SEBAIK-BAIK PERMINTAAN ADALAH APA YANG ALLAH S.W.T TUNTUT DARIPADA KAMU.
Pada setiap ketika dan setiap keadaan pasti ada tuntutan Allah s.w.t
terhadap kita yang kita berkewajipan menyempurnakannya. Pada ketika dan
keadaan berkenaan yang paling baik kita mohonkan daripada Allah s.w.t
adalah agar kita dapat menyempurnakan kewajipan tersebut. Setiap waktu,
ruang, benda-benda serta kejadian yang
mengisi waktu dan ruang itu merupakan ujian Allah s.w.t. Apa yang
dimaksudkan dengan ujian adalah cobaan terhadap iman (tauhid). Waktu dan
ruang serta isinya berperanan mengalihkan pandangan kita daripada
tauhid kepada yang mengisi waktu dan ruang tersebut. Waktu dan ruang
adalah dua keping besi tajam yang membentuk gunting, kerjanya memotong
tali yang menghubungkan hamba dengan Allah s.w.t. Apabila tali itu
putus, terlepaslah perhatian dari menyaksikan Rububiyah, maka terjadilah
syirik. Apa saja yang berada di dalam waktu dan ruang yang menutup
pandangan mata hati dari menyaksikan ketuhanan Allah s.w.t, adalah
menjadi bahan yang disyirikkan dengan Allah s.w.t.
Anasir alam
yang paling banyak mengisi waktu dan ruang adalah sebab musabab, memakai
berbagai-bagai topeng, menggunakan berbagai-bagai nama dan menunggang
berbagai-bagai jenis kenderaan, iaitu benda, kejadian dan suasana. Sebab
musabab menguji iman kita, dan kita dituntut memelihara iman itu.
Apabila kita menerima sebab musabab kita hendaklah tidak meletakkan
keberkesanan terjadinya sesuatu hukum kepada sebab musabab. Apa juga
yang berlaku adalah menurut tadbir Ilahi dan benda-benda alam yang
membentuk sistem sebab musabab adalah alat yang mempamerkan hikmat
kebijaksanaan peraturan dan perbuatan Allah s.w.t. Jangan dibiarkan
sebab musabab memperlihatkan kekuatannya seolah-olah Allah s.w.t tidak
ikut campur dalam urusannya. Kita bertanggungjawab menjaga iman kita
agar tidak dihanyutkan oleh arus sebab musabab yang setiap detik singgah
kepada kita. Terpelihara iman adalah yang sebaik-baik diminta. Paling
utama diminta adalah terpelihara iman ketika dikeluarkan roh dari jasad.
Dalam perjalanan mempertahankan imannya seseorang itu akan silih
berganti berhadapan dengan salah satu daripada empat keadaan: nikmat;
bala; taat dan maksiat. Keempat-empat itu adalah alat untuk menguji
iman. Dalam menghadapi ujian nikmat pohonlah kepada Allah s.w.t agar
kita dapat mengikat nikmat tersebut dengan syukur. Apabila berhadapan
dengan ujian bala, mengadulah kepada Allah s.w.t agar bala itu
dihindarkan atau jika bala itu tidak mau pergi juga mintalah agar Dia
menguatkan kita dengan kesabaran dan seterusnya mintalah agar Allah
s.w.t mententeramkan hati kita dengan reda. Apabila kita diberi
kesempatan berbuat taat, ketahuilah ketaatan itu adalah karunia Allah
s.w.t, karena kasih sayang dan rahmat-Nya kepada kita, bukan ketaatan
terjadi karena jerih payah dan usaha kita. Jangan melihat amal sebagai
hasil usaha kita tetapi hendaklah ia dilihat sebagai pemberian Allah
s.w.t yang wajib disyukuri dan seharusnya kita merendah diri kepada-Nya.
Apabila terjerumus melakukan maksiat pula, ketahuilah bahwa jika kita
tidak peduli ke lembah kehancuran mana yang kita jatuh, maka Allah s.w.t
juga tidak peduli di jurang mana kita binasa dan di neraka mana kita
menanggung azab siksa. Jika tidak mau dibinasakan oleh Allah s.w.t dan
disiksa dengan azab yang pedih, larilah kepada Allah s.w.t dengan
meninggalkan lembah maksiat, bertaubatlah dengan sepenuh hati,
sebenar-benar taubat.
Dalam mengajukan permintaan kepada Allah
s.w.t yang perlu dilihat adalah diri sendiri, bukan apa yang diingini.
Penting bagi seseorang mengenali dirinya dan menghisab dirinya. Cari di
mana cacat dan kekurangan yang ada pada kita. Apa yang kurang minta
Allah s.w.t supaya mencukupkan yang cacat ,minta Dia memberi dan
menutupi. Apa saja yang datang adalah pemberian dari Allah s.w.t yang
perlu kita renungi.Mohonlah bantuan Allah s.w.t agar dibukakan rahasia
yang menyelubungi pemberian yang datang itu agar kita tidak tertipu oleh
muslihatnya. Ingatlah semasa masih ada hayat, badan masih bisa
bernafas, tidak lain yang patut dituntut melainkan tauhid! Berdoalah
bersungguh-sungguh agar hidup kita diterangi oleh tauhid dan mati kita
jua dalam keteguhan tauhid!
*Ainun Jariyah*.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar