HADITS MEMBACA SURAH YASIIN UNTUK ORANG WAFAT
عَنْ
مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ اَلنَّبِيَّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اقْرَؤُوا عَلَى مَوْتَاكُمْ يس رَوَاهُ
أَبُو دَاوُدَ وَالنَّسَائِيُّ وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ (وأخرجه أحمد
20316 وأبو داود رقم 3121 وابن ماجه رقم 1448 وابن حبان رقم 3002 والطبرانى
رقم 510 والحاكم رقم 2074 والبيهقى رقم 6392 وأخرجه أيضاً الطيالسى رقم
931 وابن أبى شيبة رقم 10853 والنسائى فى الكبرى رقم 10913)
Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, an-Nasai, Ibnu Majah, Ahmad bin
Hanbal dan al-Hakim melalui jalur 1) Sulaiman bin Tharkhan al-Taimi, dan
2) Abu Utsman dari ayahnya Ma'qil bin Yasar.
Albani (ulama
wahabi) berkata dalam kitabnya Irwa' al-Ghalil hadis ini dlaif, karena
mengandung tiga illat; 1) Abu Utsman dan 2) ayahnya, adalah perawi yang
tidak diketahui keadaannya. Dan 3) hadis ini mudltharib, terjadi
kesimpangsiuran. (Irwa' al-Ghalil 3/15)
Tentu saja pandangan
Albani ini ditolak. Hadis ini telah dinilai sahih oleh Ibnu Hibban
(al-Ihsan no 3002) dan dinilai hasan oleh al-Hafidz al-Mundziri (Takhrij
Ahadits al-Muhadzdzab, sebagaimana dikutip oleh al-Hafidz Ibnu
al-Mulaqqin dalam al-Badzr al-Munir 5/194) dan al-Hafidz as-Suyuthi
dalam al-Jami' ash-Shaghir 1/52. Sementara al-Hakim dan adz-Dzahabi
tidak mengomentarinya.
Meneliti perawi sanad.
1)
Sulaiman bin Tharkhan al-Taimi telah disebutkan oleh al-Hafidz Ibnu
Hajar dalam Taqrib al-Tahdzib (2575) masuk dalam generasi keempat, yaitu
generasi tabi'in yang menjumpai sejumlah orang sahabat. Sehingga ada
dugaan kuat, bahwa 2) Abu Utsman yang menjadi sumber hadis tersebut
adalah termasuk generasi senior tabi'in. Ibnu Hibban memasukkan Abu
Utsman ini dalam golongan perawi yang dipercaya dalam kitab al-Tsiqat
(7/664) dan menilai sahih hadisnya. Sedangkan perawi darinya, yaitu
Sulaiman al-Taimi juga perawi tsiqah, dipercaya. Dengan demikian
kecenderungan menerima hadisnya memiliki dasar yang kuat.
Disisi lain hadis ini memiliki penguat eksternal (syawahid). Ahmad bin
Hanbal (Diriwayatkan juga oleh Ibnu Sa'd dalam al-Thabaqat 7/443 dan
Ibnu Katsir dalam tafsirnya)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ
حَدَّثَنِي أَبِي ثَنَا أَبُوْ الْمُغِيْرَةِ ثَنَا صَفْوَانُ حَدَّثَنِي
الْمَشِيْخَةُ اَنَّهُمْ حَضَرُوْا غُضَيْفَ بْنَ الْحَرْثِ الثَّمَالِيَ
حِيْنَ اشْتَدَّ سَوْقُهُ فَقَالَ هَلْ مِنْكُمْ أَحَدٌ يَقْرَأُ يس قَالَ
فَقَرَأَهَا صَالِحُ بْنُ شُرَيْحٍ السُّكُوْنِي فَلَمَا بَلَغَ
أَرْبَعِيْنَ مِنْهَا قُبِضَ قَالَ فَكَانَ الْمَشِيْخَةُ يَقُوْلُوْنَ
إِذَا قُرِئَتْ عِنْدَ الْمَيِّتِ خُفِّفَ عَنْهُ بِهَا قَالَ صَفْوَانُ
وَقَرَأَهَا عِيْسَى بْنُ الْمُعْتَمِرِ عِنْدَ بْنِ مَعْبَدٍ (مسند أحمد
بن حنبل 17010)
"Para guru bercerita bahwa mereka mendatangi
Ghudlaif bin Hars al-Tsamali ketika penyakitnya sangat parah. Shafwan
berkata: Adakah diantara anda sekalian yang mau membacakan Yasin? Shaleh
bin Syuraih al-Sukuni yang membaca Yasin. Setelah ia membaca 40 dari
Surat Yasin, Ghudlaif meninggal. Maka para guru berkata: Jika Yasin
dibacakan di dekat mayit maka ia akan diringankan (keluarnya ruh) dengan
Surat Yasin tersebut. (Begitu pula) Isa bin Mu'tamir membacakan Yasin
di dekat Ibnu Ma'bad" (Musnad Ahmad No 17010)
Al-Hafidz Ibnu Hajar menilai atsar ini:
وَهُوَ حَدِيْثٌ حَسَنُ اْلإِسْنَادِ (الإصابة في تمييز الصحابة للحافظ ابن حجر 5 / 324)
"Riwayat ini sanadnya adalah hasan" (al-Ishabat fi Tamyiz al-Shahabat V/324)
Ahli hadis al-Hafidz Ibnu Hajar juga menilai riwayat amaliyah ulama
salaf membaca Yasin saat Ghudlaif akan wafat sebagai dalil penguat
(syahid) dari hadis riwayat Ma'qil bin Yasar yang artinya: Bacakanlah
Surat Yasin di dekat orang yang meninggal. (Raudlah al-Muhadditsin
X/266)
Al-Hafidz Ibnu Hajar memastikan Ghudlaif ini adalah seorang sahabat:
هَذَا مَوْقُوْفٌ حَسَنُ اْلإِسْنَادِ وَغُضَيْفٌ صَحَابِىٌّ عِنْدَ
الْجُمْهُوْرِ وَالْمَشِيْخَةُ الَّذِيْنَ نَقَلَ عَنْهُمْ لَمْ
يُسَمُّوْا لَكِنَّهُمْ مَا بَيْنَ صَحَابِىٍّ وَتَابِعِىٍّ كَبِيْرٍ
وَمِثْلُهُ لاَ يُقَالُ بِالرَّأْىِ فَلَهُ حُكْمُ الرَّفْعُ (روضة
المحدثين للحافظ ابن حجر 10 / 266)
"Riwayat sahabat ini sanadnya
adalah hasan. Ghudlaif adalah seorang sahabat menurut mayoritas ulama.
Sementara 'para guru' yang dikutip oleh Imam Ahmad tidak disebut
namanya, namun mereka ini tidak lain antara sahabat dan tabi'in senior.
Hal ini bukanlah pendapat perseorangan, tetapi berstatus sebagai hadis
yang disandarkan pada Rasulullah (marfu')" (Raudlah al-Muhadditsin
X/266)
Atsar dari Ghudlaif al-Tsumali diatas memiliki jalur
lain yang diriwayatkan oleh Ibnu 'Asakir dalam Tarikhh Dimasyqi (48/82)
dari jalur Said bin Manshur, dari Faraj bin Fudlalah dari Asad bin
Wada'ah. Sanad atsar ini lemah, karena Faraj bin Fudlalah bin Nu'man
dlaif. Akan tetapi kelemahan sanad ini diperkuat oleh sanad Imam Ahmad
bin Hanbal dan Ibnu Sa'd diatas yang dinilai hasan oleh al-Hafidz Ibnu
Hajar.
al-Hafidz Ibnu Hajar juga meriwayatkan hadis tentang bacaan Surat Yasin:
وقال ابن أبي عمر حدثنا عبد المجيد بن أبي رواد عن مروان بن سالم عن
صفوان بن عمرو عن شريح بن عبيد عن أبي الدرداء رضي الله عنه قال قال رسول
الله صلى الله عليه وسلم « ما من ميت يموت ويقرأ عنده يس إلا هون الله
تعالى عليه » (المطالب العالية للحافظ ابن حجر العسقلاني 816)
Hadis ini dinilai dlaif oleh al-Hafidz al-Bushiri dalam Mukhtashar
al-Ithaf, karena lemahnya Marwan bin Salim. Akan tetapi hadis ini
diperkuat dengan hadis yang diriwayatkan Ashabus Sunan dan disahihkan
oleh Ibnu Hibban diatas.
Berikut kutipan selengkapnya dari
kitab Musnad Ahmad mengenai pembacaan Yasin di samping orang yang akan
meninggal yang telah menjadi amaliyah ulama terdahulu dan terus
diamalkan oleh warga NU:
ثُمَّ قَالَ اْلإِمَامُ أَحْمَدُ
حَدَّثَنَا عَارِمٌ حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ
التَّيْمِي عَنْ أَبِي عُثْمَانَ -وَلَيْسَ بِالنَّهْدِي- عَنْ أَبِيْهِ
عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "اِقْرَؤُوْهَا عَلَى مَوْتَاكُمْ" يَعْنِي يس.
وَرَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالنَّسَائِي فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ
وَابْنُ مَاجَهْ مِنْ حَدِيْثِ عَبْدِ اللهِ بْنِ الْمُبَارَكِ بِهِ إِلاَّ
أَنَّ فِي رِوَايَةِ النَّسَائِي عَنْ أَبِي عُثْمَانَ عَنْ مَعْقِلٍ بْنِ
يَسَارٍ. وَلِهَذَا قَالَ بَعْضُ الْعُلَمَاءِ مِنْ خَصَائِصِ هَذِهِ
السُّوْرَةِ أَنَّهَا لاَ تُقْرَأُ عِنْدَ أَمْرٍ عَسِيْرٍ إِلاَّ
يَسَّرَهُ اللهُ. وَكَأَنَّ قِرَاءَتَهَا عِنْدَ الْمَيِّتِ لِتُنْزَلَ
الرَّحْمَةُ وَالْبَرَكَةُ وَلِيَسْهُلَ عَلَيْهِ خُرُوْجُ الرُّوْحِ
وَاللهُ أَعْلَمُ. قَالَ اْلإِمَامُ أَحْمَدُ رَحِمَهُ اللهُ حَدَّثَنَا
أَبُوْ الْمُغِيْرَةِ حَدَّثَنَا صَفْوَانُ قَالَ كَانَ الْمَشِيْخَةُ
يَقُوْلُوْنَ إِذَا قُرِئَتْ - يَعْنِي يس- عِنْدَ الْمَيِّتِ خُفِّفَ
عَنْهُ بِهَا (تفسير ابن كثير 6 / 562)
"Imam Ahmad berkata (dengan
meriwayatkan sebuah) bahwa Rasulullah Saw bersabda: Bacalah surat Yasin
kepada orang-orang yang meninggal (HR Abu Dawud dan al-Nasa'i dan Ibnu
Majah). Oleh karenanya sebagian ulama berkata: diantara keistimewaan
surat yasin jika dibacakan dalam hal-hal yang sulit maka Allah akan
memudahkannya, dan pembacaan Yasin di dekat orang yang meninggal adalah
agar turun rahmat dan berkah dari Allah serta memudahkan keluarnya ruh.
Imam Ahmad berkata: Para guru berkata: Jika Yasin dibacakan di dekat
mayit maka ia akan diringankan (keluarnya ruh) dengan bacaan Yasin
tersebut" (Ibnu Katsir VI/342)
Terkait dengan tuduhan anti
tahlil yang mengutip pernyataan beberapa ulama bahwa sanad hadis riwayat
Ma'qil ini goncang, redaksi hadisnya (matan) tidak diketahui dan
sebagainya, maka cukup dibantah dengan pendapat ahli hadis al-Hafidz
Ibnu Hajar dalam Bulugh al-Maram I/195:
عَنْ مَعْقِلِ بْنِ
يَسَارٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ اَلنَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ اقْرَؤُوا عَلَى مَوْتَاكُمْ يس رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ
وَالنَّسَائِيُّ وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ (وأخرجه أحمد 20316 وأبو داود
رقم 3121 وابن ماجه رقم 1448 وابن حبان رقم 3002 والطبرانى رقم 510 والحاكم
رقم 2074 والبيهقى رقم 6392 وأخرجه أيضاً الطيالسى رقم 931 وابن أبى شيبة
رقم 10853 والنسائى فى الكبرى رقم 10913)
"Dari Ma'qil bin Yasar
bahwa Rasulullah Saw bersabda: 'Bacalah surat Yasin di dekat orang-orang
yang meninggal.' Ibnu Hajar berkata: Diriwayatkan oleh Abu Dawud,
al-Nasa'i dan disahihkan oleh Ibnu Hibban" (Hadis ini juga diriwayatkan
oleh Imam Ahmad No 20316, Abu Dawud No 3121, Ibnu Majah No 1448,
al-Thabrani No 510, al-Hakim No 2074, al-Baihaqi No 6392, al-Thayalisi
No 931, Ibnu Abi Syaibah No 10853 dan al-Nasa'i dalam al-Sunan al-Kubra
No 10913)
Dalam kitab tersebut al-Hafidz Ibnu Hajar tidak
memberi komentar atas penilaian sahih dari Ibnu Hibban. Sementara dalam
kitab beliau yang lain, Talkhis al-Habir II/244, kendatipun beliau
mengutip penilaian dlaif dari Ibnu Qattan dan al-Daruquthni, di saat
yang bersamaan beliau meriwayatkan atsar dari riwayat Imam Ahmad diatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar