Adab-Adab Berfacebook Menurut Islam
1. Sopan
Baik di dunia nyata maupun dunia maya, bila anda ingin berkenalan
tentunya harus sopan dan jujur. Ketika berteman dengan teman-teman atau
sahabat lainnya, janganlah melupakan peran teman anda sebagai penghubung
anda yang bisa menjelaskan bahwa anda mengetahui profil mereka melalui
teman anda. Rosulullah bersabda, “Kamu semua tidak mungkin dapat bergaul
dengan orang lain dengan menggunakan hartamu saja, tetapi hendaklah
seseorang dari kamu semua itu bergaul dengan mereka, dengan muka yang
berseri-seri dan berakhlak yang baik” (HR Thabrani, Baihaqi dan
lain-lain). Rosulullah juga bersabda, “Sayapun suka juga bersendagurau,
tetapi saya tidak akan mengucapkan melainkan yang hak” (HR Thabrani dan
Khatib).
Hadits tersebut menunjukkan bahwa Rosulullah mengajarkan
dalam pertemanan berlaku sopan dan jujur dalam arti sopan dengan bermuka
berseri-seri dan berakhlak yang baik, serta bila bersendagurau
berlakulah mengucapkan yang hak atau jujur.
2. Janganlah berkomentar yang berkaitan dengan gagalnya hubungan anda.
Bila anda sedang patah hati atau putus cinta atau kesal setengah mati
karena sesuatu hal atau kekasih pergi dengan perempuan lain, sebaiknya
simpan saja di ruangan pribadi anda. Janganlah mengubarnya di jejaring
ini (diungkapkan dalam status). Jika ingin mendapatkan simpati atau
menumpahkan unek-unek kekesalan anda, teleponlah teman atau sahabat.
Janganlah bertanya pada orang-orang di dunia maya yang diakses oleh
orang banyak. Biasanya seseorang yang kesal atau gagal dalam sesuatu
hubungan mengucapkan kata-kata yang kotor, kata-kata yang rendah dan
bila diucapkan secara langsung dengan suara yang keras dan memaki-maki.
Untuk itu, Rosulullah bersabda, : “Jauhilah kamu semua akan kata kotor,
karena Allah tidak suka kepada kata kotor atau yang menyebabkan
timbulnya kata kotor dari orang lain” (HR Nasai, Hakim dan Ibnu Hibban).
“Seorang mukmin bukanlah tukang pemberi celaan, tukang melaknati orang,
tukang berkata kotor atau berkata rendah” (HR Tirmidzi). “Sesungguhnya
Allah itu tidak suka kepada orang yang kotor katanya, yang menyebabkan
timbulnya kata-kata kotor dari orang lain, juga yang suka bersuara keras
(berteriak-teriak) di pasar-pasar” (HR Ibnu Abiddunya dan Thabrani).
3. Jangan curhat dan buka rahasia
Curhat memang menyenangkan, namun sebaiknya lihat-lihat tempat bila
ingin curhat. Cobalah gunakan cara yang konvensional dibanding
melakukannya di jejaring pertemanan ini. Kan bias menggunakan email,
telepon atau mengajak teman/sahabat minum kopi bareng-bareng. Jangan
menulis hal-hal yang sangat pribadi ini ke status, karena akan merugikan
sendiri. Kalau pribadi orang lain bagaimana? Membuka rahasia pribadi
saja tidak diperkenankan, apalagi rahasia orang lain. Rosulullah
bersabda, “Apabila seseorang mengadakan suatu percakapan, kemudian ia
pergi, maka apa yang dikatakannya itu adalah amanah (yang wajib disimpan
baik-baik)” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi). “Percakapan itu adalah amanah
antara kamu semua” (HR Ibnu Abiddunya). Jadi menyiar-nyiarkan rahasia
itu adalah haram, jika akan menimbulkan suatu bahaya, namun suatu cela
besar jika tidak sampai menimbulkan bahaya apa-apa.
4. Jangan menghina, mencaci dan menyebarkan fitnah
Seperti di dunia nyata, di dunia maya pun dituntut untuk menjaga tutur
kata yang baik. Bila anda mencaci maki dengan kata yang kasar, bisa-bisa
anda dinilai sebagai orang yang enggak asyik, dan tentunya akan
menjatuhkan reputasi anda di mata teman-teman. Ada seorang teman
marah-marah, karena seorang temannya menagih hutang di status atau
komentar, dia merasa tersinggung karena seluruh teman tahu akan hal itu.
Perbuatan menghina dan mengejek diharamkan dan dilarang keras oleh
ajaran agama Islam sebagaimana Allah berfirman, “Hai orang-orang yang
beriman, janganlah sesuatu kaum menghina kepada kaum yang lain, karena
barangkali yang dihinakan itu bahkan lebih baik dari yang menghinakan.
Jangan pula golongan wanita menghina kepada golongan wanita yang lain,
karena barangkali yang dihinakan itu bahkan lebih baik dari yang
menghinakan” (Al-Hujurat ayat 11). “Janganlah kau ikuti orang yang suka
mencela serta berjalan (kesana kemari) menyebarkan fitnah” (Al-Qalam
ayat 11).
Untuk itu, Rosulullah bersabda, :“Janganlah kamu semua
memaki-maki mereka itu (yakni orang-orang musyrikin yang terbunuh dalam
peperangan Badar), karena tidak ada sesuatu apapun yang membekasi
orang-orang yang mati itu dengan apa-apa yang kamu semua ucapkan, bahkan
hanya menyakiti orang-orang yang masih hidup saja (seperti keluarga
mereka dan lain-lain). Ingatlah bahwa kata-kata yang rendah itu adalah
suatu kehinaan (bagi yang mengucapkan)” (HR Ibnu Abiddunya dan Nasai).
“Yang amat dicintai dari kamu semua di sisi Allah adalah yang terbaik
akhlaknya, yang dermawan lagi gemar menjamu orang, yang dapat
menyesuaikan diri lagi dapat diikuti penyesuaian dirinya itu, sedangkan
yang amat dibenci dari kamu semua itu di sisi Allah adalah orang-orang
yang suka berjalan dengan berbuat adu domba, yang memecah belah antara
saudara-saudara, lagi pula yang mencari-cari alasan untuk melepaskan
diri dari kesalahan-kesalahan” (HR Ahmad)
5. Kenali perbedaan antara wall (status) dengan message.
Suatu pernyataan yang menyangkut hubungan pribadi anda sebaiknya tidak
perlu terlalu diekspos. Ingat kan ini juga dibaca oleh orang banyak, dan
kalimat-kalimat nya mungkin lebih cocok jika disampaikan melalui
message di inbox. Allah berfirman, “Jika ada seorang fasik datang
kepadamu dengan membawa suatu berita, maka periksalah dahulu dengan
seksama” (Al-Hujurat ayat 6).
6. Jangan terlalu sering mengeluh.
Ketika anda punya masalah dengan atasan, rekan kerja atau klien anda,
hindari mengeluhkan hal tersebut di facebook. Ingat status anda dapat
dibaca oleh banyak orang, termasuk atasan dan relasi anda. Coba ingat
lagi, mereka sudah menjadi teman anda kan? Jadi jagalah jempol anda agar
tidak mengetik sembarangan. Mereka akan berfikir bahwa anda tidak
professional. Daripada berkeluh kesah, sebaiknya tuliskan hal-hal yang
positif yang membuat orang lain bersemangat dan bermotivasi. Berkeluh
kesahlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana firman-Nya,
“Katakanlah : Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Az-Zumar ayat 53).
"Bermohonlah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Tuhan itu tidak menyukai orang-orang yang melanggar batas".
(Al-A'raf ayat 55).
7. Jangan sekali-kali membuat profil palsu.
Biasanya hal ini terkati dengan urusan asmara anda yang gagal dan
membuat anda dendam. Mungkin terlintas di benak anda untuk membuat akun
palsu, nama palsu agar mantan pacar atau suami yang telah menyakiti anda
tidak mengenalnya. Kemudian, anda posting atau membuat status-status
hal-hal yang buruk tentangnya.
Berkaitan dengan hal tersebut,
Rosulullah bersabda :“Ada tiga perkara, barangsiapa memiliki semua itu
dalam dirinya, maka ia adalah seorang munafik, sekalipun ia sholat,
berpuasa dan mengira bahwa ia seorang muslim, yaitu jika berkata dusta,
jika berjanji menyalahi dan jika dipercaya berkhianat” (HR Bukhari dan
Muslim). “Ada empat perkara, barangsiapa yang memiliki semuanya itu
dalam dirinya, maka ia adalah seorang munafik, sedangkan barangsiapa
yang memiliki salah satu dari sifat-sifat itu di dalam dirinya, maka ia
memiliki salah satu kemunafikan, sehingga ia meninggalkan sifat
tersebut. Empat perkara itu adalah jika berbicara dusta, jika berjanji
menyalahi, jika menjanjikan sesuatu bercidera dan jika bermusuhan
berlaku curang” (HR Bukhari dan Muslim). “Amat besarlah pengkhianatannya
jika engkau mengatakan suatu percakapan kepada saudaramu yang ia dapat
mempercayai kata-katamu itu, sedang engkau sendiri berdusta kepadanya
dalam kata-katamu tadi” (HR Bukhari).
“Saya berwasiat kepadamu agar
tetap bertakwa kepada Allah, benar dalam berkata-kata, menunaikan
amanah, menepati janji, menyedekahkan makanan dan merendahkan diri” (HR
Abu Na’im).
8. Membalas setiap pesan
Jawablah pesan dari
teman anda jika mereka menanyakan sesuatu. Abaikan saja jika ada yang
mengirimkan pesan negative dan jangan terpancing serta membuang waktu
anda dengan menanggapi orang tersebut. Sama saja di dunia nyata dengan
dunia maya juga dalam bersilaturahmi ke teman atau saudara, walau
sekedar bercakap-cakap, Islam sebagai agama yang sempurna mengajarkan
adab bertamu yaiu “mengucapkan salam”. Dengan mengucapkan salam berarti
anda mendoakan semoga tuan rumah memperoleh keberkahan dan keselamatan,
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Surat An-Nur ayat 27,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah yang
bukan rumah k alian sebelum meminta izin dan memberi salam kepada
penghuninya”. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dikisahkan
bahwa Kaldah bin Hnbal disuruh Shafyan bin Umaiyah untuk mengantarkan
susu dan makanan kepada Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
sedang berada di atas lembah. Kaldah langsung menemui Rosulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa mengucapkan salam dan minta izin.
Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menyuruhnya keluar kembali
dan mengucapkan, “Assalamualaikum, apakah aku boleh masuk?”. Inilah
ajaran Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang seharusnya
dilakukan oleh setiap muslim/muslimah. Selanjutnya “meminta Idzin masuk”
(Perhatikan Surat An-Nur ayat 27). Lalu, “bersikap tawadlu dalam
majelis tuan rumah” dimana sudah menjadi hal yang lumrah bahwa siapapun
yang menjadi tuan rumah tentu ia tidak ingin melihat tamunya berlaku
tidak sopan.
9. Hargai usaha orang lain.
Hargailah usaha
orang lain yang membuat tulisan, kutipan, petunjuk, saran ataupun kritik
yang membangun. Allah berfirman, :“Kami (Allah) mencatat apa-apa yang
telah mereka lakukan dahulu-dahulu dan apa-apa yang merupakan bekas dari
amalan-amalannya itu” (Yaa Siin ayat 12). “Akan diberitahukanlah kepada
manusia pada hari kiamat itu apa-apa saja amalan yang dilakukannya
dahulu atau belakangan” (Al-Qiyamah ayat 13).
Rosulullah bersabda
:“Tinggalkanlah berbantah-bantahan itu sebab sedikit kebaikannya.
Tinggalkanlah berbantah-bantahan itu, sebab sedikit kemanfaatannya.
Berbantah-bantahan itu hanya menimbulkan perseteruan saja antara sesama
saudara” (HR Thabrani). “Janganlah engkau berbantah-bantahan dengan
saudaramu, jangan pula bersendagurau dengannya (yang melampaui batas)
dan jangan sekali-kali engkau mengemukakan janji kepadanya akan suatu
perjanjian kemudian engkau tidak menepatinya” (HR Tirmidzi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar