Kelak anggota tubuh kita akan memberikan kesaksian atas apa yang
diperbuatnya selama di dunia. Tangan, kaki, dan anggota badan lain akan
berbicara sehingga mulut tidak bisa membantah dan berbohong.
Hakim yang kita hadapi di akhirat kelak bukanlah hakim yang dapat disuap
dengan uang sebagaimana yang terjadi di dunia. Tak akan ada yang mampu
menolong diri kita kecuali rekaman iman dan amal kebajikan kita sendiri.
Sebagaimana firman ALLAH, di dalam QS. Yasin (36) ayat 65 :
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada
Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu
mereka kerjakan.
Dalam sebuah penelitian kajian neurologi dibuktikan bahwa sel-sel otak
ternyata menyimpan berbagai informasi dan pengalaman yang terekam sejak
kita kecil, yang umumnya sudah terlupakan.
Ketika dilakukan eksperimen dengan pembedahan otak, dimana yang
bersangkutan tetap sadar, ternyata ketika dirangsang sel-sel saraf
tertentu, mampu menceritakan berbagai pengalaman sewaktu kecil.
Eksperimen ini memperkuat teori bahwa semua yang pernah kita ketahui dan pikirkan terekam dalam jaringan saraf otak.
Jadi, apa yang dikatakan Al Qur’an tadi semakin diperkuat oleh eksperimen ilmiah.
Teori bahwa tubuh merekam bisa kita lihat dalam kehidupan kita sehari-hari…
Seseorang yang selalu sholat tepat waktu, maka ketika datang waktu
sholat, tubuh seperti memiliki “biological clock” untuk segera
menunaikan ibadah Sholat, meskipun dalam kondisi sakit sekalipun.
Contoh lain, bisa kita lihat dari pengalaman sopir bus malam lintas
kota. Mereka ketika melewati daerah yang telah biasa dilalui, dengan
mudahnya melalui jalan-jalan berliku, seakan mereka hafal betul kapan
dan di mana harus berbelok. Mereka tahu kapan dan di mana akan ada
tanjakan dan tikungan.
Begitu juga orang yang dulu pernah mahir bermain ping-pong atau bermain
badminton, ketika dia sudah tua, meskipun sudah meninggalkan kebiasaan
itu selama puluhan tahun, pasti dia akan sanggup memainkannya kembali.
Mungkin gerakan dan tingkat kelihaiannya berbeda dengan masa muda-nya.
Bahkan menurut para ilmuwan, ada lebih 70 kasus yang dilaporkan dari
pasien tranplantasi yang meniru sebagian kepribadian pendonor organ.
Seluruh sel tubuh kita ibarat hard disk yang merekam dengan baik
semua ucapan, pikiran, perbuatan kita. Memori ini sudah tergores di
sana, dan siap dipanggil kapan saja.
Meskipun terdelete, mudah saja bagi ahli komputer untuk melacak
bekas-bekas data yang sudah terlanjur masuk dalam hard disk, dengan
bahasa simbol tertentu.
Oleh karena sel tubuh kita itu mampu merekam jejak apapun yang mampu
kita lakukan, maka, sangat logis untuk membayangkan anggota tubuh kita
akan mudah saja, tidak keliru satu titik pun saat menjadi saksi tentang
segala perbuatan yang pernah kita lakukan, nanti di hadapan Allah
(Sumber : Saat sel tubuh menjadi saksi)
Oleh karenanya, mari kita membiasakan diri untuk melafalkan kata-kata
yang baik, selalu berdzikir dan mengingat Allah, membiasakan diri
mengerjakan sholat, berpuasa dan bersedekah, serta berbuat baik kepada
sesama, sebab semua itu akan terekam dalam memori kita sepanjang hayat,
baik saat hidup di dunia, menjelang sakaratul maut, atau setelah
kematian kita.
Husnul khotimah (pengujung yang baik) di masa kematian kita itu tidak
bisa diraih dengan tiba-tiba. Ia tak bisa dipaksa dan dibimbing oleh
orang lain dengan mudah karena diri kitalah yang menentukan apakah kita
sanggup mendapatkan akhir yang baik atau tidak.
Husnul khotimah merupakan akumulasi dari perjalanan panjang seseorang di
masa hidupnya. Rekam jejak kehidupan seseorang menentukan hasil akhir
dari perjalanan hidupnya di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar