Masalah pertama kita adalah sholat
Ulama besar yaitu Hasan al-Bashri berkata,
"Wahai Anak Adam, apa lagi yang kau banggakan dari agamamu bila shalat telah kau remehkan."
...
Shalat memancarkan cahaya, menjadikan elok dan kecemerlangan bagi
pelakunya -sebagaimana yang dapat dirasakan sendiri oleh kita- serta
menyinari kuburan pelakunya. Hal ini sebagaimana yang dikatakan Abu
ad-Dardâ' radhiyallahu ‘a nhu,
"Shalatlah kamu dua raka'at di kegelapan malam untuk (menyinari) kegelapan kuburanmu."
Demikian juga, ia akan berkelap-kelip kelak di hari Kiamat yang
memancar dari jidat pelakunya. Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam
bersabda,
"Shalat itu adalah nur (cahaya)."
(HR.Muslim)
Dalam sabdanya yang lain,
”Shalat itu adalah bukti (Hujjah)." Yakni bukti bagi keimanan pelakunya.
Amal seorang hamba yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah
shalat. Jika shalat seseorang baik, sungguh ia telah beruntung dan
berhasil. Sebaliknya, jika shalat seseorang buruk, sungguh ia telah
gagal dan merugi.
Tapi sayang, bila diperhatikan, banyak orang
shalat yang hanya asal-asalan. Shalat baginya adalah beban. Tujuan
pelaksanaanya tak lebih dari menggugurkan kewajiban. Gerakannya tanpa
penghayatan dan bacaannya hanya sekadar hafalan. Shalatnya sia-sia dan
sedikitpun tidak memberi pengaruh dalam kehidupan.
Jauh-jauh
hari Rasulullah telah mengingatkan, “Sungguh seseorang telah shalat
selama 60 tahun, tetapi satu pun shalatnya tidak ada yang diterima.
Boleh jadi ia menyempurnakan rukuk, tetapi tidak menyempurnakan sujud.
Atau, ia menyempurnakan sujud, tetapi tidak menyempurnakan rukuk.”
(HR. Abul Qashim Al-Ashbahani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah).
Rasulullah Shallalau ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda, “Nanti akan
datang suatu zaman di mana seorang muazin melantunkan azan, kemudian
orang-orang menegakkan shalat, tetapi di antara mereka tidak ada yang
mukmin”
(Kanzul ‘Ummal, hadits ke-3110)
Sabda-sabda
Rasulullah Shallalau ‘Alaihi wa Sallam yang mulia di atas jelas menarik
bagi kita. Akan muncul pertanyaan di benak kita,
“Mengapa
shalat yang mereka lakukan tidak dianggap sebagai tanda seorang mukmin?”
Dan mengapa orang yang melakukan shalat di masjid itu tidak dihitung
sebagai mukmin?”
Al-Quran ketika mensifati tentang sifat orang
mukmin, menyebutkan: “ Laki-laki dan perempuan yang beriman wali (saling
menolong) sesamanya, melakukan amar bil makruf dan nahi munkar,
mendirikan shalat dan membayar zakat serta mentaati Allah dan
Rasul-Nya.” [ QS AT-TAUBAH : 71 ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar