SAYA INGIN KAYA, SUPAYA BISA MEMBERI
“Dilema antara Maqam Asbab dan Maqam Tajrid”
Dikisahkan, Ada seorang pengusaha sukses yang berniat meninggalkan
aktifitas bisnisnya dan memilih fokus beribadah kepada Allah.
...
Suatu ketika ia menyaksikan seekor burung yang buta dan lumpuh karena
hanya memiliki satu sayap. Ia merasa heran, bagaimana burung ini akan
memproleh makanan dengan kondisi seperti ini.
Di tengah keheranan itu tiba-tiba datang seekor burung yang sehat dengan membawa makanan untuk burung yang lumpuh itu.
Menyaksikan kejadian unik ini, ia semakin mantap dengan niatnya untuk
meninggalkan kegiatan bisnisnya. Ia meyakini akan ditanggung rizkinya
oleh Allah jika ia memurnikan ibadah hanya kepada Allah.
Ia
datang kepada seorang sufi terkenal Ibrahim bin Adham, dan menceritakan
kisah dua ekor burung yang baru saja dilihatnya. Ia juga menyampaikan
niatnya untuk disersi dari maqom Asbab dan registrasi ke maqom Tajrid.
Sang sufi Ibrahim bin Adham menjawab:
أرضيت أن تكون الطائر الكسيح؟ إن اليد العليا خير من اليد السفلى
“Apakah kamu lebih suka menjadi burung yang lumpuh? Sesungguhnya tangan
yang di atas lebih baik dari pada tangan yang di bawah.”
KH.
Imron Jamil menjelaskan: “Antara maqam Asbab dan maqam Tajrid keduanya
sama-sama berpotensi untuk taqarrub kepada Allah Swt. Kita tinggal
menerima penempatan Allah itu, apakah pada maqam Asbab ataukah maqam
Tajrid.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar