Minggu, 16 Desember 2012

KEUTAMAAN SURAT AL IKHLAS


Dari Abi Sa'id Al Khudriy ra :

"Sungguh Seseorang mendengar sahabatnya membaca Qul Huwallahu Ahad (Surat Al Ikhlas), dan mengulang-ulangnya di malam hari, maka ketika pagi harinya ia datang kepada Nabi saw dan menceritakan itu, maka Rasulullah saw bersabda : "Demi Diriku yang berada dalam Genggaman Allah swt , sungguh Surat Al Ikhlas menyamai sepertiga Alqur'an." (Shahih Bukhari)


Diriwayatkan pula dalam Shahih Al Bukhari bahwa Al Imam Masjid Quba' setelah membaca Al Fatihah selalu membaca surat Al Ikhlas kemudian dilanjutkan dengan surat yang lainnya, maka ia diprotes oleh makmumnya karena hal ini, maka sang imam berkata: "jika engkau masih menginginkan aku untuk menjadi imam, maka aku akan terus melakukan hal ini, jika tidak carilah imam yang lain", maka si makmum mengadukannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata: "wahai Rasulullah, tidak pernah engkau mengajarkan kepada kami untuk selalu membaca surat Al Ikhlas setelah Al Fatihah, namun imam itu melakukannya". Zaman sekarang hal seperti ini disebut sebagai bid'ah, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada sang imam: "Mengapa engkau melakukan hal itu wahai imam masjid Quba, padahal aku tidak pernah mengajarkannya?", maka sang imam menjawab dengan singkat : إِنِّيْ أُحِبُّهَا (sungguh aku mencintai surat Al Ikhlas), maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab : "cintamu pada surat Al Ikhlas membuatmu masuk kedalam surga Allah".

Karena mencintai kalimat هُوَ اللهُ أَحَدٌ, Dialah (Allah) Yang Maha Tunggal, maka jadikanlah Dia tunggal di dalam jiwa kita di saat kita berdzikir kepada Allah, di saat kita shalat, di saat kita berdoa dan bermunajat, hilangkan semua nama dari hati kita kecuali nama اللهُ أَحَدٌ هُوَ. Jadikan nama itu menguasai jiwa dan sanubari melebihi segalanya

Teringat kisah ketika sayyidina Bilal ketika disiksa ia mengelurkan rinduannya kepada sang Maha Tunggal dengan kalimat أَحَدٌ, أَحَدٌ . Diriwayatkan dalam riwayat yang tsiqah (kuat) bahwa sayyidina Bilal tidak merasakan sakit saat ia disiksa, bahkan ia dalam kesejukan tanpa merasakan kepedihan atas siksaan yang diperbuat oleh kuffar quraisy karena ia dalam kelezatan menyebut nama Allah subhnahu wata'ala. Masya Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar