Selasa, 19 Februari 2013

FADHILAH SHALAT SUNNAH WITIR

Shalat Sunnah mendekatkan diri kita kepada Allah, semakin dekat Insya Allah makin terijabah doa dan harapan kita dan yang lebih penting sbg bekal di akhirat kelak, Amin. Biasanya kita rajin shalat witir ketika Ramadhan, namun dibulan lain kebiasaan tsb mengendur padahal shalat witir memiliki kedudukan tersendiri didalam Sunnah Rosulullah SAW, bahkan Rosulullah SAW menjadikan amal yang rutin dan tidak pernah meninggalkan Shalat Sunnah Witir, baik ketika sedang berada di rumah ataupun dalam bepergian.

Insya Allah faedah Shalat witir sbg penutup ibadah shalat pada keseharian kita dapat menyempurnakan shalat-shalat kita yang mungkin ada kekurangan.

Dari Abu Bashrah al-Ghifari Radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Taala telah memberi kalian tambahan shalat, yaitu shalat Witir, maka shalat Witirlah kalian antara waktu shalat Isya hingga shalat Shubuh. [HR. Ahmad, Shahih]

Dari Abu Ayyub al-Anshari Radhiyallahu anhu, ia menuturkan, bahwa Rasulullah SAW Bersabda : Shalat Witir adalah haq (benar adanya), maka barangsiapa yang mau, maka berwitirlah lima raka'at, barangsiapa yang mau, berwitirlah tiga raka'at dan barangsiapa yang mau, berwitirlah satu rakaat. [HR. Abu Dawud dalam kitab ash-Shalaah, bab Kamil Witr, (hadits no. 1421), an-Nasa-i dalam kitab, Qiyaamul Lail]

Rasulullah SAW Bersabda : Barangsiapa takut tidak bangun di akhir malam, maka witirlah pada awal malam, dan barang siapa berkeinginan untuk bangun di akhir malam, maka witirlah di akhir malam, karena sesungguhnya shalat pada akhir malam masyhudah (disaksikan). (HR. Muslim)

(Doa / Wirid dalam Shalat Witir)

Subhaanal malikil qudduus, sebanyak tiga kali dan beliau mengeraskan suara pada bacaan ketiga (HR. Abu Daud dan An Nasa-i)

Allahumma inni audzu bi ridhooka min sakhotik wa bi mu afaatika min uqubatik, wa audzu bika minka laa uh-shi tsanaa-an alaik, anta kamaa atsnaita ala nafsik

Ya Allah, aku berlindung dgn keridhoan-Mu dari kemarahan-Mu, dan dgn kesalamatan-Mu dari hukuman-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah sebagaimana yg Engkau sanjungkan kepada diri-Mu sendiri. (HR. Abu Daud, Tirmidzi, An Nasa-i dan Ibnu Majah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar