Minggu, 24 Februari 2013

RASULULLAH SAW TIDAK PERNAH MEMBUNUH?

Diwaktu perang Uhud, saat itu pasukan muslimin mendapat serangan hebat dari kaum quraisy Makkah. Ubay bin Khalaf, salah seorang tokoh musyrik Quraisy, bermaksud ingin membunuh Nabi Muhammad saw, sebab di saat itu ia melihat pasukan muslimin sedang dalam posisi terpuruk.

“Inilah kesempatan emas buatku,”pikir Ubay bin Khalaf untuk segera membunuh Muhammad”.

Ubay bin khalaf ketika perang Badar dan di menangkan pasukan Muhammad Rasulullah saw pernah di tawan oleh kaum muslimin dan bebas setelah membayar sejumlah jaminan kebebasan. Makanya dendam yang semakin memuncak terhadap Muhammad.

Ubay bin Khalaf berkata dengan lantang:

“Dimana Muhammad?”, Jika dia masih hidup, niscaya aku yang akan mati”.

Rasul saw menjawab , “Jika Allah mengkhendaki, pastilah aku akan membunuhmu….”

Para sahabat SAW menghadang langkahnya untuk melindunginya, namun Rasulullah saw mencegahnya, “Tinggalkan aku sendiri…”

Di dalam perang yang diiikuti oleh Rasulullah saw, Rasulullah saw sebagai panglima perang selalu paling depan, beliau sangat pemberani sehingga seluruh sahabat selalu berlindung di belakangnya.

Rasul saw menghunus sebuah tombak yang di pinjamnya dari Al- Harits bin Simma dan mengayun-ayunkannya sedemikian rupa sehingga orang-orang menjauhi Rasulullah saw, selayaknya ibarat segerombolan capung lari bertebaran dari punggung onta ketika onta itu bergerak.

Rasul saw menatap tajam Ubay bin Khalaf dan langsung maju. Dengan kesigapannya beliau saw berhasil mencengkeram leher Ubay bin Khalaf sehingga Ubay pun gemetar yang luar biasa lalu terjatuh dari kudanya.

Orang-orang yang melihat kejadian tersebut berkata; patah dah tulang rusuknya…!

Ubay bin khalaf yang sangat ketakutan melarikan diri kembali kepada induk pasukan kafir Quraisy sambil terengah-engah ia berkata; “Muhammad telah membunuhku….!..Muhammad telah membunuhku….!

Para pasukan kafir quraisy merasa heran dengan ucapan Ubay bin Khalaf dan bertanya: loh..kan tidak terjadi apa-apa padamu , hai ubay….!

Ubay menjawab, “Siapapun akan mati bila tertimpa kejadian seperti yang aku alami, sebab Muhammad telah bersumpah, “Aku akan membunuhmu, hai Ubay..!”

“Demi Allah, Jika Muhammad berdo`a seperti itu, hal itu telah cukup bagiku untuk mematikan diriku”.

Setelah perang usai, dalam perjalanan pulang ke Makkah, ketika memasuki kawasan syarif, Ubay bin Khalaf mati tanpa sebab….

Rasulullah saw telah melakukan banyak peperangan namun beliau belum pernah membunuh lawannya, walaupun dalam peperangan adalah haq baginya untuk membunuh musuh yang menyerangnya, beliau belum pernah membunuh orang lain.

Ubay Bin Khalaf adalah sosok manusia yang paling sial di muka bumi yang pernah Allah ciptakan, berkat do`a beliau saw, Allah pun tidak menginginkan kehidupannya. Naudzbulillah.

“Allahumma shalli wa sallim ‘ala Sayyidina Muhammad nuuri-kas saari wa madaadikal jaari wajma’nii bihi fi kulli athwaari wa ‘ala alihi wa shahbihi yannuur”

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad, sang cahaya-Mu yang selalu bersinar dan pemberian-Mu yang tak kunjung putus, dan kumpulkanlah aku dengan Rasulullah di setiap zaman, serta shalawat untuk keluarganya dan sahabatnya, wahai Sang Cahaya.”

4 komentar:

  1. Hehehe...Ngibul benar anda. slemot memang menutupi kenyataan hidup...

    BalasHapus
  2. Ha.ha.ha.. anda memutar balik kan fakta..

    Muhammad adalah seorang pemimpin agama dan seorang pemimpin militer. Diperkirakan Muhammad telah membunuh sekurangnya 3000 orang, termasuk memenggal kepala 700 orang Yahudi dari Bani Qurayza, yaitu satu suku Yahudi yang ada di Medina, pada tahun 672 AD.

    “Muhammad memberikan perintah dan kemudian, kepala kedua pemimpin suku dipisahkan dari tubuh mereka. Penyiksaan dan darah yang tertumpah terlihat semakin mengerikan ketika Muhammad mengutus Bilal untuk menangkap isteri Kinana dan membawanya pada Muhammad... Kemudian Muhammad melepaskan jubahnya dan memakaikannya pada Safiyah dan sekarang Safiyah menjadi miliknya” (Conquest of Khaybar, A.D. 628, Sirat Rasul Allah).

    “Muhammad mengutus Abdullah untuk melaksanakan diplomasi demi mendapatkan kesempatan membunuh Sofyan. Abdullah pun pergi, berpura-pura bahwa ia berada pada pihak Sofyan. Dan ketika saatnya tepat, ia memenggal leher Sofyan. Ia membawa kepala Sofyan kepada Muhammad , yang saat itu tengah berada di sebuah mesjid di Medina. Muhammad merasa sangat senang, kemudian memberikan tongkatnya pada si pembunuh dan berkata: ‘Ini akan menjadi tanda antara kamu dan saya pada hari kebangkitan. Sesungguhnya, hanya sedikit orang pada hari itu yang punya sesuatu yang bisa ia pakai untuk bersandar’” (Sirat Rasul Allah).

    “Ibn Sa’d Tabaqat melaporkan: Rasul Allah masuk melalui Adhakhir ke dalam kota Mekah...Ia memerintahkan enam orang pria dan empat orang wanita untuk dibunuh” (Kitab al-Tabaqat, written by Ibn Sa’d (A.D. 745-845) (Vol. 2, p. 168).

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Ya gitulah kalau yg memberi komentar negatif, pasti mereka iri krn Tuhannya disalib

    BalasHapus