BID’AH HASANAH
RASULULLAH
SAW bersabda : sebaik2 ucapan adalah kitab ALLAH. Sebaik2 petunjuk
adalah petunjuk Muhammad , sejelek2 perkara adalah perkara yg baru dan
setiap bid’ah itu kesesatan (HR Muslim 867)
RASULULLAH SAW
bersabda : Barang siapa yg memulai perbuatan baik dalam islam maka ia
akan memperoleh pahalanya, dan pahala orang2 yg melakukannya sesudahnya
tanpa di kurang sedikitpun pahala dari mereka dan barang siapa yg
memulai perbuatan jelek maka ia akan memperoleh dosanya dan dosa orang2
yg melakukan sesudahnya tanpa di kurangi sedikitpun dari dosa mereka (HR
Muslim 1017)
Jelas sekali bahwa dalam hadits pertama di nyatakan bahwa
segala sesuatu yg baru, itu sesat namun di dalam hadits yg ke 2 di
pertegas bahwa siapa yg memulai perbuatan baik dalam islam, dia dapat
pahala dan pahala orang2 yg mengikutinya, tanpa mengurangi pahala
mereka, adapun siapa yg memulai perbuatan, yg buruk dalam islam maka dia
mendapakan dosa dan dosa orang2 yg mengikutinya tanpa mengurangi dosa
mereka,,,,
Maka hadits ke 2 ini adalah penjelasan yg membatasi ma’na
hadits kullu bid’ah dholalah (maksud dari hadits ini adalah bid’ah yg
buruk dalam islam)
Karena jelas di hadits ke dua NABI mnyatakan
bahwa BARANG SIAPA YG MEMULAI KEBAIKAN MAKA DIA DAPAT PAHALA (NABI GAK
MEMBATASI KEBAIKAN INI DI ZAMAN NABI SAJA TP INI UNTUK SETERUSNYA,DAN
TIDAK DI BATASI APAKAH IA DI CONTOHKAN ATAUKAH TIDAK DI CONTOHKAN OLEH
NABI SAW )
Dari Ibnu Syihaab[1], dari ‘Urwah bin Az-Zubair[2],
dari ‘Abdurrahmaan bin ‘Abd Al-Qaariy[3], bahwasannya ia berkata : “Aku
pernah keluar bersama ‘Umar bin Al-Khaththaab di bulan Ramadlaan menuju
masjid. Ternyata orang-orang shalat terpencar-pencar dalam beberapa
kelompok. Ada orang yang shalat sendirian, ada pula orang yang shalat
dengan diikuti sekelompok orang. Lalu ‘Umar berkata : “Demi Allah,
sesungguhnya aku memandang, seandainya aku kumpulkan mereka di belakang
satu imam, niscaya itu lebih utama”. Akhirnya ia pun mengumpulkan mereka
di belakang Ubay bin Ka’b. Kemudian aku (‘Abdurrahmaan) keluar
bersamanya di malam yang lain dimana orang-orang shalat di belakang satu
imam mereka. Lalu ‘Umar berkata : “Sebaik-baik bid’ah adalah ini….”
[Al-Muwaththa’, 1/476-477 no. 270].
Imam Syafii rahimahullah berkata,
Bidah itu ada dua macam yaitu bidah mahmudah/hasanah (yang terpuji) dan
bidah madzmumah/dholalah (yang tercela). Jika suatu amalan bersesuaian
dengan tuntunan Rasul, itu termasuk amalan terpuji. Namun jika
menyelisihi tuntunan, itu termasuk amalan tercela[2]
Kesimpulan
: Yang menganggap bidah hasanah itu sesat berarti telah menganggap
Rosulullah saw, Umar bin Khattab ra, dan Imam Syafi'i sesat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar