kasih sayang setiap saat. Jadi, umat Islam itu tidak miskin kasih sayang.

2. Jika benar valentine adalah syiar agama nasrani, bagaimana seharusnya kita bersikap?

Setahu saya Valentine itu bukan Syiar Nashrani, tapi produk Freemasonry. Nashrani tidak mengajarkan free sex, tapi Freemasonry yang mengkampanyekan free sex. Freemasonry merusak semua umat beragama. Freemasonry adalah Dedengkotnya LIBERAL. Dengan demikian jelas bahwa merayakan Valentine bagi umat Islam hukumnya HARAM.

3. Sebagai generasi muda yang memiliki keingintahuan dan mencoba berbagai macam tradisi valentine, seperti memberi bunga atau coklat untuk orang yang dikasihi?

Sebagai generasi muda Islam, wajib selektif dalam berinteraksi dengan budaya atau tradisi apa pun. Jika bertentangan dengan Islam wajib ditolak, bukan dicoba !

4. Isu selanjutnya adalah valentine dapat mengikis jiwa nasionalis generasi muda karena dianggap sebagai budaya barat yang merugikan, bagaimana tanggapan Habib tentang hal tersebut? bukan kah kita bangsa yang dapat menerima perbedaan mengingat kita sendiri adalah bangsa yang terbentuk dari berbagai macam suku bangsa?

Valentine itu bukan hanya dapat mengikis jiwa kebangsaan, tapi juga mengikis aqidah dan merusak akhlaq. Valentine sebagai hari free sex atas nama kasih sayang adalah merupakan penyimpangan, bukan perbedaan, karena mana ada agama yang menghalalkan free sex ??!!  Kita toleransi terhadap perbedaan, tapi harus tegas terhadap penyimpangan, sehingga Valentine wajib ditolak oleh semua agama dan segenap anak bangsa Indonesia.

Sumber : www.fpi.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar