Oleh: Ina Salma Febriani
Dalam suatu riwayat Ibnu Hatim, disebutkan bahwa Jibril AS pernah berkata pada Nabi Muhammad Saw, "Tidaklah aku diutus kepada seseorang yang lebih aku cintai daripada ketika aku diutus kepadamu."
"Maukah aku aparkan kepadamu (kalimat pembuka) doa yang aku simpan khusus untukmu-yang belum pernah aku aparkan kepada seorangpun sebelummu-yang dapat engkau baca sewaktu berdoa dengan harap-harap cemas? Maka bacalah:
"Yaa nuurus samawaati wal ardhi.
Wayaa qoyyumas samaawaati wal ardhi.
Wayaa shomadas samaawati wal ardhi.
Wayaa zainas samaawaati wal ardhi.
Wayaa jamaalas samaawati wal ardhi.
Wayaa dzal jalaali wal ikroom.
Wayaa ghoutsal mustaghitsiina.
Wamuntaha roghbatil "aabidiina.
Wa munaffisal kurobi "anil makrubiina.
Wa mufarrijal ghommi "anil maghmuumiina.
Wa shoriikhol mustashrikhiina.
Wa mujiiba suu"aalil "abidiina..."
"Wahai Dzat Yang Menerangi langit dan bumi.
Wahai Dzat Yang Mengurus langit dan bumi.
Wahai Dzat Yang Menahan langit dan bumi.
Wahai Dzat Yang Menghiasi langit dan bumi.
Wahai Dzat Yang Memperindah langit dan bumi.
Wahai Dzat Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan.
Wahai Dzat Yang menjadi tempat memohon pertolongan bagi mereka yang memohonnya.
Wahai Dzat yang menjadi puncak harapan para ahli ibadah.
Wahai Dzat Yang Melepaskan beragam kesulitan bagi mereka yang dilandanya.
Wahai Dzat Yang Menghilangkan kecemasan dari mereka yang ditimpanya.
Wahai Dzat Yang Memberi pertolongan kepada mereka yang memohonnya.
Dan, Wahai Dzat Yang Mengabulkan permohonan para hamba-Nya..."
"Selanjutnya, silakan engkau berdoa kepada Allah dengan doa yang menyangkut urusan dunia dan akhirat."
Berdoa
adalah kebutuhan seorang hamba pada Tuhannya. Biasanya, kebutuhan itu
muncul setiap saat terlebih jika kita merasa bahwa diri ini tidak
sanggup menanggung beban, masalah yang datang bergantian, hingga sampai putus harapan.
Selain sebagai kebutuhan, Allah juga menyerukan para hamba-Nya untuk mau berdoa, meminta apa
pun yang kita inginkan, tanpa harus "memaksa" Allah untuk cepat
mengabulkan doa kita. Sebab pada dasarnya, cukuplah Allah yang Mahatahu
segala yang terbaik untuk segenap hamba-Nya dan cukuplah hak kabul-mengabulkan menjadi urusan dan rahasia-Nya semata.
"Dan
Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS Al-Mukmin: 60).
Islam begitu indah dan sistematis. Segala amal ibadah memiliki cara dan adab
masing-masing. Begitu pun dengan berdoa. Karena Allah menganjurkan kita
untuk berdoa dan lengkap dengan jaminannya bahwa akan dikabulkan
oleh-Nya, maka perbanyaklah meminta pada Allah dengan suara yang lembut,
penuh harap-juga selipkan wasiat Jibril selepas shalat fardhu kita. Insya Allah, Dia perkenankan semua hajat kita. Amin. Wallahu a"lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar