Ibnu Shubaih bercerita:
Seorang lelaki mengadukan musim paceklik kepada Imam Al-Hasan Al-Bashri,
maka beliau berkata kepadanya: Beristighfarlah kepada Allah!
Sedangkan lelaki kedua mengeluhkan kefakiran kepada beliau, dan beliaupun menasehatinya: Bersitighfarlah kepada Allah!
Lalu orang ketiga datang kepada beliau seraya berkata: Tolong doakan saya agar Allah mengkaruniakan anak kepada saya.
Dan beliaupun tetap menganjurkannya dengan berkata: Beristighfarlah kepada Allah!
Sampai kepada orang keempat yang mengadukan kekeringan kebunnya, beliau
tetap tidak berubah dengan nasehatnya: Beristighfarlah kepada Allah!
Sehingga kamipun menanyakan hal itu kepada beliau (mengapa nasehatnya
kepada semua dengan kepentingan yang berbeda-beda hanya istighfar
saja?).
Beliau lalu menjawab: Aku justru tidak berkata apapun dari pendapatku
sendiri. Melainkan Allah-lah Yang Berfirman dalam surah Nuh (yang
artinya): “Maka aku (Nabi Nuh as.) katakan kepada mereka:
‘Beristighfarlah kepada Tuhanmu, – sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun – , niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,
dan membanyakkan harta dan anak-anak bagimu, serta mengadakan untukmu
kebun-kebun, dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai”
(QS. Nuh: 10 – 12).
Rasulullah SAW. juga bersabda (yang artinya): “Barangsiapa tak henti
beristighfar, niscaya Allah akan mengadakan baginya untuk setiap
himpitan hidup solusi dan jalan keluar, untuk setiap kepedihan
perlepasan dan kebebasan, serta memberinya rezeki secara tidak terduga”
(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas ra.).
Di sadur dari status Fb Ustadz Ahmad Mudzoffar Jufri MA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar