Sabtu, 06 April 2013

SAYA INGIN KAYA, SUPAYA BISA MEMBERI

“Dilema antara Maqam Asbab dan Maqam Tajrid”

Dikisahkan, Ada seorang pengusaha sukses yang berniat meninggalkan aktifitas bisnisnya dan memilih fokus beribadah kepada Allah.
...
Suatu ketika ia menyaksikan seekor burung yang buta dan lumpuh karena hanya memiliki satu sayap. Ia merasa heran, bagaimana burung ini akan memproleh makanan dengan kondisi seperti ini.

Di tengah keheranan itu tiba-tiba datang seekor burung yang sehat dengan membawa makanan untuk burung yang lumpuh itu.

Menyaksikan kejadian unik ini, ia semakin mantap dengan niatnya untuk meninggalkan kegiatan bisnisnya. Ia meyakini akan ditanggung rizkinya oleh Allah jika ia memurnikan ibadah hanya kepada Allah.

Ia datang kepada seorang sufi terkenal Ibrahim bin Adham, dan menceritakan kisah dua ekor burung yang baru saja dilihatnya. Ia juga menyampaikan niatnya untuk disersi dari maqom Asbab dan registrasi ke maqom Tajrid.

Sang sufi Ibrahim bin Adham menjawab:

أرضيت أن تكون الطائر الكسيح؟ إن اليد العليا خير من اليد السفلى

“Apakah kamu lebih suka menjadi burung yang lumpuh? Sesungguhnya tangan yang di atas lebih baik dari pada tangan yang di bawah.”

KH. Imron Jamil menjelaskan: “Antara maqam Asbab dan maqam Tajrid keduanya sama-sama berpotensi untuk taqarrub kepada Allah Swt. Kita tinggal menerima penempatan Allah itu, apakah pada maqam Asbab ataukah maqam Tajrid.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar