oleh Forum Orangtua Santri Asuh (Fosa) pada 26 November 2012 pukul 14:00 ·
Kisah nyata yang ditulis dalma kitab Qashash Muatsiroh linnisa yang sengat berharga bagi kita, terutama kaum hawa…
Selamat membaca dengan khusyu….
Semoga bermanfaat…
Seorang dosen wanita diperguruan tinggi Inggris, berdiri dihadapan ratusan mahasiswa dan mahasiswinya untuk memberikan kuliah terakhir terkait masa pensiunnya. Dengan begitu, otomatis ia akan segera meninggalkan pekerjaannya. Demikian pidatonya:
“Usiaku telah mencapai enam puluh tahun. Aku telah berhasil menggapai ketinggian kedudukan. Dari tahun ke tahun kesuksesan senantiasa bersamaku. Aku berhasil memberi banyak pengaruh pada masyarakat. Setiap menit kehidupanku selalu datang keberuntungan. Aku berhasil dikenal khalayak luas, meraih kekayaan yang banyak, dan mendapat kesempatan untuk keliling dunia, tetapi apakah aku telah meraih kebahagian dengan semua yang aku capai?
Sekarang, setelah semua keberhasilan tersebut berhasil aku genggam, ternyata disela-sela kesibukanku mengajar, bepergian dan meraih ketentraman, aku melupakan satu hal yang lebih penting dari semua itu bagi seorang wanita.
Aku lupa untuk menikah, lupa untuk memiliki anak kemudian aku menjadi seorang ibu, dan aku akan tenang dengannya. Aku sampai tidak ingat bahwa umurku terus bertambah dan aku tidak merasakannya kecuali setelah aku memasuki masa pensiun ini. Sekarang aku merasa sedih dan berputus asa. Aku merasa kehilangan sesuatu dalam kehidupanku dan merasa belum melakukan sesuatu pun. Bahkan, seakan aku kehilangan segala-galanya dalam kehidupanku. Apa yang telah aku lakukan selama bertahun-tahun seakan hilang tak berbekas. Aku akan meninggalkan profesiku, kemudian akan berlalu setahun atau dua tahun berkutnya. Setelah itu semua orang akan melupakanku dengan kesibukan mereka masing-masing.
Sekiranya aku menikah dan memiliki keluarga besar, tentu aku akan tetap meninggalkan pengaruh yang besar dan terus menerus bagi keluargaku tersebut. Dan dalam kehidupan, hal ini lebih utama untuk dilakukan.
Sesungguhnya tugas wanita dan peranannya yang paling penting adalah menikah dan membentuk keluarga serta mendidik anak-anak yang shalih yang bermanfaat bagi masyarakat mereka. Setelah hal itu telaksana kemudian memikirkan dan melakukan profesi lain tidaklah terlarang baginya. Kesungguhan apapun dalam beramal dengan meninggalkan tugas utamanya maka hal itu tidak akan bernilai bagi kehidupannya.
Sesungguhnya aku menasihati setiap mahasiswi untuk mendahulukan satu hal yang penting ini, setelah itu baru memikirkan ijazah, atau masalah pekerjaan atau pun ketenaran jika memang hal itu sangat dibutuhkan.
Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang layak dikasihi , dan para gadis menghabiskan usianya sementara mereka tidak mengetahui hakikat kehidupan kecuali setelah berada pada usia senjanya. Maka satu hal yang mengherankan jika gadis-gadis Islam yang telah berumur masih asik mengejar ijazah dan pekerjaan tanpa mengikuti petunjuk. Padahal Allah telah menujukkan jalan-Nya kepada kita, menerangkan jalan yang benar, serta lebih membahagiakan dan menyenangkan kehidupan seorang wanita. Dan berbahagialah orang yang mampu memberikan nasihat kepada yang lainnya. Maka hendak menuju kemanakah engkau putri Islam?”
==========
Sahabat pecinta yatim dan dhu’afa di manapun berada…
Sebuah nasehat dari orang yang berpengalaman tentu akan lebih bisa dimengerti, terlebih nasehat itu keluar dari hati sanubari…
Sebuah nikmat besar dari sekian nikmat besar yang dianugrahkan Allah pada hamba-Nya adalah berkeluarga… dengan memilih pasangan hidup yang shaleh & shalehah maka ketenangan hakiki kan diraih… selain itu derajat di sisi Allah akan diangkat, dan jannah-Nya akan didapat, insyaallah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “SIAPAKAH WANITA YANG PALING BAIK?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Sesibuk dan sebanyak apapun kegiatan wanita di luar rumahnya, maka jangan sampai melupakan tugas pokok yang sesuai dengan fitrahnya…
Semoga saja tulisan kisah nyata ini bermanfaat untuk sahabat semua, dan LEBIH DARI ITU semoga Sahabat FOSA di manapun berada dikaruniai pasangan hidup yang shaleh atau shalehah sehingga sakinah, mawaddah, warohmat dapat diraih… aamiin…
By
Forum Orangtua Santri Asuh (FOSA ) Indonesia
www.fosa-indonesia.org
Selamat membaca dengan khusyu….
Semoga bermanfaat…
Seorang dosen wanita diperguruan tinggi Inggris, berdiri dihadapan ratusan mahasiswa dan mahasiswinya untuk memberikan kuliah terakhir terkait masa pensiunnya. Dengan begitu, otomatis ia akan segera meninggalkan pekerjaannya. Demikian pidatonya:
“Usiaku telah mencapai enam puluh tahun. Aku telah berhasil menggapai ketinggian kedudukan. Dari tahun ke tahun kesuksesan senantiasa bersamaku. Aku berhasil memberi banyak pengaruh pada masyarakat. Setiap menit kehidupanku selalu datang keberuntungan. Aku berhasil dikenal khalayak luas, meraih kekayaan yang banyak, dan mendapat kesempatan untuk keliling dunia, tetapi apakah aku telah meraih kebahagian dengan semua yang aku capai?
Sekarang, setelah semua keberhasilan tersebut berhasil aku genggam, ternyata disela-sela kesibukanku mengajar, bepergian dan meraih ketentraman, aku melupakan satu hal yang lebih penting dari semua itu bagi seorang wanita.
Aku lupa untuk menikah, lupa untuk memiliki anak kemudian aku menjadi seorang ibu, dan aku akan tenang dengannya. Aku sampai tidak ingat bahwa umurku terus bertambah dan aku tidak merasakannya kecuali setelah aku memasuki masa pensiun ini. Sekarang aku merasa sedih dan berputus asa. Aku merasa kehilangan sesuatu dalam kehidupanku dan merasa belum melakukan sesuatu pun. Bahkan, seakan aku kehilangan segala-galanya dalam kehidupanku. Apa yang telah aku lakukan selama bertahun-tahun seakan hilang tak berbekas. Aku akan meninggalkan profesiku, kemudian akan berlalu setahun atau dua tahun berkutnya. Setelah itu semua orang akan melupakanku dengan kesibukan mereka masing-masing.
Sekiranya aku menikah dan memiliki keluarga besar, tentu aku akan tetap meninggalkan pengaruh yang besar dan terus menerus bagi keluargaku tersebut. Dan dalam kehidupan, hal ini lebih utama untuk dilakukan.
Sesungguhnya tugas wanita dan peranannya yang paling penting adalah menikah dan membentuk keluarga serta mendidik anak-anak yang shalih yang bermanfaat bagi masyarakat mereka. Setelah hal itu telaksana kemudian memikirkan dan melakukan profesi lain tidaklah terlarang baginya. Kesungguhan apapun dalam beramal dengan meninggalkan tugas utamanya maka hal itu tidak akan bernilai bagi kehidupannya.
Sesungguhnya aku menasihati setiap mahasiswi untuk mendahulukan satu hal yang penting ini, setelah itu baru memikirkan ijazah, atau masalah pekerjaan atau pun ketenaran jika memang hal itu sangat dibutuhkan.
Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang layak dikasihi , dan para gadis menghabiskan usianya sementara mereka tidak mengetahui hakikat kehidupan kecuali setelah berada pada usia senjanya. Maka satu hal yang mengherankan jika gadis-gadis Islam yang telah berumur masih asik mengejar ijazah dan pekerjaan tanpa mengikuti petunjuk. Padahal Allah telah menujukkan jalan-Nya kepada kita, menerangkan jalan yang benar, serta lebih membahagiakan dan menyenangkan kehidupan seorang wanita. Dan berbahagialah orang yang mampu memberikan nasihat kepada yang lainnya. Maka hendak menuju kemanakah engkau putri Islam?”
==========
Sahabat pecinta yatim dan dhu’afa di manapun berada…
Sebuah nasehat dari orang yang berpengalaman tentu akan lebih bisa dimengerti, terlebih nasehat itu keluar dari hati sanubari…
Sebuah nikmat besar dari sekian nikmat besar yang dianugrahkan Allah pada hamba-Nya adalah berkeluarga… dengan memilih pasangan hidup yang shaleh & shalehah maka ketenangan hakiki kan diraih… selain itu derajat di sisi Allah akan diangkat, dan jannah-Nya akan didapat, insyaallah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “SIAPAKAH WANITA YANG PALING BAIK?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Sesibuk dan sebanyak apapun kegiatan wanita di luar rumahnya, maka jangan sampai melupakan tugas pokok yang sesuai dengan fitrahnya…
Semoga saja tulisan kisah nyata ini bermanfaat untuk sahabat semua, dan LEBIH DARI ITU semoga Sahabat FOSA di manapun berada dikaruniai pasangan hidup yang shaleh atau shalehah sehingga sakinah, mawaddah, warohmat dapat diraih… aamiin…
By
Forum Orangtua Santri Asuh (FOSA ) Indonesia
www.fosa-indonesia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar