FADHILAH SHALAT SUNNAH WITIR
Shalat
Sunnah mendekatkan diri kita kepada Allah, semakin dekat Insya Allah
makin terijabah doa dan harapan kita dan yang lebih penting sbg bekal di
akhirat kelak, Amin. Biasanya kita rajin shalat witir ketika Ramadhan,
namun dibulan lain kebiasaan tsb mengendur padahal shalat witir memiliki
kedudukan tersendiri didalam Sunnah Rosulullah SAW, bahkan Rosulullah
SAW menjadikan amal yang rutin dan tidak pernah meninggalkan Shalat
Sunnah Witir, baik ketika sedang berada di rumah ataupun dalam
bepergian.
Insya Allah faedah Shalat witir sbg penutup ibadah
shalat pada keseharian kita dapat menyempurnakan shalat-shalat kita yang
mungkin ada kekurangan.
Dari Abu Bashrah al-Ghifari
Radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya
Allah Subhanahu wa Taala telah memberi kalian tambahan shalat, yaitu
shalat Witir, maka shalat Witirlah kalian antara waktu shalat Isya
hingga shalat Shubuh. [HR. Ahmad, Shahih]
Dari Abu Ayyub al-Anshari Radhiyallahu anhu, ia menuturkan, bahwa
Rasulullah SAW Bersabda : Shalat Witir adalah haq (benar adanya), maka
barangsiapa yang mau, maka berwitirlah lima raka'at, barangsiapa yang
mau, berwitirlah tiga raka'at dan barangsiapa yang mau, berwitirlah satu
rakaat. [HR. Abu Dawud dalam kitab ash-Shalaah, bab Kamil Witr, (hadits
no. 1421), an-Nasa-i dalam kitab, Qiyaamul Lail]
Rasulullah
SAW Bersabda : Barangsiapa takut tidak bangun di akhir malam, maka
witirlah pada awal malam, dan barang siapa berkeinginan untuk bangun di
akhir malam, maka witirlah di akhir malam, karena sesungguhnya shalat
pada akhir malam masyhudah (disaksikan). (HR. Muslim)
(Doa / Wirid dalam Shalat Witir)
Subhaanal malikil qudduus, sebanyak tiga kali dan beliau mengeraskan suara pada bacaan ketiga (HR. Abu Daud dan An Nasa-i)
Allahumma inni audzu bi ridhooka min sakhotik wa bi mu afaatika min
uqubatik, wa audzu bika minka laa uh-shi tsanaa-an alaik, anta kamaa
atsnaita ala nafsik
Ya Allah, aku berlindung dgn keridhoan-Mu
dari kemarahan-Mu, dan dgn kesalamatan-Mu dari hukuman-Mu dan aku
berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak mampu menghitung pujian
dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah sebagaimana yg Engkau sanjungkan
kepada diri-Mu sendiri. (HR. Abu Daud, Tirmidzi, An Nasa-i dan Ibnu
Majah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar