بِسْـــــــــــ ـــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh...
Bila kamu berpikir, Allah memuliakan hamba-Nya dengan kekayaan, dan menghinakan hambanya dengan kemiskinan, kamu salah..
Bila kamu berpikir, Allah memuliakan hamba-Nya dengan kemiskinan, dan menghinakan hamba-Nya dengan kekayaan, kamu juga salah..
Allah bisa memuliakan dengan kemiskinan layaknya Nabi Ayyub dan bisa menghinakan dengan kekayaan laksana Fir'aun...
Allah bisa memuliakan dengan kekayaan laksana Nabi Sulaiman dan bisa menghinakan dengan kemiskinan bila Allah mau..
"Maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya"
(QS 35:10)
Dan Allah memberikannya pada yang beriman pada Islam.
"Kemuliaan itu hanyalah milik Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi yang mukmin, tetapi kaum munafik itu tiada mengetahui"
(QS 63:8).
Maka tatkala menetapi syariat Allah seseorang jadi mulia.
Bila berpaling darinya menjadilah dia terhina.
Bila menetapi syariat membuatmu menderita maka itu mulia, bila menetapi syariat membuatmu kaya itupun mulia.
Bila menyalahi syariah lantas bertabur harta sesungguhnya ituhina.
Bila menyalahi syariah lalu sengsara maka itu sepantasnya.
Letak kemuliaan adalah ketaatan dan letak kehinaan adalah kemaksiatan.
Bila bersedekah seutuh niat ikhlas malah amblas harta, bersyukurlah berarti amalmu di akhirat dibalas sempurna.
Bila bersedekah lantas Allah tambah kenikmatan harta, bersyukurlah karena Allah ingin engkau lebih banyak berderma..
Tapi bila akrab dengan riba lalu kaya maka segeralah bertaubat, sungguh itu hanya kehinaan dari Allah berbungkus nikmat..
Apabila engkau akrabi riba lalu diuji jatuh bangkrut, itu teguran Allah dan segeralah taubat sebelum ajal menjemput.
Menetapi diri dalam syariat Allah lebih penting daripada miskin atau kaya.
Bila dirimu memilih nyaman miskin, silakan asal taat.
Bila dirimu nyaman kaya, silakan asal sesuai syariat.
Yang parah bila engkau kaya lalu tiada taat.
Lebih parah lagi engkau miskin lalu tambahi maksiat...
Kaya belum tentu mulia, miskin belum pasti mulia..
Menetapi syariat jelas mulia, baik engkau miskin atau kaya.
Karena bagi seorang mukmin letak bahagia ada pada taat dan letak sengsara ada pada maksiat.
بِسْـــــــــــ ـــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh...
Bila kamu berpikir, Allah memuliakan hamba-Nya dengan kekayaan, dan menghinakan hambanya dengan kemiskinan, kamu salah..
Bila kamu berpikir, Allah memuliakan hamba-Nya dengan kemiskinan, dan menghinakan hamba-Nya dengan kekayaan, kamu juga salah..
Allah bisa memuliakan dengan kemiskinan layaknya Nabi Ayyub dan bisa menghinakan dengan kekayaan laksana Fir'aun...
Allah bisa memuliakan dengan kekayaan laksana Nabi Sulaiman dan bisa menghinakan dengan kemiskinan bila Allah mau..
"Maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya"
(QS 35:10)
Dan Allah memberikannya pada yang beriman pada Islam.
"Kemuliaan itu hanyalah milik Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi yang mukmin, tetapi kaum munafik itu tiada mengetahui"
(QS 63:8).
Maka tatkala menetapi syariat Allah seseorang jadi mulia.
Bila berpaling darinya menjadilah dia terhina.
Bila menetapi syariat membuatmu menderita maka itu mulia, bila menetapi syariat membuatmu kaya itupun mulia.
Bila menyalahi syariah lantas bertabur harta sesungguhnya ituhina.
Bila menyalahi syariah lalu sengsara maka itu sepantasnya.
Letak kemuliaan adalah ketaatan dan letak kehinaan adalah kemaksiatan.
Bila bersedekah seutuh niat ikhlas malah amblas harta, bersyukurlah berarti amalmu di akhirat dibalas sempurna.
Bila bersedekah lantas Allah tambah kenikmatan harta, bersyukurlah karena Allah ingin engkau lebih banyak berderma..
Tapi bila akrab dengan riba lalu kaya maka segeralah bertaubat, sungguh itu hanya kehinaan dari Allah berbungkus nikmat..
Apabila engkau akrabi riba lalu diuji jatuh bangkrut, itu teguran Allah dan segeralah taubat sebelum ajal menjemput.
Menetapi diri dalam syariat Allah lebih penting daripada miskin atau kaya.
Bila dirimu memilih nyaman miskin, silakan asal taat.
Bila dirimu nyaman kaya, silakan asal sesuai syariat.
Yang parah bila engkau kaya lalu tiada taat.
Lebih parah lagi engkau miskin lalu tambahi maksiat...
Kaya belum tentu mulia, miskin belum pasti mulia..
Menetapi syariat jelas mulia, baik engkau miskin atau kaya.
Karena bagi seorang mukmin letak bahagia ada pada taat dan letak sengsara ada pada maksiat.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh...
Bila kamu berpikir, Allah memuliakan hamba-Nya dengan kekayaan, dan menghinakan hambanya dengan kemiskinan, kamu salah..
Bila kamu berpikir, Allah memuliakan hamba-Nya dengan kemiskinan, dan menghinakan hamba-Nya dengan kekayaan, kamu juga salah..
Allah bisa memuliakan dengan kemiskinan layaknya Nabi Ayyub dan bisa menghinakan dengan kekayaan laksana Fir'aun...
Allah bisa memuliakan dengan kekayaan laksana Nabi Sulaiman dan bisa menghinakan dengan kemiskinan bila Allah mau..
"Maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya"
(QS 35:10)
Dan Allah memberikannya pada yang beriman pada Islam.
"Kemuliaan itu hanyalah milik Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi yang mukmin, tetapi kaum munafik itu tiada mengetahui"
(QS 63:8).
Maka tatkala menetapi syariat Allah seseorang jadi mulia.
Bila berpaling darinya menjadilah dia terhina.
Bila menetapi syariat membuatmu menderita maka itu mulia, bila menetapi syariat membuatmu kaya itupun mulia.
Bila menyalahi syariah lantas bertabur harta sesungguhnya ituhina.
Bila menyalahi syariah lalu sengsara maka itu sepantasnya.
Letak kemuliaan adalah ketaatan dan letak kehinaan adalah kemaksiatan.
Bila bersedekah seutuh niat ikhlas malah amblas harta, bersyukurlah berarti amalmu di akhirat dibalas sempurna.
Bila bersedekah lantas Allah tambah kenikmatan harta, bersyukurlah karena Allah ingin engkau lebih banyak berderma..
Tapi bila akrab dengan riba lalu kaya maka segeralah bertaubat, sungguh itu hanya kehinaan dari Allah berbungkus nikmat..
Apabila engkau akrabi riba lalu diuji jatuh bangkrut, itu teguran Allah dan segeralah taubat sebelum ajal menjemput.
Menetapi diri dalam syariat Allah lebih penting daripada miskin atau kaya.
Bila dirimu memilih nyaman miskin, silakan asal taat.
Bila dirimu nyaman kaya, silakan asal sesuai syariat.
Yang parah bila engkau kaya lalu tiada taat.
Lebih parah lagi engkau miskin lalu tambahi maksiat...
Kaya belum tentu mulia, miskin belum pasti mulia..
Menetapi syariat jelas mulia, baik engkau miskin atau kaya.
Karena bagi seorang mukmin letak bahagia ada pada taat dan letak sengsara ada pada maksiat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar