Saudaraku..
Abdurahman bin Auf ra pernah menyindir kita dengan ucapannya:
“Dahulu saat kami menyertai Rasulullah saw, kami diuji dengan kesusahan
dan kami sabar. Lalu sepeninggal beliau kami diuji dengan kesenangan,
ternyata kami tak sabar.”
(Mawa’izh as shahabah, Shalih Ahmad al Syami).
Saudaraku..
Dunia disebut dengan darul bala’, tempat ujian atau ladan
g tempat menanam amal dan bakti. Sedangkan akherat diistilahkan dengan
darul jaza’, tempat memanen hasil atau memetik buah balasan.
Artinya, kenikmatan dan bencana. Kelapangan dan kesempitan. Kebahagiaan
dan kesusahan. Kesuksesan dan kegagalan. Kekayaan dan kemiskinan. Sehat
dan sakit. Senyuman dan tangisan. Kejayaan dan keterpurukan. Kemudahan
dan kesulitan. Berseri dalam keluarga dan nyeri dalam kesendirian. Dan
seterusnya. Itu semua pada hakikatnya merupakan warna dari ujian Allah
swt atas kita.
Di mana bila kita salah dalam mensikapi kedua
kondisi dan keadaan yang pasti pernah kita alami itu, akan berakibat
fatal di sini, di dunia ini. Apalagi di sana, di akherat sana. Maka
memandang persoalan hidup dengan kaca mata iman dan hati, merupakan awal
dari kisah panjang kesuksesan kita.
Namun saudaraku..
Pengalaman mengajari kita, tidak sedikit orang yang sadar bahwa ia
sedang diuji oleh-Nya saat ia jatuh miskin, usaha bangkrut, jodoh idaman
menjauh, gagal menjadi wakil rakyat, sakit kronis merongrong tubuh,
kepergian orang-orang dekat, kesempitan akrab menyapa diri dan
seterusnya.
Tapi jarang di antara kita yang menyadari bahwa
kenikmatan hidup dan kelapangan yang Dia karuniakan kepada kita berupa
kesuksesan meraih harapan dan cita-cita, kesehatan yang setia menemani
kita, karir yang terus melejit, kekayaan yang menyerikan pandangan dan
seterusnya. Itu merupakan ujian yang sering kita tidak sabar
menghadapinya. Membuat kita lupa untuk mensyukuri karunia-Nya.
Dan inilah yang pernah digaris bawahi oleh sahabat agung Abdurahman bin Auf, sahabat terkaya di zaman Nabi saw.
Jika hal itu dirasakan oleh para sahabat, tentu kita harus lebih waspada menghadapi ujian yang sering melenakan kita ini.
Mudah-mudahan kita selalu sadar dengan dua model ujian ini. Dan semoga
kita sabar dalam menghadapi model ujian apapun di dunia ini. Tentunya
dengan bimbingan dan penjagaan dari Allah swt. Wallahu a’lam bishawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar